Bengkayang post authorBob 20 Maret 2020

DAD Bengkayang Lakukan Ritual Pantabakng Binua

Photo of DAD Bengkayang Lakukan Ritual Pantabakng Binua Ketua DAD Kabupaten Bengkayang, Martinus Kajot

Adat Tolak Bala di Empat Penjuru

BENGKAYANG, SP - Dewan Adat Dayak (DAD) Kabupaten Bengkayang akan melakukan Pantabakng Binua sebagai bentuk respon dalam mengahadapi kondisi yang sedang terjadi di Kalbar, khususnya Kabupaten Bengkayang.

Acara adat tolak bala tersebut, merupakan salah satu upaya masyarakat Dayak mencegah penyebaran virus Corona (Covid-19) di Bengkayang. Diketahui, adat "Pantabakng" (Pagar) Binua adalah Acara Adat Tolak Bala terhadap suatu kondisi wilayah (Binua) yang kurang baik.

Ketua DAD Kabupaten Bengkayang, Martinus Kajot menyampaikan, ritual adat tersebut untuk mencegah atau mengusir, segala apapun bentuknya, termasuk, kejahatan, hama, wabah penyakit menular, yang akan merusak tanaman, manusia, dan ternak.

"Kalau bahasa Bakati, di bilangnya mengakibatkan (AWAR). AWAR adalah terjadinya kehewan atau ternak seperti ayam, anjing, babi, ikan, itulah namanya. Untuk mengatasi hal-hal tersebut, satu-satunya buat adat lalu Basasam. Adat Basasam selama 3 hari, itu yang selalu orang tua kita dulu pakai," ucap Kajot, Jumat (20/3).

Kata Kajot, seharusnya dalam kondisi negara atau daerah seperti ini, adat Basasam ini dilakukan untuk menawar, menyejukkan suatu kampung atau Kabupaten Bengkayang.

"Oleh sebab itu pada Senin 23 Maret 2020, masyarakat adat akan membuat Pantabakng di tempat penjuru, pertama, di titik nol batas negara di Jagoi Babang (Oleh Benua Jagoi). Kedua, di batas wilayah Kabupaten Bengkayang dengan Sambas di Ledo (oleh Binua Ledo). Ketiga, di batas Singkawang- Bengkayang di Kecamatan Monterado (oleh Binua Gajekng). Keempat, di batas Landak-Bengkayang Kecamatan Teriak (oleh Pajanang Banyadu)," jelas Kajot.

Lanjut Kajot, titik pusat kegiatan adalah di Rumah Adat Dayak Ramin Bantang Bengkayang.

"Kita akan "Pasang Tonok Binua" (oleh Binua Palayo). Setelah itu kita se-Kabupaten Bengkayang akan Balalak 1 malam 1 hari pada tanggal 24 Maret 2020 (satu hari full)," jelas mantan Ketua DPRD Kabupaten Bengkayang ini.

Kajot juga turut mengimbau kepada masyarakat yang ingin selamat, dan menyelamatkan daerahnya harus menghormati adat istiadat yang ada.

"Kita harus hormati yang mengerti tentang adat istiadat, bukan kita mau menonjol budaya kita kepada orang lain, ini adat kita lakukan dalam keadaan darurat. Mohon dimengerti, dimana bumi dipijak, di situ langgit dijunjung. Kalau hal itu yang kita lakukan, saya yakin kita akan selamat dari segala penyakit berjangkit," pungkas Kajot.

Sekretaris DAD Kabupaten Bengkayang, Yoseph Erbito menambah, hari ini Jumat (20/3) pihaknya sedang melakukan koordinasi di wilayah batas Jagoi Babang dan Ledo untuk hal tersebut.

"Kami hari ini sedang koordinasi dengan DAD Jagoi Babang dan DAD Ledo. Selanjutnya nanti akan kami sampaikan," ucap Erbito singkat.

Adat ini akan berlaku untuk semua masyarakat. DAD Bengkayang juga memohon maaf juga seandainya pelaksanaan kegiatan mengganggu kenyamanan, dan memohon dukungan masyarakat untuk pelaksanaan acara tersebut. (nar)

Berita Terkait

Baca Juga

Komentar Anda