Gaya Hidup post authorKiwi 02 Oktober 2022

Aura Mistis Intan Landak dan Kualitas Terbaik Dunia

Photo of Aura Mistis Intan Landak dan Kualitas Terbaik Dunia

JARANG warga Kalimantan Barat (Kalbar) yang tahu bahwa intan atau juga dinamakan berlian alias permata dari Kabupaten Landak memiliki kualitas nomor satu di dunia.

Intan selama ini lebih identik dengan nama Martapura, yang juga Ibukota Kabupaten Banjar di Provinsi Kalimantan Selatan.


Padahal, dalam beberapa tahun terakhir ini, para pengusaha intan dari Martapura maupun pencari intan dari wilayah itu, terus berdatangan di Landak.

Sebutlah H Subandi, SPd, pengusaha intan asal Sampit, yang awalnya berbisnis intan di Martapura, tapi kini memilih mendirikan usahanya secara legal di Landak.

Hanya saja, usaha ini lebih banyak dilakoni oleh istrinya. " Martapura kurang bagus intannya, jadi jualnya juga susah. Saya sering melihat berkantung-kantung intan tak laku," katanya kepada Suara Pemred, Sabtu, 1 Oktober 2022.


"Beda dengan dengan Landak yang intannya murni. Makanya orang-orang Martapura sekarang ini banyak nyarinya di Landak, karena nomor satu intannya," tambah Subandi.

Akrab dipanggil Ustadz Boy, Subandi dalam dua tahun terakhir ini lebih banyak berada di Jakarta untuk memasarkan intan-intan tersebut.


Subandi memilih Landak karena intan (bahasa Belanda: briljant) dari kabupaten di jantung Kalbar ini, terutama di wilayah Ngabang, Ibukota Landak, diakuinya memiliki kualitas lebih baik dibandingkan dari Martapura.

Bahkan, kualitasnya mengalahkan intan yang selama ini terkenal dari tambang-tambang di selatan dan tengah Benua Afrika, India atau Bangladesh.

Intan Afrika cenderung hanya memiliki satu warna yakni bening, berbeda dengan intan Landak yang memiliki warna yang variatif.

Kualitas intan dari Landak inilah yang membuat Subandi, memusatkan usahanya di Landak walaupun masih bolak-balik ke Martapura.

Para selebriti sekaliber Baim Wong atau Rafli Ahmad dna istrinya Nagita Slavina, sudah menjadi langganan tetap untuk intannya.

Mereka juga rutin berhubungan dengan Subandi untuk mendapatkan informasi tentang intan terbaru temuan 'pasukan' Ustadz Boy.

Baim Wong sendiri lebih banyak bertindak sebagai perantara antara Subandi dengan Rafli dan Nagita.

"Sudah dua kali Rafli Ahmad membeli intan dari saya, dengan harga 500 juta lebih," kata Subandi, yang dikenal pula sebagai aktivis sosial dan guru mengaji di Ngabang.

Intan adalah mineral yang harganya paling mahal di dunia, dan mengalahkan harga emas. Hal ini tak lain karena sifat-sifat fisiknya yang istimewa, terutama faktor kekerasannya.

Di pertambangan mineral baik besi, bauksit, emas, minyak atau gas, intan dipasang sebagai mata bor karena tak akan patah untuk menembus benda apa saja di perut bumi.

Intan sendiri adalah benda berharga mineral, yang secara kimia merupakan bentuk kristal atau alotrop dari karbon sehingga menjadi benda paling berharga di dunia.

Faktor kekerasannya dapat mencapai skala kekerasan Mohs tingkat tertinggi (10), dan juga mampu mendispersikan cahaya.

Sifat-sifat inilah yang juga membuat intan digunakan dalam perhiasan dan berbagai penerapan di dunia industri.

Dunia lebih mengetahui bahwa Intan identik dengan Afrika tengah dan selatan, walaupun kandungan intan yang juga signifikan telah ditemukan di Kanada, Rusia, Brasil, dan Australia.

Sekitar 130 juta karat alias 26.000 kilogram intan ditambang setiap tahun di seluruh dunia, termasuk di Landak, dengan nilai total sekitar sembilan miliar dolar AS.


Selain itu, hampir empat kali berat intan diolah menjadi intan sintetik (synthetic diamond), yang memiliki skala kekerasan Mohs 11, yang hanya bisa dibuat di laboratorium.

Intan terutama ditambang dari pipa-pipa vulkanis, tempat kandungan intan, yang berasal dari bahan-bahan yang dikeluarkan dari bumi.

Intan keluar dari perut bumi karena adanya tekanan dan suhunya sesuai untuk pembentukan intan.

Intan terdapat dari dalam perut bumi yang digali baik secara manual maupun mekanisasi.

Sekarang ini, kebanyakan para penambang intan sudah menggunakan mekanisasi, yakni dengan mesin penyedot untuk menyedot tanah yang sudah digali.

Tanah yang disedot bersama air kemudian dipilah melalui tapisan. Dengan keterampilannya, si penambang bisa membedakan batu biasa, pasir, atau intan.

Di Martapura, menurut Subandi, intan yang baru didapat disebut 'galuh'. Galuh ini masih merupakan intan mentah.

Untuk siap pakai, intan harus digosok terlebih dahulu,. Penggosokan intan yang ada di masyarakat sebagian besar masih dengan alat tradisional.

"Saya seringmendapatkan intan, paling besar seukuran telur burun puyuh, yang harganya rata-rata sampai Rp 5 miliar," jelasnya.

Biasanya Dibentuk di Pontianak
"Dari Landak, kami biasanya membawa intan yang belim gterbentuk atau masih mentah ke Pontianak," kata Subandi.

"Ada dua tempat untuk mengasah intan agar bentuknya sempurna, termasuk di salah satu mall di Pontianak," lanjut pengurus Yayasan Rumah Makan Gratis (RMG) Jakarta ini.

Dalam mencari intan, Subandi sering turun langsung dengan ditemani dua-tiga orang termasuk anak-anaknya, baik di Martapura maupun di Landak.

Berdoa adalah bagian paling penting yang dilakukan kelompoknya sebelum esok paginya bergerak mencari intan.

"Percaya atau tidak, banyak hal-hal mistis yang berhubungan dengan intan, dan hal-hal yang jahat akan sirna dengan doa," katanya.

Mencari intan, menurut Subandi, berarti juga mencari emas. Berdasarkan pengalamannya, intan akan ditemukan di lapisan berikutnya setelah menemukan tanah atau pasir mengandung emas.

"Banyak pantangannya baik sebelum atau selama mencari intan. Harus menjauh dari hak-hal yang tidak baik termasuk tidak berkata-kata kotor, teurtama harus selalu mendekatkan diri kepada Allah SWT," lanjut Subandi.

Subandi mengakui, setiap lokasi intan pasti ditunggui oleh kekuatan mistis atau gaib.

Tapi, menurut lelaki berusia 40-an ini, berdoa sambil bersedekah bagi sesama umat yang butuh bantuan, adalah kiat paling ampuh untuk memudahkan rezeki dalam mencari intan.

"Saya belajar soal mengusir hal-hal gaib yang tidak baik itu, ketika saya mengawali usaha ini dengan usaha sarang walet," lanjutnya.

"Jika rajin berdoa sungguh-sugguh dan bersedekah, maka burung-burung walet akan banyak bersarang di bangunan yang saya buat," tambah lelaki yang suka bercanda ini.


Di Landak, usaha Subandi ini sudah dilengkapi berbagai izin instansi terkait dari Jakarta, termasuk untuk penjualannya.

Karena itu, sembari menanti izin penjualan, tak jarang intan-intan itu dipinjam oleh relasinya.

Bahkan, salah satu intan berkualitas terbaikmasih dipinjam oleh Bupati Kubu Raya, H Muda Mahendrawan, SH, MKn yang juga relasinya.

Setelah mengantungi izin-izin terkait termasuk penjuaan, Subandi kerap membawa sendiri intannya ke Jakarta.

Menjual intan secara langsung merupakan kiat yang paling tepat bagi Subandi sekaligus untuk memperluas pergaulan.

Sementara itu, sejumlah sumber di Landak mengakui bahwa tak sedikit pengusaha dari Matapura yang berdatangan ke Landak untuk berbisnis intan.

Mereka mendirikan usaha di Landak dengan menggunakan izin perkebunan sawit dan sarang walet.

"Juga usaha tambang emas yang sebenarnya lebih fokus ke intan, tapi tersamar," kata seorang penambang intan yang meminta anonimitas.


Masalahnya, "Harga intan jauh melebihi emas, dan sangat laku dengan harga sangat tinggi di luar negeri," lanjutnya.

Ragam Warna Intan Landak Kalahkan Afrika
Besarnya deposit intan di Landak termasuk kualitasnya juga diakui oleh Drs Adrianus Asia Sidot, MSi, anggota DPR-RI periode 2019–2024, juga Bupati Landak periode 2008–2011 dan 2011–2016.

Sidot yang juga mantan Kepala Dinas Pendidikan Landak mengakui kepada wartawan bahwa potensi sumber daya alam Landak sangat menjanjikan.

Di antaranya adalah intan yang menjadikan Landak sebagai satu-satunya kabupaten di Kalbar yang memiliki potensi tambang intan.

"Orang bisa saja kongkow di warung kopi, tapi bisnisnya milyaran rupiah, karena di dalam dompetnya ada intan," kata Sidot,

Adrianus mengklaim, intan di Landak bersifat ispesifik. Jika misalnya intan Afrika hanya hanyasatu warna yakni bening maka di Landak memiliki beragam warna.

Di Landak, warna intan adalah pink, hitam, biru, atau hitam-biru, di mana masing-masing warna memiliki nilai tertentu di pasaran serta juga pasarnya sendiri.

Intan berwarna biru, misalnya, dijual ke Singapura. Intan putih ke Eropa dan Amerika Serikat, serta warna lainnya di Hongkong.

Landak juga memiliki potensi emas, pasri zirkon, bauksit yang merupakan deposit terbesar di Landak, selain galena atau air raksa.

Pada awal 2017, seorang warga Kecamatan Kuala Bahe, Landak, pernah menemukan sebongkah intan senilai 20 karat, yang mendadak heboh ketika diposting oleh sebuah akun Facebook bernama Juliadi Jer.

Dalam unggahan itu, terlihat seorang pria yang sedang memegang uang Rp 100 ribu dan Rp 50 ribu di antara tumpukan uang kertas yang disebut sebanyak Rp 5 miliar.

Bahkan juga ditulis, ada warga lain di kecamatan yang sama telah menemukan sebingkah intan yang lebih besar, tapi tak diketahui dijual ke mana serta berapa harganya.


Kalimantan 'Pulau Intan'
Nama Tanjungpura sendiri dtelah berulang kali termuat dalam beragam tulisan dari masa Hindu Buddha. Bangsa Portugis menyebut daerah ini sebagai penghasil berlian terbaik.

Kata Tanjungpura diperkirakan berasosiasi dengan pohon tanjong, yang banyak tumbuh di pinggir sungai di Kalimantan. Beberapa ahli sejarah menyebut Tanjungpura merupakan kerajaan tertua yang berada di Kalbar.

Faustinus Hadi dalam esai berjudul Menelusuri Jejak Kerajaan Tanjungpura yang dimuat di Tempo menyebut pada abad ke 14, kerajaan ini diketahui menguasai wilayah di antara dua semenajung: Tanjung Dato dan Tanjung Puting.

“Ini luar biasa mengingat kondisi alam Kalimantan, karena jika ditarik dengan pembatasan wilayah modern, artinya dia menguasai sebagian wilayah Sambas (Malaysia), Kendawangan di pesisir selatan, serta Sukamara di Kota Waringin Barat di Kalimantan Tengah,” tulisnya.


Hal yang unik dari Tanjungpura adalah kebiasaan mereka untuk 'bertahan hidup' diwujudkan dengan seringnya ibu kota berpindah.

Di mulai dari Negeri Baru, Sukadana, Sungai Matan, Kertapura di Nanga Tayap, Tanjungpura di Kecamatan Sungai Awan Kiri, sampai terakhir di Mulia Kerta di Kota Ketapang.

Menurut Faustinus, sebagaimana dilansir Goodnewsfromindonesia, perpindahan ini diperkirakan akibat seraangan dari bajak laut atau dikenal sebagai lanon dan perompak di Selat Karimata.

Tetapi karena seringnya perpindahan itu, jejak-jejak masa lalu, seperti makam raja-raja, tersebar di mana-mana.

Tanjungpura, yang merupakan sebuah nagari, pernah menjadi wilayah di bawah kekuasaan Kerajaan Singosari dan Majapahit.

Pengajar sejarah Universitas Negeri Malang, Dwi Cahyono mengutarakan bahwa pada masa Singosari, wilayah ini dikenal dengan nama Bakulapura

"Dalam Kakawin Nagrakretagama, nagari Malayu, Pahang, Gurun, Bakulapura, Sunda, dan Madhura, seluruhnya tunduk di bawah kekuasaan Kertanegara,” kata Dwi dilansir dari Historia.


Dalam Serat Pararaton, terutama Sumpah Palapa yang digaungkan oleh Patih Gajah Mada, nama Tanjungpura juga muncul.

Kemudian dalam Prasasti Waringinpitu pada 1447, tertulis bahwa pada masa Dyah Kertawijaya di Majapahit terdaapat setidaknya 14 negara, termasuk Tanjungpura.


Tanjungpura juga pernah menjadi wilayah kekuasaan dari Demak pada abad ke 16. Dalam Suma Oriental, penjelajah dari Portugis Tome Pires bercerita waktu itu bahwa penguasanya adalah Pate Rodim (Raden Patah), penguasa tertinggi di Jawa.

Diceritakan bahwa mula-mula penaklukan ini dilakukan dengan cara melawan Tanjungpura, tetapi kemudian semua wilayah itu tunduk.

Tome Pires juga menyebut bahwa Pati Unus, yang pernah menguasai Tanjungpura, adalah penguasa Jepara yang merupakan saudara tiri Raden Patah.

Tetapi, arkeolog Hasan Djafar dalam Masa Akhir Majapahit, menyebut bahwa lokasi Tanjungpura yang terdapat dalam sumber-sumber era Singosari dan Majapahit, sebetulnya belum bisa dipastikan

Namun, menurutnya, semua lokasi oleh para sarjana memang dihubungkan dengan daerah Kalimantan.

Walau posisi Tanjungpura masih menuai polemik, kekayaan dari daerah ini sudah sangat tersohor. Pires menyebut, di tempat ini terdapat banyak emas, beras, berlian, jung, dan bahan-bahan makanan lainnya.

Jenis berlian di Tanjungpura pun terkenal sebagai yang terbaik kedua setelah berlian di Kerajaan Orissa, di dekat Bengal, Bangladesh.

Menurut Pires juga selain di daerah ini, berlian tidak ditemukan di tempat lain.

Seperti Pires, seorang kapten di Maluku nernama Goancalo Pereira, yang berlayar dari Malaka pada Agustus 1530, pernah singgah di Tanjungpura.

Dirinya bersaksi bahwa di dekat Kota Tanjungpura atau yang ditulisnya Tanjapura, memiliki banyak berlian dengan kualitas lebih tinggi daripada berlian di India.

Perburuan berlian atau intan di Pulau Kalimantan memang sudah di mulai sejak abad ke 6 Masehi. Perburuan ini berlangsung hingga berabad-abad.

Karena itulah maka tidak heran jika hingga kini, jika menyebut Pulau Kalimantan, pastinya akan dikenal juga sebagai 'pulau intan'.

Memang nama 'Kalimantan' sendiri konon berasal dari beberapa kata yakni 'Kali', yang berarti 'sungai', kemudian 'Ma', yang berarti 'emas', dan 'Tan' yang berarti intan.

Sehingga, nama Kalimantan artinya adalah 'sungai yang penuh akan emas dan intan'.

Ditulis oleh Miftahul Huda dalam artikel berjudul Kisah Intan Danau Raja, Kerajaan Tanjungpura yang menjadi rebutan, menyebut sesuatu yang luar biasa.

Dikatakan bahwa dari beberapa penemuan intan yang ada di Pulau Kalimantan, ada satu yang paling melegenda, , yakni penemuan intan danau raja, atau yang lebih dikenal dengan Intan Kobi.

Intan Kobi ditemukan di sebuah tambang tertua di Landak pada masa itu. Intan ini kemudian dimiliki oleh keluarga Kerajaan Landak.

Kemudian, putri Raja Landak yakni Ratu Mas Jaintan menikah dengan Panembahan Giri Kesuma yang merupakan penguasa dari Kerajaan Tanjungpura.

Intan Kobi yang menjadi pusaka kerajaan langsung tersohor, sehingga membuat Kolonial Belanda lewat Vereenigde Oostindische Compagnie (VOC) pada 1604, mendatangi kerajaan untuk melihat dan membeli Intan Kobi.

Tetapi, Inggris juga tidak mau ketinggalan, dan mendirikan kantor dagangnya di daerah Matan.

Namun di tanah Jawa, Sultan Agung dari Kerajaan Mataram memiliki ambisi untuk menaklukan Nusantara sebagai upaya menghalau kolonial Belanda.

Maka pada 1622, Sultan Agung mengirim pasukan untuk menghancurkan Kerajaan Matan. Dengan 80,000 orang pasukan, Kerajaan Mataram berhasil menaklukan kerajaan ini, dan menawan Ratu Mas Jaintan.

Setelah kematian Ratu Mas Jaintan, Sultan Agung mengembalikan jenazah sang ratu untuk dimakamkan di tanah kelahirannya. Sedangkan Intan Kobi dikembalikan sehingga namanya diubah menjadi Intan Danau Taja.

Tetapi pada 1700, pada masa pemerintahan Sultan Zainudin, terjadi perselisihan antara Kerajaan Landak dan Kerajaan Tanjungpura.

Salah satu alasannya adalah menuntut untuk dikembalikannya Intan Kobi sehingga terjadi perang saudara antara Tanjungpura dan Landak.

Pada akhirnya Landak dan Tanjungpura mengadakan perdamaian, dan kembali menjalin hubungan kekeluargaan. Dua Meriam, yakni Kiai Sumi dan Ratu Desturi diserahkan oleh Kerajaan Tanjungpura sebagai tanda perdamaian.

Sumber Bebatuan Aluvial Intan belum Ditemukan
Keberadan intan di Landak juga menjadi kajian ilmiah tiga mahasiswa Universitas Hananuddin, Makassar, yakni
Heriyanto, Makhrani, dan Syamsuddin dari Program Studi Geofisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam.

Dalam kajian itu disebutkan, intan aluvial ditemukan di beberapa tempat di Kalimantan, di mana sumber batuan intan aluvial itu belum diketahui.

Sejak abad ke-19, beberapa perusahaan telah melakukan eksplorasi intan aluvial di daerah-daerah tersebut. namun tidak satupun yang berhasil menemukan batuan induk intan aluvial.

Kajian sebaran intan aluvial di Kalbar khususnya di sepanjang Sungai Landak, menunjukkan bahwa intan aluvial di daerah ini hanya terbatas di daerah aliran sungai Protolandak, termasuk di wilayah Sungai Landak dan Sungai Sekayam.

Hasil analisis mineral berat dari penelitian ini, dapat digunakan untuk memperkirakan sebaran intan aluvial, dan kandungan mineral berat di daerah ini, selain juga digunakan untuk menelusuri dari mana asal batuan induk intan aluvial.


Adapun kandungan sumber daya alam yang terdapat di bumi salah satunya adalah mineral.

Mineral dapat didefinisikan sebagai bahan padat anorganik yang terdapat secara alamiah, yang terdiri dari unsur-unsur kimiawi dalam perbandingan tertentu, di mana atom-atom di dalamnya tersusun mengikuti suatu pola yang sistematis.

Di dalam bumi terdapat berbagai macam mineral yang bernilai ekonomis untuk mengangkat pendapatan ekonomi masyarakat sekitar, dan juga pendapatan daerah.

Hal ini perlu diperhatikan mengingat Indonesia adalah negara yang kaya akan sumber daya alam.

Berdasarkan penyelidikan Badan Survei Geologi yang dilakukan di Landak, ditemukan beberapa daerah yang mengindikasikan adanya prospek endapan mineral, salah satunya adalah mineral intan.

Mineral intan merupakan mineral yang terbentuk pada kedalaman sekitar 150 kilometer di bawah permukaan bumi.

Adapun penelitian ini dilakukan di daerah Kecamatan Ngabang dan Kecamatan Air Besar, Landak, menggunakan metoda geolistrik tahanan jenis konfigurasi schlumberger.

Target dari penelitian ini adalah menentukan batas lapisan
endapan placer intan berdasarkan penampang tahanan jenis 1D.

Landak termasuk dalam zona C, yakni daerah kontinen daratan Sunda. Kondisi zona C di Kalbar kurang stabil karena tidak mengalami Diastrofisma Tersier.

Struktur lipatannya berarah barat-timur. Struktur kelulusan dan patahan berkembang di bagian timur di batuan beku berumur kapur, umumnya ke arah barat laut-tenggara.

Statigrafi Landak dari peta geologi lembar Singkawang, Kalimantan tersusun atas Satuan batuan gunungapi Raya (Klr) Satuan Granodiorit Mensibau (Klm), Formasi Hamisan (Toh), Endapan Alluvial, dan Rawa (Qa).

Penelitian Steve Bergman pada Craton Schwaner di Kalbar dan Kaltim karena produksi intan skala besar di seluruh dunia hanya terjadi di sekitar Inti-inti Benua (Craton) telah menemukan pipa-pipa intrusi lamproit dan kimberlit.

Menurut Smith (2009) intan di Kalimantan berasal dari subcontinental lithospheric mantle, yakni suatu kedalaman di sekitar 175 kilometer.

Inilah lapisan paling bawah litosfer di bawah kerak benua, yang terbentuk sebagai craton, kemudian intan dibawa ke permukaan oleh pipa-pipa intrusif lamproit dan kimberlit, sebagai sumber primer intan.

Tujuh Daerah Penghasil Intan Terbesar di Indonesia
Di Indonesia sendiri terdapat beberapa daerah penghasil intan yang tersebar, namun kandungan kimia di dalamnya berbeda satu sama lain.

Kalimantan Utara
Pulau Kalimantan termasuk Provinsi Kalimantan Utara memiliki kandungan intan. Intan yang dihasilkan mempunyai kualitas yang tinggi walaupun masih tergolong baru.

Bahkan, kualitasnya pun tidak kalah bagusnya dengan kualitas batu intan yang dihasilkan oleh kawasan pulau Kalimantan yang lain.

Dari hasil pertambangan intan yang berkualitas tinggi di Kalimantan Utara itulah, pendapatan nasional meningkat.

Pengelolaan pertambangan intan yang terdapat di daerah ini dilakukan oleh banyak perusahaan besar dengan jalinan kerjasama pemerintah setempat sebagai upaya meningkatkan hasil tambang dan memperluas area pertambangan.

Kalimantan Tengah
Kalimantan Tengah menghasilkan intan dalam jumlah besar. Bahkan, hasil intan dari daerah ini tidak hanya digunakan untuk memenuhi kebutuhan di dalam negeri saja, melainkan juga diekspor ke mancanegara.

Di daerah Kalteng senidri ada beberapa titik lokasi pertambangan.

Titik lokasi pertambangan intan tersebut tersebar di keseluruhan kawasan Kalteng secara meluas, dan pengelolaannya dilakukan oleh beberapa perusahaan besar.

Bahkan hingga kini pun, beberapa lokasi pertambangan intan masih aktif berjalan dan semakin meluas.

Kalimantan Barat
Kawasan Kalbar juga menyimpan kekayaan alam, berupa bebatuan seperti intan yang memiliki nilai jual tinggi.

Tak heran jika Kalbar menjadi salah satu daerah yang menyumbang intan ke beberapa wilayah secara nasional.
Di kawasan ini terdapat pusat penambangan intan yang sudah berdiri sejak lama dan kini menjadi semakin luas.

Bahkan, seperempat wilayah ini dikuasai oleh pusat penambangan intan tersebut. Lokasi yang menjadi pusat penambangan intan di Kalbar paling besar adalah di sungai Landak.

Kandungan mineral dengan harga tinggi terdapat di sepanjang sungai tersebut, dan para penambang melakukan penggalian disana.

Martapura, Kalimantan Selatan
Kalsel juga merupakan daerah penghasil intan dan paling dikenal oleh masyarakat luas. Titik lokasi daerah yang menghasilkan intan dalam jumlah besar adalah Martapura.

Kawasan Martapura inilah yang mendapat julukan sebagai daerah penyumbang intan terbesar di wilayah Indonesia, dan kebutuhan intan dalam negeri dapat tertutup sempurna.

Karena memiliki hasil intan terbesar, maka tak heran jika Martapura mendapat julukan ‘Kota Intan’. Wujud intan bisa ditemukan dalam berbagai bentuk perhiasan atau aksesoris yang dijual di toko perhiasan.

Banjarbaru, Kalimantan Selatan
Selain Martapura, daerah yang memiliki tambang intan di Kalsel adalah Banjarbaru, tepatnya di Desa Cempaka. Lokasi desa tersebut berada sekitar 10 kilometer jika diukur dari pusat Kota Banjarbaru.

Tambang intan di daerah ini terletak di Sungai Tiung dengan Ujung Murung dan Pumpung yang paling terkenal disana.

Intan yang dihasilkan dari daerah ini termasuk intan yang memiliki kualitas tinggi karena terbentuk dari Pegunungan Meratus.

Kegiatan mendulang intan di lokasi tambang intan dilakukan oleh 3-5 orang secara berkelompok.

Para pendulang melakukan kegiatan berbeda satu sama lain seperti mendulang material, mengangkut material, dan juga menggali lubang.

Kabupaten Barito, Kalimantan Tengah
Salah satu daerah yang menghasilkan intan di wilayah Kalteng adalah Kabupaten Barito.

Cara para penambang intan melakukan galian pada tambang adalah dengan menggali hingga kedalamannya mencapai sekitar 160 kilometer dari bawah permukaan bumi.

Batuan cair yang terdapat dalam mante bumi mempunyai tekanan dan temperatur tertentu. Karena itu, mineral karbon diubah menjadi intan.

Batuan intan yang terdapat di Kabupaten Barito merupakan batuan metamorf yang terbentuk melalui proses magma yang membeku sehingga nilai ekonomisnya tinggi.

Intan sendiri termasuk zat padat bertekstur bening dan merupakan bebatuan yang paling keras.

Kabupaten Sampit, Kalimantan Tengah
Kalteng mempunyai beberapa titik penambangan intan, salah satunya Kabupaten Sampit.

Di kawasan ini penambangan intan dilakukan oleh beberapa perusahaan besar dimana hasil penambangannya digunakan untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri dan juga dilakukan ekspor ke mancanegara.

Meskipun lokasi penambangan tidak terfokus di satu lokasi, namun hingga kini penambangan intan di daerah tersebut masih tetap berjalan dengan baik.

Sehingga tidak heran jika Kalteng menjadi daerah penghasil intan yang produktif dengan intan berkualitas.***

Reporter, penulis dan editor: Patrick Waraney Sorongan-Gobel
Sumber: Berbagai sumber

 

 

Berita Terkait

Baca Juga

Komentar Anda