KETAPANG, SP - Dinas Pertanian, Peternakan dan
Perkebunan (DPPP) bersama PT Inti Sawit Lestari (ISL) BGA Group serta pihak
terkait lainnya menggelar sosialisasi pembahasan kegiatan replanting kebun plasma
PT ISL yang berada di empat kecamatan di Kabupaten Ketapang.
Dalam pembahasan tersebut pihak PT ISL berencana mengundang
Presiden Jokowi pada replanting tahun 2018 mendatang, di Aula Pendopo Bupati
Ketapang, kemarin.
Saat dikonfirmasi, Head Corporate PT BGA, Kamsen
Saragih mengatakan, ide rencana replanting muncul, karena tidak dirawatnya
kebun-kebun yang ada mulai dari pemupukan dan lainnya, sehingga tanaman yang
dihasilkan menjadi lambat dan di bawah hasil kebun secara normal.
"Soal usia tanaman masih dalam batas normal. Kelemahannya, karena
kebun-kebun ini dulu tidak dirawat. Jadi sejak kita menang lelang, setahun
hanya mampu menghasilkan Tandan Buah Segar (TBS) sebanyak 8-9 ton, padahal
normalnya bisa mencapai 24-30 ton pertahun," katanya.
Dalam kondisi seperti ini, pihaknya memutuskan untuk mereplantingkan
kebun inti. Perusahaan rela berkorban selama 2-3 tahun tanpa produksi TBS,
namun setelah itu ketika replanting dilakukan, ditambah dengan pemberiaan bibit
dan perawatan serta manajemen terbaik, maka kebun akan berbuah secara normal
dan menghasilkan TBS lebih banyak.
"Kebetulan kami melihat kebun plasma sama seperti ini. Padahal ada 17.000
hektare lebih yang masuk dalam kawasan yang umur tanamannya bervariasi, mulai dari
berusia 23 tahun hingga 25 tahun dengan kondisi tanamannya yang tidak terawat,
maka mesti direplanting," tutur Kamsen.
"Karena dalam ukuran bisnis tidak menguntungkan lagi, bila setahun yang
dihasilkan seperti itu. Harapan kita, pemilik kebun mau melakukan replanting
agar sama-sama memiliki masa depan dengan berpenghasilan lebih baik, dan ini
rasa tanggung jawab moral kita," tambahnya.
Apalagi, saat ini ada program pemerintah melalui Badan Pengelolaan Dana
Perkebunan (BPDP) yang bisa membantu meringankan biaya replanting bagi petani,
dengan nominal bantuan sebesar Rp25 juta perhektarenya.
"Jadi kalau tahun 2018 ada 5.000 hektare yang siap direplanting, saya
yakin bisa datangkan Presiden RI, Joko Widodo ke Ketapang untuk melakukan serimonial
atau memotivasi para petani. Pasalnya, Pak Presiden pernah menegaskan akan
datang ke Kalbar kalau ada kebun yang direplanting hingga 4000 atau 5000 hektare,"
terang dia.
"Kalau presiden datang tentu dapat memberikan multi player effec bagi Pemda," lanjutnya.
Sementara itu, Asisten II Setda Ketapang, Farhan menilai, replanting merupakan
suatu hal yang memang harus dilakukan, sebab dalam teknis perkebunan masa
produktif ada waktunya. Hal ini dilakukan supaya bisa menguntungkan.
Replanting kebun akan menjadi sebuah keharusan.
Ini perlu diatur, sebab bagaimanapun ada perusahaan inti sebagai avalis.
Pasalnya, kebun plasma pasti tetap berhubungan dengan kebun inti.
"Peran pemerintah ada dalam hal ini, seperti adanya bantuan Rp25 juta
perhektare untuk masyarakat yang melakukan replanting. Contohnya, replanting
perlu biaya Rp 75 juta, dengan adanya bantuan, maka dapat mengurangi biaya yang
ada. Jadi replanting ini seperti para petani membangun kebun baru, semata untuk
mendapatkan hasil yang baik," terangnya. (teo/bob)
Wacanakan Undang Presiden Saat Replanting Kebun Sawit
Jumat, 03 November 2017 19:27 WIB
|
Pembaca:
606

SOSIALISASI - Dinas Pertanian, Peternakan dan Perkebunan (DPPP) Ketapang bersama PT Inti Sawit Lestari (ISL) BGA Group menggelar sosialisasi pembahasan kegiatan replanting kebun, di Aula Pendopo Bupati Ketapang, kemarin