Bengkayang post authorKiwi 27 Januari 2023

Bupati Kenalkan Kelompok Manajemen SWOT di Bengkayang untuk Gali Potensi Daerah

Photo of Bupati Kenalkan Kelompok Manajemen SWOT di Bengkayang untuk Gali Potensi Daerah

Bengkayang,SP- Bupati Bengkayang, Sebastianus Darwis mengikuti giat rapat bertakjub Bincang Santai Tapi Bermakna, bersama Kementerian Perdagangan RI dan Komjen RI di Sarawak Malaysia. Giat yang mengangkat tema "Peningkatan Perdagangan Melalui Perbatasan Indonesia-Sarawak Malaysia" tersebut diikuti Pemda Bengkayang secara daring, di Aula Utama Kantor Bea dan Cukai Jagoi Babang, kemarin sore.

Dalam giat tersebut, sebanyak 36 Partisipan dari berbagai lembaga dan Kepala PLBN di Seluruh Indonesia khususnya wilayah Kalimantan Barat yang ikut dalam kegiatan Zoom Meeting tersebut, termasuk diantaranya Kabupaten Bengkayang.

Dalam kesempatan tersebut Bupati Darwis mengatakan bahwa dengan luas sebesar 5.396,3 KM persegi, serta total populasi penduduk 290,943 ribu jiwa, membuat kabupaten Bengkayang memiliki potensi yang cukup luas/besar diberbagai sektor.

Bupati Darwis juga menyebut, khusus wilayah perbatasan, Kabupaten Bengkayang dapat dibagi kedalam empat kelompok Manajemen SWOT antara lain. Diantaranya Strength, Weakness, Oportunity, dan Threat.

"Strength disini artinya kita memiliki fglletak geografis yang strategis. Kemudian kita punya potensi di sektor wisata SDA (wisata alam, Wisata Bahari, Pertanian, Perkebunan, Anyaman Bidai, Lada, Jagung, Jahe, Buah-buahan, sayur-mayur," jelasnya.

"Kemudian hal lainnya adalah kita memiliki budaya yang rata-rata hampir sama, alias serumpun. Serta kita juga memiliki masyarakat perbatasan yang berpengalaman di bidang eksportir," timpalnya.

Kemudian untuk threat, kata dia, Bumi Sebalo memiliki potensi Import Barang dan Lalulintas orang dari Sarawak-malaysia semakin meningkat (globalisasi). Kemudian regulasi Aktivitas Perdagangan menjadi Legal (NIB, angka pengenal importir (API dan lain-lain). Termasuk Kabupaten Bengkayang memiliki daya saing standarisasi produk yang ketat.

Sementara untuk kelemahan (weakness), Darwis menyebut bahwa aksesibilitas berupa sarana dan prasarana (Fisik dan Jaringan Internet) masih terbatas dan jadi kendala tersendiri sampai saat ini. Kemudian Potensi SDA yang belum dikelola secara maksimal (standarisasi dan konsistensi produk).

"Sehingga hal itu bisa membuat terjadinya cultur shock. Serta kita juga belum memiliki website dan media," katanya.

Terkait opportunity, Bupati Darwis menyebut hal tersebut erat kaitannya dengan Keterbukaan Informasi dan Digitalisasi. Eksistensi PLBN Jagoi Babang. Serta meningkatnya Laju pertumbuhan sektor perdagangan. (Nar)

Berita Terkait

Baca Juga

Komentar Anda