PLATTFORM berbagi video yakni TikTok dan SnackVideo kian tak terkontrol oleh otoritas terkait di Indonesia. Masalahnya, banyak pengguna teah menjadikannya sebagai bagian dari gaya hidup, dan tak tak menjaga etika dalam memprosting video yang sarat unsur Suku, Agama, Ras dan Antargolongan (SARA).
Bahkan, selain video-video yang memecah belah kerukunan antarsuku, etnis dan umat beragama ini, dalam pantauan Suara Pemred, bermunculan pula akun-akun yang seenaknya memposting video peristiwa yang sebenarnya tak terjadi di Indonesia.
Sejak Senin, 31 Oktober 2022 lalu, misalnya, di SnackVideo beredar sebuahvideo tentang aksi penganiayaan oleh seoang remaja lelaki terhadap seorang remaja putri.
Video ini juga disertai tulisan bahwa kejadian ini terjadi di Indonesia, dan netizen diminta melaporkannya kepada pihak yang berwajib.
Namun, peristiwa ini ditengarai terjadi di Negara Bagian Sabah, Malaysia. Koran Malaysia, Free Malaysia Today melaporkan, Senin, Kepolisian Kota Kinabalu telah meluncurkan penyelidikan atas video tersebut.
Dalam video ini terlihat seorang anak laki-laki, yang tampaknya masih remaja, menyerang seorang gadis dengan tinju dan sepatunya, dan menendangnya.
Insiden itu diyakini terjadi di sebuah pusat perbelanjaan di Ibukota Sabah, namun Kepala Polisi Kota Kinabalu Zaidi Abdullah tidak dapat memastikan apakah itu terjadi di sana.
Zaidi menyatakan bahwa pihaknya masih mengumpulkan informasi tentang insiden itu, dan menambahkan bahwa belum ada yang mengajukan laporan polisi.
“Namun, kami sedang melakukan penyelidikan terhadap video viral dan telah menginstruksikan semua personel untuk mendapatkan informasi tentang kejadian, lokasi, dan pelakunya," katanya.
“Kami ingin mengajak masyarakat untuk maju dan memberikan informasi kepada kami,” lanjutnya.
Klip berdurasi 18 detik menunjukkan anak laki-laki itu berulang kali memukul gadis itu dengan tangan kosong kemudian menendang perutnya.
Anak lelaki ini juga menggunakan sepatunya untuk menyerang korban, sementara korban hanya bisa meratap-ratap sambil berdiri.***
Sumber: Investigasi, Free Malaysia Today