Gaya Hidup post authorPatrick Sorongan 08 Oktober 2021

Anjing dan Kucing: Ilmuwan Bingung Tentukan yang paling Cerdas!

Photo of Anjing dan Kucing: Ilmuwan Bingung Tentukan yang paling Cerdas! Kucing dan anjing.(Foto: Istimewa)

PARA ahli tak bisa memastikan tentang siapa yang lebih cerdas antara anjing dan kucing. Masalahnya, jawaban untuk itu tidak sesederhana yang mungkin disukai pecinta hewan peliharaan. 

"Peneliti kognisi anjing tidak mempelajari 'kecerdasan' itu sendiri. Kami melihat dari berbagai aspek kognisi," kata Alexandra Horowitz, seorang peneliti senior yang berspesialisasi dalam kognisi anjing di Barnard College di New York, AS,  dan penulis Inside of a Dog, Apa yang Anjing Lihat, Cium, dan Ketahui. 

Kepada Live Science lewat email belum lama berselangm Alexandra menyatakan bahwa faktanya, dalam bentuknya yang paling sederhana pun, kucing pintar dalam hal-hal yang perlu dilakukan kucing, dan anjing dalam hal-hal anjing," katanya.  

"Saya rasa,  sama sekali tidak masuk akal untuk berbicara tentang spesies yang relatif 'pintar' di antara keduanya," tambahnya. 

Brian Hare, seorang profesor antropologi evolusioner di Duke University, setuju dengan penilaian itu.  "Menanyakan apakah anjing lebih pintar dari kucing, sama saja seperti menanyakan apakah palu adalah alat yang lebih baik daripada obeng, karena semuanya tergantung dari pada apa yang dirancang untuk itu," katanya.  

Jawaban ini pun bukan untuk menyatakan bahwa peneliti perilaku hewan belum mencoba mengukur kecerdasan anjing dan kucing, atau lebih tepatnya, kemampuan kognitif di luar yang dibutuhkan untuk mempertahankan hidup. 

Menurut Kristyn Vitale, asisten profesor kesehatan dan perilaku hewan di Unity College di Maine, kecerdasan hewan biasanya dibagi menjadi tiga bidang besar: Kemampuan memecahkan masalah; Pembentukan konsep (kemampuan untuk membentuk konsep umum dari pengalaman konkret yang spesifik);  Kecerdasan sosial.  

Vitale terutama mempelajari kucing, dan fokusnya saat ini pada kehidupan batin kucing yang berkisar pada kecerdasan sosial.

Seringkali distereotipkan sebagai penyendiri dan tidak tertarik kepada manusia, kucing sebenarnya menunjukkan tingkat kecerdasan sosial yang tinggi. "Seringkali pada tingkat yang sama dengan anjing," katanya. 

Misalnya, penelitian menunjukkan bahwa kucing dapat membedakan antara nama mereka,  dan kata-kata yang terdengar mirip, dan mereka ditemukan lebih menyukai interaksi manusia daripada makanan, mainan, dan aroma.  

Perhatian manusia membuat perbedaan kepada kucing: Sebuah studi pada 2019 yang diterbitkan dalam jurnal Behavioral Processes,  menemukan bahwa ketika seseorang memperhatikan kucing, maka kucing merespons dengan menghabiskan lebih banyak waktu dengan orang itu. 

Dalam salah satu studi langka yang secara langsung membandingkan kucing dan anjing, para peneliti tidak menemukan perbedaan yang signifikan antara kemampuan spesies untuk menemukan makanan tersembunyi menggunakan isyarat dari penunjuk manusia.  

Namun, para peneliti mencatat bahwa 'kucing tidak memiliki beberapa komponen perilaku untuk mendapatkan perhatian dibandingkan dengan anjing'.

Lalu, terkait ukuran otak. Gagasan yang umum dipegang adalah bahwa ukuran otak menentukan kecerdasan relatif, dan jika itu selalu benar, maka anjing akan tampak menang. 

Hare mengaku bahwa dirinya dan antropolog dari Universitas Arizona Evan MacLean merekrut lebih dari 50 peneliti di seluruh dunia untuk menerapkan tes yang mereka kembangkan di 550 spesies hewan, termasuk burung, kera, monyet, anjing, lemur, dan gajah. 

Idenya adalah untuk menguji satu sifat kognitif, pengendalian diri, atau apa yang oleh para peneliti disebut ;pengendalian penghambatan' di seluruh spesies.  

Tes mereka dilaporkan dalam makalah pada 2014,  yang diterbitkan dalam jurnal Proceedings of the National Academy of Sciences, adalah versi hewan dari studi Stanford University pada 1972 yang terkenal di mana anak-anak usia tiga hingga lima  tahun diuji kemampuannya  untuk menunda makan marshmallow.   

"Studi lintas spesies menunjukkan bahwa 'semakin besar otak seekor hewan, semakin banyak kontrol diri yang mereka tunjukkan dalam uji marshmallow hewan kami," kata Hare.

Kemampuan untuk melatih pengendalian diri merupakan salah satu indikasi fungsi kognitif yang lebih tinggi.

Tetapi, ada satu hal yang menarik: Kucing tidak diikutsertakan dalam tes, jadi sementara kita bisa berspekulasi bagaimana kinerja mereka berdasarkan ukuran otaknya, kita tidak benar-benar tahu.

Hal lain yang perlu diingat: Ketika melakukan penilaian kecerdasan semacam ini maka  kita dapat memperlakukan anjing dan kucing secara berbeda, menurut Vitale.

"Misalnya, anjing sering bersosialisasi dengan baik, menghadiri kelas anak anjing, naik mobil,  dan pergi ke taman anjing," katanya. "Pemilik kucing kurang memberikan kesempatan sosialisasi dan pelatihan seperti ini kepada kucing mereka."*** 

 

Sumber: Live Science

Berita Terkait

Baca Juga

Komentar Anda