Bengkayang,SP - SDN 06 Madi menjadi tuan rumah bimtek peningkatan mutu pendidikan yang dihadiri oleh sejumlah narasumber, termasuk dosen-dosen PGSD Institut Shanti Bhuana. Kegiatan ini merupakan bagian dari upaya mendukung Implementasi Kurikulum Merdeka (IKM) di Kabupaten Bengkayang. Workshop tersebut dihadiri oleh Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Bengkayang, Bapak Heru Pujiono, S.K.M., M.K.M., serta beberapa tokoh pendidikan lainnya seperti Bapak Prima, dan dua dosen PGSD Institut Shanti Bhuana, Bapak Yosua Damas Sadewo, S.Pd., M.Pd., dan Bapak Totok Victor Didik Saputro, M.Pd. Kegiatan ini juga melibatkan kepala sekolah dan guru-guru dari SDN 06 Madi, SDN 07 Trans Mabak, dan SDN 05 Jelatok.
Acara dimulai dengan pemaparan dari Bapak Heru Pujiono, S.K.M., M.K.M., yang membedah mutu pendidikan di Kabupaten Bengkayang berdasarkan Raport Pendidikan Sekolah Dasar. Dalam paparannya, Bapak Heru menekankan pentingnya memanfaatkan data Raport Pendidikan untuk meningkatkan kualitas pengajaran di sekolah-sekolah dasar.
"Data ini memberikan gambaran yang jelas mengenai kekuatan dan kelemahan sekolah, sehingga kita bisa merumuskan langkah konkret untuk peningkatan mutu pendidikan," ungkapnya. Ia juga mendorong sinergi antara guru, kepala sekolah, dan pemerintah daerah dalam upaya meningkatkan kualitas pendidikan di wilayah tersebut.
Sesi berikutnya diisi oleh Bapak Prima, yang membahas topik Penyusunan Asesmen Berbasis Komputer. Dalam presentasinya, Bapak Prima menjelaskan bahwa penggunaan asesmen berbasis komputer mampu memberikan penilaian yang lebih objektif dan efisien. "Asesmen berbasis komputer membantu guru untuk meminimalkan kesalahan dalam penilaian serta menyediakan umpan balik lebih cepat kepada siswa," ujar Bapak Prima.
Ia juga menekankan bahwa metode ini mempermudah guru dalam mengelola hasil asesmen secara digital, sehingga guru dapat lebih fokus pada peningkatan kualitas pembelajaran.
Tidak kalah menarik, Bapak Yosua Damas Sadewo, S.Pd., M.Pd., menyoroti pentingnya pembelajaran interaktif di sekolah dasar. Menurutnya, pembelajaran yang bersifat interaktif dapat mendorong kreativitas dan memfasilitasi beragam karakteristik siswa.
"Baik melalui metode konvensional maupun teknologi, guru perlu menciptakan lingkungan belajar yang dinamis dan menyenangkan," ungkap Bapak Yosua, memotivasi guru untuk lebih inovatif dalam mengajar.
Sebagai penutup, Bapak Totok Victor Didik Saputro, M.Pd., memberikan sesi praktik langsung yang sangat dinanti-nanti oleh para peserta. Ia memperkenalkan berbagai alat multimedia interaktif seperti Desmos, Phet, Google Sites, dan Quizziz yang dapat digunakan untuk memperkaya pembelajaran.
Para guru diajak untuk mengeksplorasi secara langsung alat-alat tersebut, sehingga dapat memahami cara menerapkannya dalam kelas. "Multimedia interaktif ini diharapkan menjadi alternatif yang efektif untuk membuat pembelajaran lebih menarik dan sesuai dengan kebutuhan siswa sekolah dasar," pungkas Bapak Totok.
Workshop ini tidak hanya memperkaya pengetahuan guru-guru di daerah perbatasan, tetapi juga memberikan inspirasi baru dalam menciptakan pembelajaran yang lebih interaktif, kreatif, dan relevan dengan tuntutan zaman.
Penulis: Mickael Febrianto Owen (D)