Bisnis post authorPatrick Sorongan 07 Januari 2021

AS Cekal Tiktok Cs, Tiongkok: Maling Teriak Maling!

Photo of AS Cekal Tiktok Cs,  Tiongkok:  Maling Teriak Maling! Aplikasi-aplikasi China seperti Tiktok, We Chat dan Alipay dicekal di AS. Aplikasi-aplikasi ini memiliki pengguna jutaan orang di AS terutama Tiktok.(Grafis: Ist)

PEMERINTAH AS resmi mencekal enam aplikasi internet Tiongkok dengan tuduhan sebagai bagian itelijen negara Tirai Bambu. Terakhir, larangan diberlakukan untuk Alipay, aplikasi dompet digital pembayaran dari Alibaba Group.

Cekal yang dilansir media Pemerintah AS Asociated Press (AP) pada Rabu (6/1) ini pun langsung dibalas oleh Xin Hua, media Tiongkok yang juga merupakan corong Pemerintah Komunis Tiongkok. "Ini (tudingan intelijen China dari AS lewat cekal produk-produk itu) seperti pencuri yang berteriak bahwa dia ingin dilindungi dari pencurian," kecam Hua Chunying, Jubir Kemenlu Tiongkok sebagaimana dilansir Xinhua Rabu siang.

Menurut AP, Presiden Donald Trump menandatangani perintah eksekutif terkait larangan tersebut di tengah eskalasi perang dagang yang telah berlangsung selama masa jabatannya itu. Dua aplikasi lain yakni situs kencan We Chat dan situs berbagi video Tiktok.

Hanya saja AP menulis, perintah itu mulai berlaku dalam 45 hari, hampir sebulan setelah JoeBiden dilantik sebagai Presiden AS berikutnya. Jadi, pelaksanaan perintah eksekutif Trump ini, bakal tidak jelas nasibnya jika Biden sudah dilantik sebagai presiden.

Alipay sendiri adalah dompet digital yang banyak digunakan yang merupakan bagian dari kerajaan miliarder e-commerce, dan pendiri Ant Group Jack Ma. WeChat Pay adalah layanan saingan yang dioperasikan oleh raksasa teknologi Tencent. Aplikasi lainnya adalah termasuk CamScanner, QQ Wallet, SHAREit, Tencent QQ, VMate dan WPS Office.

Perintah Trump tersebut berkaitan dengan kekhawatiran aplikasi tersebut akan mengumpulkan informasi pribadi dan keuangan orang Amerika dan dibocorkan kepada pemerintah komunis China. Perintah tersebut menandai upaya terbaru Pemerintahan Trump untuk membuat China pincang.

Selama beberapa tahun terakhir, AS mengecam China dengan tarif yang terkadang mengguncang pasar saham AS, memblokir merger yang melibatkan perusahaan China, dan melumpuhkan bisnis perusahaan China seperti Huawei, pembuat telepon dan peralatan telekomunikasi.

Pejabat senior pemerintahan Trump mengindikasikan bahwa mereka belum berkonsultasi dengan tim presiden terpilih sebelum mengeluarkan upaya terbaru untuk melarang lebih banyak aplikasi China. Mereka menggambarkan aplikasi tersebut sebagai instrumen untuk pemerintah komunis yang bertekad "totaliterisme digital.”

Ketika wartawan bertanya mengapa pemerintah baru sekarang mengambil langkah-langkah itu, seorang pejabat mengatakan, tindakan eksekutif mungkin harus diambil beberapa tahun yang lalu, "tetapi lebih baik terlambat daripada tidak sama sekali." Para pejabat berbicara dengan syarat anonim karena mereka tidak berwenang untuk membahas tindakan eksekutif secara terbuka.

Penasihat Keamanan Nasional Robert CO’Brien mengatakan, perintah tersebut sebagai bagian dari upaya berkelanjutan Trump untuk 'memprioritaskan keselamatan dan keamanan tanah air Amerika Serikat dan rakyat Amerika'.

Sementara itu, Xin Hua dari Beijing melaporkan, Tiongkok mengutuk larangan AS atas transaksi yang melibatkan delapan aplikasi China dengan dalih melindungi privasi dan keamanan data warga AS.

"Ini adalah contoh lain dari pihak AS yang memperluas konsep keamanan nasional, dan menyalahgunakan kekuasaan negara untuk menekan perusahaan asing tanpa alasan," kata Jubir Kemenlu Hua Chunying pada jumpa pers hari Rabu.

Menurut laporan media, larangan aplikasi China termasuk Alipay dan WeChat Pay diperintahkan pada hari Selasa oleh Presiden AS Donald Trump melalui perintah eksekutif. Hua menyebut tindakan AS 'munafik dan konyol'.

Menurut Hua, AS sebagai 'kerajaan peretas' terbesar di dunia telah melancarkan tuduhan tidak berdasar terhadap negara lain, sementara pada saat yang sama, AS memonitor dan mencuri rahasia dari orang lain tanpa pandang bulu. "Ini seperti pencuri yang berteriak bahwa dia ingin dilindungi dari pencurian," kecamnya.

Hua menambahkan, tindakan AS akan berdampak pada perusahaan China. Tetapi yang lebih penting, tindakan tersebut akan merusak kepentingan AS dan konsumennya.

"Amerika Serikat berbicara tentang ekonomi pasar bebas dan persaingan yang sehat, tetapi bagaimana ia berperilaku sendiri?" kata Hua.

Ditekankan, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, harus melayani kemajuan dan kesejahteraan seluruh umat manusia, daripada diperlakukan berbeda oleh ideologi atau menjadi alat manipulasi politik.

China mendesak AS untuk secara sungguh-sungguh menghormati ekonomi pasar dan prinsip-prinsip persaingan yang sehat, mematuhi aturan ekonomi dan perdagangan internasional, menyediakan lingkungan bisnis yang terbuka, adil, adil, dan tidak diskriminatif bagi perusahaan asing yang berinvestasi dan beroperasi di negara tersebut. Ditambahkan, negaranya akan mengambil tindakan yang diperlukan untuk melindungi hak dan kepentingan yang sah dari perusahaan mereka.(ap/voa/xinhua/001)

 

 

 

 

Berita Terkait

Baca Juga

Komentar Anda