PONTIANAK, SP –Di Kalbar, Imlek 2567 berlangsung meriah dan damai. Ribuan warga berpesta
kembang api, dan rumah-rumah ibadah atau vihara dipenuhi warga yang sembahyang.
Rumah
Wakil Gubernur Kalbar, Christiandy Sanjaya, sedari Minggu (7/2) malam, gemerlap
lampion dan lampu merah, beradu dengan gerimis dan nyala terang kembang api.
Ribuan butir hujan gemerlap, tertempias nyala beraneka rupa terang dan temaram
cahaya kembang api. Suasana itu menimbulkan imaji tersendiri.
"Sama seperti
tahun-tahun sebelumnya, tiap malam pergantian tahun Cina (Imlek), kami
sekeluarga selalu menggelar pesta kembang api. Tahun ini kita juga
melaksanakannya, untuk memeriahkan malam Imlek," kata Christiandy.
Pesta kembang api dimulai pukul 22.00-00.00 WIB. Tahun ini kembang api yang
dimainkan sedikit berbeda. Kembang yang
dinyalakan jenis terbaru buatan Tiongkok. Kembang api ini bisa terus menyala
selama satu jam, bahkan bisa dihidupkan dari jarak jauh.
"Semua kembang api ini, merupakan sumbangan dari beberapa yayasan di
Kalimantan Barat, dan juga ada yang dibeli dengan dana pribadi," tuturnya.
Esoknya,
Senin (8/2), sedari pagi hingga malam hari, ratusan tamu seakan tak pernah
putus mengunjungi rumah dinas di Jalan Zainuddin No 5, Pontianak.
Mulai
dari pejabat teras hingga masyarakat biasa, masuk ke rumah orang nomor dua
Kalbar tersebut.
Para tamu membaur bercengkerama bersama merayakan Imlek tahun
ini.
Mulai
dari Pangdam, Lantamal, Lanud, Polda, sejumlah kepala daerah, kepala dinas dan
lainnya. Para tamu pun tak ada sekat dengan warga sipil yang juga ikut
merayakan Imlek bersama keluarga Christiandy.
Ia berharap di tahun Monyet Api
ini, dirinya dan masyarakat Kalbar mendapatkan kehidupan yang lebih baik.
Menu spesial saat Imlek atau makan
besar atau Ciak Tuai Kai, dan Wagub selalu menyukai mi umur panjang
masakan istrinya.
Mi umur panjang selalu ada di hari-hari spesial, terutama
saat kumpul keluarga seperti Imlek.
“Selain itu, ada teripang selalu
tersaji bagi makanan keluarga," kata Karyanti Sandjaya.
Sembahyang
Imlek
Menjelang pergantian tahun
China atau Imlek, masyarakat selalu berduyun-duyun mendatangi vihara atau
klenteng untuk sembahyang.
“Kami sekeluarga setiap
tahun selalu melaksanakan sembahyang di klenteng-klenteng terdekat. Untuk tahun
ini, kami sembahyang di Klenteng Vihara Paticca Samuppada dalam menyambut malam
Tahun Baru Imlek," kata Amel, seorang warga di klenteng yang terletak di
Jalan Waru Pontianak.
"Sembahyang yang kami
lakukan sebagai ungkapan rasa syukur, dan meminta dimurahkan rezeki pada tahun
yang akan datang. Apalagi malam Imlek ini diwarnai hujan yang kami percaya
dapat membawa keberuntungan," ujarnya.
Hal senada dikatakan Ajun,
warga Tionghoa Pontianak lainnya. Menurutnya, sembahyang ke klenteng yang
mereka lakukan, guna menyambut kedatangan dewa pembawa rezeki atas kehidupan,
kesehatan, kebaikan, dan rezeki yang telah diberikannya selama satu tahun yang
telah dilalui, dan yang akan datang.
"Mudah-mudahan
keluarga kami dan semua warga Kalbar, dimudahkan rezekinya dan dipermudahkan
segala usaha," ujarnya.
Pengurus Klenteng Paticca
Samuppada Pontianak, Herison Hermanto mengatakan, hujan di malam Imlek menurut
kepercayaan mereka sebagai tanda kesejukan, dan dimaknai dengan keberuntungan.
"Meskipun malam Imlek
di Pontianak diwarnai hujan, tidak menyurutkan warga Tionghoa melaksanakan
sembahyang di klenteng-klenteng yang ada," ujarnya.
Menurut dia, sembahyang di
klenteng dalam menyambut Tahun Baru Imlek, guna memohon kepada dewa pembawa
rezeki agar diberikan kemudahan dalam memperoleh rezeki di tahun depannya.
Dari pantauan di lapangan, terlihat
asap mengepul dari hio yang dibakar oleh setiap pengunjung, berpadu dengan terang
cahaya lilin yang dibakar setiap pengunjung klenteng. Hal itu menjadi
pemandangan tersendiri jelang perayaan Imlek.
Imlek tak sah tanpa
bagi-bagi angpao atau bagi-bagi uang.
Usai melakukan ritual sembahyang Imlek di
Kelenteng, angpao dibaikan.
Susanto bersama kakak
dan ayahnya, usai ibadah memberikan angpau pada pengemis dan gepeng yang
terlihat memenuhi area kelenteng tersebut.
“Apalagi mereka sudah mengetahui,
tradisi memberi masyarakat Tionghoa usai ibadah itu tinggi,” ujarnya usai
sembahyang di vihara.
Sementara itu, anggota DPRD
Sanggau, Konggo Tjintalong Tjondor mengatakan, perayaan Imlek 2567 di Kabupaten
Sanggau terkesan sepi, dibandingkan tahun sebelumnya.
Hal ini bisa terlihat dari tidak
banyak letupan kembang yang menghiasi langit bumi Daranante, juga konsentrasi
massa di jalan-jalan sepi. “Mungkin perekonomian masyarakat
sedang lesu,” ujarnya.
Imlek
Damai
Kapolda Kalbar, Brigjen
Arief Sulistyanto menyatakan, sejauh ini situasi Imlek di Kalbar berlangsung aman
dan lancar. Ada sekitar 107 klenteng atau 903 vihara yang diamankan pada perayaan
Tahun Baru Imlek tahun 2016.
"Kami melakukan
pengamanan secara merata dan komprehensif, agar situasi Kamtibmas di Kalbar
dalam keadaan kondusif," tutur Arief.
Polda Kalbar membentuk 14
pos pengamanan sepanjang Operasi Liong Kapuas 2016, yang dibangun di lima Polres.
Diantarnya di Polresta Pontianak lima pos, Polres Singkawang dua pos, Mempawah
dua pos, Sambas tiga pos, dan Polres Bengkayang dua pos, yang didukung oleh
1.750 personil polisi.
KBO Reskrim Polres Sanggau,
Rahmad mengatakan bahwa selama perayaan di Kabupaten Sanggau semuanya berjalan
dengan lancar tidak ada masalah yang dihadapi.
“Semuanya berjalan lancar, tidak
ada temuan-temuan dilapangan terkait pelanggaran, dan ini sudah sesuai harapan
kita, yang mana kita telah menurunkan sebanyak 200 personil untuk pengamanan,”
tuturnya.
(yoo/del/yod/umr/pul/lis)
Wagub Kalbar: Ditahun Monyet Api, Berharap Dapat Kehidupan yang Lebih Baik
RegionalEditor sutan 2016-02-09 13:42:10 pm Dibaca : 1322
