JAKARTA, SP – Calon Ketua Umum (Caketum) Partai Golkar, Ade
Komarudin (Akom) dikabarkan kedapatan melakukan pertemuan dengan Pimpinan DPD
tingkat I Partai Golkar dari Kalimantan Barat, di Hotel Grand Melia Jakarta,
Selasa (10/5), pukul 12.00-13.00 WIB.
Menurut Ketua Komite Etik Musyawarah Nasional
Luar Biasa (Munaslub), Fadel Muhammad, pertemuan tersebut dapat dikategorikan
melanggar ketentuan yang berlaku, dalam rencana penyelenggaran Munaslub Partai
Golkar, pekan depan di Bali.
Operasi tangkap tangan itu berawal dari
adanya sebuah laporan, mengenai dugaan pertemuan terlarang itu. Dari laporan
tersebut, kemudian dia mengirim sejumlah anggota Komite Etik untuk menyergap.
Sebelumnya, mantan Gubernur Gorontalo ini
menyebutkan, komite etik telah menugaskan sebanyak 40 orang, mengikuti dan memantau
pergerakan seluruh calon kemanapun.
“Termasuk pemilik suara, juga kita pantau.
Kemudian ada laporan pertemuan itu, saya kirim orang ke sana. Si Butar Butar
dan Lawrence Siburian yang nangkap,” kata Fadel, Rabu (11/5) di Jakarta.
Fadel menuturkan, anggota Komite Etik
Munaslub Golkar yang datang bersama dua staf tersebut, mendatangi lokasi
pertemuan dan menyampaikan bahwa sudah ada peraturan etik yang melarang adanya
pertemuan caketum dengan DPP, DPD I dan II selaku pemegang hak suara pemilihan di
luar agenda Steering Committee (SC) yang ditentukan.
Dipastikannya, tidak ada yang keliru dalam
penyergapan itu. Mantan Gubernur Gorontalo ini menambahkan, pihaknya belum
menemukan indikasi adanya politik uang dalam pertemuan siluman itu.
Menurutnya, Caketum Ade Komarudin turut hadir
dalam pertemuan. Hal itu dapat dibuktikan dengan bukti-bukti foto yang dimiliki
komite etik.
“Kini sedang kita siapkan laporannya untuk
diproses dalam sidang etik. Kamis (red-12/5) ini akan kami mintai keterangannya
dalam sidang etik di Bali. Soal sanksi belum ada, karena kami belum
menyidangkan dan perlu bukti-bukti tambahan,” katanya.
Lawrence Siburian,
panitia Munaslub mengatakan, panitia telah mengatur agenda bagi
seluruh Caketum Golkar untuk bertemu dan berkampanye dengan pemilik suara di
Golkar.
“Sudah dijadwalkan, contohnya 12-13 Mei nanti
di Bali akan ada kampanye.
Lalu di Surabaya dan di Sumatera Utara, barulah di
situ ?semua calon boleh kampanye, bertemu melobi pemilik suara. Ini kan sudah
disepakati, kenapa dilanggar?” tandasnya.
Perwakilan tim sukses Ade Komarudin di
Munaslub, Bambang Soesatyo ketika dikonfirmasi Suara Pemred, membantah perihal tangkap tangan pertemuan Akom
dengan Pimpinan DPD Golkar Kalbar tersebut.
Menurutnya, hal itu merupakan tuduhan yang dapat
menyudutkan Akom sebagai Caketum Golkar. Dia menegaskan, jika pihak-pihak yang
melakukan tuduhan itu tidak menyertakan alat bukti, pihaknya akan melaporkan perihal
tersebut ke penegak hukum.
“Tidak ada suap-menyuap dan tidak ada
pertemuan. Tidak benar. Saya jamin itu. Tim hukum Akom (Ade Komarudin) akan
mengambil langkah hukum, atas fitnah suap tanpa bukti tersebut,” kata Bambang.
Adang Bantah
Sekretaris
Jenderal Partai Golkar Kalbar, Adang Gunawan membatah telah terjadi pertemuan
yang direncanakan antara Ketua Partai Golkar Kalbar, Morkes Effendi dengan
salah satu Caketum Partai Gollkar.
"Kejadiannya
sebenarnya tidak seperti itu. Kebetulan ketua kami, Pak Morkes Effendy baru
saja datang ke hotel itu, dan tidak sengaja ketemu Pak Komarudin yang mungkin
ada kegiatan di hotel itu,” jelas Adang Gunawan kepada Suara Pemred, saat
dihubungi melalui telepon genggamnya.
Sebagai
sesama orang Golkar dan sudah saling kenal, wajar saling tegur dan saling
bersalaman. “Berpapasan buang muka dan tidak menyapa, malah itu yang
aneh," jelas
Adang Gunawan.
Adang
juga menjelaskan bahwa, Dewan Kehormatan Partai Golkar sudah melakukan tugasnya
dengan kejadian tersebut. Hasilnya tidak ada sanksi apa-apa, karena memang pertemuan itu tidak sengaja dan di tempat
terbuka.
“Apalagi
sampai ada tuduhan tertangkap tangan atau transaksi uang, itu isu yang
menyesatkan. Jadi, semua sudah clear.
Saya pun ketika itu berada di luar hotel," kata Adang.
Wakil Ketua
Dewan Pimpinan Daerah Partai Golongan Karya (DPD Golkar) Provinsi Kalbar, Ibrahim
Dahlan mendesak Komite Etik Munaslub menindak tegas, terhadap pelanggar aturan.
“Kalau ada
pertemuan dengan calon ketua umum, mesti ditindak. Kalau tidak ditindak maka
kewibawaan Panitia Munaslub akan turun. Ini saatnya menegakkan aturan demi kewibawaan
dan harga diri Partai Golkar,” kata Ibrahim Dahlan.
Ibrahim
berkata, kelompok Adang Gunawan harus mampu menjaga nama baik Partai Golkar
dari Kalbar. Tidak boleh terjebak kepentingan pragmatis yang bisa merugikan
nama baik Golkar di masa mendatang.
“Mestinya dalam suasana rekonsiliasi, semua
pihak harus mampu menahan diri dalam banyak hal. Terutama masalah etika, demi
kewibawaan Partai Golkar di masa mendatang,” ujarnya.
Komite Etik
Komite Etik dibentuk menjelang Munaslub
Golkar dengan tujuan mengawal rekonsiliasi Golkar yang fair, bersih, dan bebas
permainan money politics. Lalu, apakah sejauh ini komite etik netral berdiri di
tengah?
Pertanyaan besar ini muncul seiring semakin panasnya suhu politik menjelang
Munaslub Golkar. Sejumlah timses Caketum mulai mempersoalkan netralitas Komite
Etik Golkar, terutama menyangkut penghakiman terhadap ada atau tidaknya pelanggaran
terhadap manuver para Caketum menjelang Munaslub.
Bambang menuding bahwa Komite Etik Munaslub
tidak mengerti aturan yang telah ditetapkan panitia pengarah, dalam mengawasi
upaya pelanggaran yang mungkin dilakukan.
Menurutnya, dalam buku kode etik, tepatnya
pada Bab X Pasal 10 tentang larangan Caketum Partai Golkar, menegaskan bahwa
tim sukses dilarang bertemu dengan pemilik suara.
Jika demikian, Bambang mempertanyakan,
bagaimana pertemuan yang dilakukan tim sukses salah satu calon dengan pemilik
suara di Hotel Ritz Charlton, dan dalam turnamen golf itu tidak dianggap
melanggar oleh Komite Etik.
“Pertemuan di Ritz Charlton dan turnamen golf
yang dihadiri oleh tim sukses Caketum, jelas-jelas telah melanggar aturan etik.
Bagaimana seorang Fadel Muhammad dan Lawrence Siburian, tidak tahu aturan
terkait larangan itu,” terangnya.
Wajar kubu Akom kecewa, pasalnya perlakuan
berbeda dilakukan Komite Etik kepada kubu Setya Novanto. Pertemuan
pengurus daerah di Hotel Ritz-Carlton yang dihadiri juga oleh sejumlah tim
sukses Setya Novanto tidak dianggap sebagai pelanggaran.
"Yang di Ritz-Carlton tim suksesnya. Yang dilarang itu Caketumnya, panitia
penyelenggara dan peserta," kata Wakil Ketua Komite Etik Munaslub Golkar,
Lawrence Siburian.
Pertemuan di Ritz-Carlton itu berlangsung pada Senin (9/5) lalu. Menurut
Lawrence, tim sukses dibebaskan berinteraksi dengan pengurus daerah yang
merupakan pemilik suara. "Kalau timsesnya tidak diatur, dia boleh
melobi siapa ajak siapa dia boleh," ungkapnya.
Lalu apa gerangan yang bakal diputuskan sidang Komite Etik Munaslub Golkar pada
Kamis (hari ini)? Apakah sikap tak seimbang Komite Etik akan berujung ke gugatan
ke penegak hukum? (ang/aju/hd/ant/det/cnn/lis/sut)
Ade Komarudin dan Morkes Effendi Tertangkap Basah di Hotel
Kamis, 12 Mei 2016 12:00 WIB
|
Pembaca:
2507

Sejumlah kendaraan melintas di sekitar bendera Partai Golkar di Nusa Dua, Bali, Rabu (11/5). Munaslub Partai Golkar akan digelar 15-17 Mei 2016, terlihat semarak dengan dipasangnya berbagai atribut partai di sepanjang jalur utama Denpasar-Nusa Dua. ANTAR