Bengkayang,SP- Jajaran TNI Kodam XII Tanjungpura bersama Pemerintah dan pihak swasta melakukan panen demplot padi gogo, jagung dan sorgum di lahan Kompi B Yon Zipur di Kecamatan Lumar, kabupaten Bengkayang, Senin (17/3).
Panen bersama ini dalam menunjang program ketahanan pangan melalui pelaksanaan demplot padi gogo, jagung dan sorgum hasil teknologi Tanpa Oleh Tanah (TOT) pada lahan marjinal.
Kepala UPT Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Kalbar, Suyatno menyatakan, panen ini merupakan wujud komitmen dan semangat yang tinggi terhadap upaya mewujudkan swasembada pangan baik di daerah Kabupaten Bengkayang, Provins Kalbar maupun nasional," katanya.
Menurut Suyatno, panen tersebut dalam upaya mewujudkan visi Indonesia maju menuju Indonesia emas 20245. Oleh karena itu, pemerintah di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka telah merumuskan delapan misi yang disebut Astacita sebagai langkah-langkah dan strategi pencapaiannya.
Salah satu dalam misi tersebut adalah memantapkan sistem pertahanan keamanan negara dan mendorong kemandirian bangsa melalui swasembada pangan, energi, air, ekonomi kreatif, ekonomi hijau, dan ekonomi biru.
"Pemerintah saat ini berkomitmen untuk mengejar swasembada pangan. Swasembada pangan yang ingin kita wujudkan saat ini tentu memiliki tantangan yang berbeda dibandingkan periode sebelumnya terutama tantangan kebutuhan pangan yang jauh lebih besar seiring dengan pertambahan jumlah penduduk yang semakin laju dari tahun ke tahun," ujarnya.
Sehingga kata dia, alih fungsi lahan khususnya dari lahan sawah menjadi lahan non pangan akan semakin mengancam kemandirian dan ketahanan pangan nasional.
Selain itu, fenomena perubahan iklim juga merupakan salah satu kendala dalam mewujudkan swasembada pangan. Karena sebagian besar lahan-lahan sawah di Kalimantan Barat khususnya merupakan lahan sawah tadah hujan yang bergantung pada curah hujan.
"Salah satu upaya swasembada pangan adalah melalui peningkatan produksi padi. Hari ini kita melaksanakan kegiatan panen bersama pagi Gogo dan sorgum yang memanfaatkan lahan kering dilingkungan Kompi B Yon Zipur Bengkayang," katanya.
Hal tersebut katanya, dalam rangka untuk meningkatkan produksi padi masyarakat dapat memanfaatkan lahan tidur atau tidak terpakai di tiap desa atau kelurahan masing-masing serta dapat dilakukan upaya pendampingan kepada masyarakat untuk pemanfaatan lahan tidur tersebut.
"Pemanfaatan lahan tidur tersebut dilakukan dengan menanam tanaman pangan sehingga dapat bermanfaat bagi pemilik lahan dan swasembada pangan. Hal ini sejalan dengan visi pemerintah untuk mewujudkan Indonesia sebagai negara yang mandiri dan berdaulat dalam bidang pangan," ujarnya.
Untuk mendukung swasembada pangan di Kalbar, khususnya di Bengkayang dia mengajak semua pihak bersinergi sehingga target swasembada pangan dapat tercapai.
"Para petani sebagai ujung tombak dalam mewujudkan ketahanan pangan kita apresiasi setinggi-tingginya atas kerja keras dan dedikasinya. Pemerintah akan terus berupaya untuk memberikan dukungan dan pendampingan agar para petani dapat meningkatkan kesejahteraan," ujarnya.
Dia menjelaskan, Padi Gogo adalah jenis padi yang ditanam di lahan kering atau ladang. berbeda dengan padi sawah yang ditanam di lahan basah atau sawah yang tergenang air. Padi gogo tidak memerlukan irigasi khusus sehingga dapat ditanam di lahan kering atau yang biasa ditanami komoditi perkebunan.
Dia berharap, seluruh instansi terkait, Pihak TNI beserta jajarannya, kepolisian daerah beserta jajarannya, pemerintah daerah beserta jajarannya dan kementerian pertanian untuk bekerjasama, bersinergi, berkolaborasi, mendukung dan mendorong upaya swasembada pangan ini sesuai dengan perannya.
Kolaborasi tersebut katanya, agar program ketahanan pangan berjalan dengan lancar dan aman mencapai tujuan yang diharapkan yaitu dapat meningkatkan luas tanam padi meningkatkan produksi padi, produktivitas serta indeks pertanaman dan peningkatan produksi pertanian serta peningkatan kesejahteran petani.
Dia menjelaskan, potensi lahan kering Provinsi Kalimantan Barat seluas 200.000 hektare dan pada tahun 2024 luas lahan yang tertanami sebesar 87.082 hektare.
Namun lanjutnya, dalam lima tahun terakhir katanya, terjadi penurunan luas tanam padi lahan kering seluas 35.000 hektare, hal ini dikarenakan adanya regulasi terkait pembukaan lahan untuk ladang berpindah, produktivitas yang masih rendah serta lahan kering memiliki kesuburan tanah yang rendah.
"Pada tahun 2024 luas tanam padi lahan kering seluas 87.082 hektare dengan luas panen sebesar 86.933 hektare dan perkiraan produksi 145.655 Ton GKG," ujarnya.
Sementara Kabupaten yang memiliki potensi padi lahan kering besar yaitu di Kabupaten Landak, Sanggau, Bengkayang, Sintang, Kapuas Hulu dan Sekadau. Potensi padi lahan kering Kabupaten Bengkayang sendiri seluas 6.500 hektare , dengan luas lahan yang sudah di tanami seluas 6.000 hektare.
"Masih ada potensi 500 hektare bahkan lebih yang belum termanfaatkan," ujarnya.
Untuk meningkatkan luas tanam padi lahan kering, Kementerian Pertanian RI melalui BPTP Perkebunan Kalimantan Barat serta Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Kalimantan Barat mengucurkan bantuan padi lahan kering seluas 97.785 hektar dengan komponen bantuan berupa benih, pestisida dan herbisida.
"Melalui bantuan ini diharapkan akan terjadi peningkatan produksi yang signifikan pada lahan kering," ujarnya.
Sementara itu, Pabandya Komsos Sterdam XII Tanjungpura Mayor Arm Yogie menyatakan, pihak TNI selalu mendukung program ketahanan pangan dengan melibatkan prajurit yang ada untuk memanfaatkan lahan-lahan kering yang produktif untuk menanam baik jagung maupun padi.
"Kita juga berkolaborasi dengan dinas terkait dan pihak swasta baik dalam penerapan teknologi pertanian dan juga fasilitas benih dan lainnya, supaya hasil pertanian bisa mencapai target," ujarnya.
Dia berharap, kolaborasi yang dibangun tersebut dapat menghasilkan produksi pertanian yang lebih baik di Kalbar, terutama di Kabupaten Bengkayang.
Selain itu, juga berkolaborasi dengan dinas terkait dan pihak swasta baik dalam penerapan teknologi pertanian dan juga fasilitas benih dan lainnya demi tercapainya swasembada pangan di Kalbar.
Bengkayang sendiri merupakan daerah dengan potensi lahan kering sangat besar, sehingga sangat disayangkan apabila tidak dimanfaatkan dengan baik atau dibiarkan begitu saja.
Sehingga katanya, lahan tidur yang ada di lingkungan Yon Zipur ini dimanfaatkan untuk menanam komoditi pertanian sebagai bentuk peran TNI mendukung program ketahanan pangan nasional.
Dia berharap, kolaborasi yang dibangun tersebut dapat menghasilkan produksi pertanian yang lebih baik di Kalbar, terutama di Kabupaten Bengkayang.
Sementara itu, Andy Gumala perwakilan dari PT Agriaku Digital Indonesia menyampaikan, terkait dengan pengembangan komoditi pertanian lainnya seperti sorgum juga layak dikembangkan, pasalnya potensi lahan kering untuk sorgum di Bengkayang sangat menjanjikan.
Sebagain besar lanjutnya, wilayah Kalbar sangat cocok untuk pengembangan sorgum. Selain itu manfaat dari sorgum sendiri dari sisi gizinya sebanding dengan kandungan yang terdapat di jagung.
"Saya menyarankan agar petani di kalbar khususnya di Bengkayang mengembangkan sorgum dengan memanfaatkan lahan kering yang mungkin akan sulit untuk komoditas pertanian lainnya," ujarnya.
Kelebihannya juga tahan kering, biaya perawatan murah dan bisa hidup, nilai jual yang stabil serta bisa untuk pakan ternak.
"Sangat bagus untuk pakan ternak, biaya tergolong murah, pemakaian pupuk dan benih kurang dan pengairan juga tidak terlalu dibutuhkan," ujarnya.
"Saya sangat ingin masyarakat Indonesia dapat mengembangkan sorgum ini," sambungnya.
Dirinya juga mengaku senang bisa bekerjasama dengan TNI dalam pengembangan teknologi pertanian tanpa olah tanah di Bengkayang. Dia berharap metode pertanian tanpa olah tanah di lahan kering dapat membantu petani dalam memilih alternatif pertanian yang murah biaya dengan manfaakan lahan kering yang ada. Pihaknya juga akan siap melakukan kerjasama dengan TNI dalam demplot seluruh Indonesia.
"Kalbar kalau kembangkan ini sangat bagus," pungkasnya.(ril)