Sintang post authorelgiants 24 Februari 2020

Anggota DPRD Prihatin dengan Kelistrikan Sintang

Photo of Anggota DPRD Prihatin dengan Kelistrikan Sintang

SINTANG, SP - Anggota DPRD Sintang, Billy Welsan, menyayangkan rumitnya prosedur pemanfaatan sumber daya alam untuk penggunaannya sebagai sumber energi. Hal ini disampaikannya usai mengunjungi air terjun Nokan Cicak di Kecamatan Ambalau, beberapa waktu lalu.

“Di Kecamatan Ambalau ini kan, banyak air terjun yang cukup deras dengan debit air yang cukup banyak. Sementara Ambalau dan Serawai ini kan, listriknya menyala hanya malam hari. Siang hari listrik milik negara yang dikelola PLN tidak nyala,” ujar Billy.

Seharusnya, kata dia, masyarakat bisa memanfaatkan air terjun yang ada menjadi Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA), sehingga masyarakat dapat menikmati listrik 24 jam.

Politisi muda dari Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) itu, menyebutkan dirinya prihatin atas kondisi ketersediaan listrik di Sintang. Sementara Sintang sendiri memiliki potensi besar dalam penyediaan listrik menggunakan sumber energi hijau, seperti air dan tenaga surya.

Namun proses pemberian bantuan untuk pembangunan atau penyediaan kedua hal tersebut, tidak boleh dilakukan oleh pihak kabupaten kaerna merupakan kewenangan Dinas ESDM di tingkat provinsi.

“Memang disayangkan ya, dengan regulasi seperti itu kita akan sedikit lambat dalam memproses pembangunan pusat-pusat berbasis energi terbarukan,” katanya.

“Tapi untuk pengadaan panel surya kita sudah diberi solusi oleh Kementrian ESDM, lewat pengucuran dana ADD Stimulan. Dan kita saat ini sedang menunggu Peraturan Bupati sebagai penunjang proses tersebut,” pungkasnya. (hms/lha)

Kegawatdaruratan Infrastruktur

Anggota DPRD lainnya, Santosa, menyebutkan bahwa masih banyak desa yang menginginkan peningkatan ruas jalan, ketersediaan air bersih, dan PLN.

“Banyaknya desa yang ada di Kayan Hilir yang berjumlah 43 desa, sehingga tidak mungkin semua bisa terakomodir, mengingat anggaran yang ada terbatas. Jadi, masih ada beberapa desa yang belum menerima program pembangunan di tahun 2020 ini,” ungkap pria yang akrab disapa Santo ini, usai menghadiri Musrenbang di Kecamatan Kayan Hilir, belum lama ini.

Dalam Musrenbang kali ini, Santo melihat persoalan dan usulan masyarakat berdasarkan hasil musrenbang di desa masing-masing ternyata masih kurang lebih sama dengan tahun-tahun sebelumnya.

“Masih seperti tahun-tahun sebelumnya, insfrastruktur jadi poin besarnya. Contoh, permintaan desa untuk dapatkan peningkatan ruas jalan menjadi keluhan dasar masyarakat di Kayan. Yang kedua, air bersih dan masyarakat berharap supaya PLN masuk ke setiap desa,” ungkapnya.

Dalam kedudukannya sebagai wakil rakyat, terkhusus karena dirinya berasal dari daerah pemilihan Kayan Hilir dan Kayan Hulu, Santosa menyampaikan bahwa ia dan rekan-rekannya yang lain akan berusaha keras untuk memperjuangkan usulan dan permintaan masyarakat tersebut di pemerintah daerah tingkat kabupaten.

Ia juga akan berusaha membantu melalui penyaluran pokok-pokok pikirannya selaku anggota DPRD.

“Di tahun 2021, kita memang akan mengusahakan minimal satu desa mendapatkan satu program pembangunan dari pemerintah daerah, untuk 391 desa yang ada di Kabupaten Sintang ini, agar rasa keadilan dapat terwujud,” pungkasnya. (hms/lha)

 

Berita Terkait

Baca Juga

Komentar Anda