KEBERADAAN putri duyung dan duyung (merfolk) diyakini oleh banyak peneliti memang ada. Disebut putri duyung karena penampakan dari manusia setengah ikan ini selama ribuan tahun didominasi oleh kaum wanitanya.
Masyarakat di berbagai belahan dunia meyakini bahwa keberadaan mahluk itu ada karena sebagian besar planet biru bumi tertutup air. Tidak heran jika lautan diyakini menyembunyikan mahluk-makhluk misterius termasuk ular laut dan putri duyung.
Tak sedikit kesaksian tentang penampakkan putri duyung di berbagai media sosial sekalipun tak bisa dibuktikan secara ilmiah.
Selama Abad Pertengahan, realitas putri duyung diasumsikan secara tanpa basa-basi bersama mamalia-mamalia air semisal paus. Ratusan tahun yang lalu, para pelaut dan penduduk di kota-kota pesisir di seluruh dunia menceritakan pertemuan mereka dengan gadid-gadis laut.
Putri Duyung dari Belanda
Satu cerita yang berasal dari dekade 1600-an mengklaim bahwa seorang putri duyung memasuki Belanda melalui tanggul kemudian terluka. Si duyung dibawa ke danau terdekat, dan segera dirawat hingga sembuh.
Putri duyung yang disembunyikan identitasnya ini kemudian menjadi warga negara yang produktif: belajar berbicara bahasa Belanda, melakukan pekerjaan rumah tangga, dan... memeluk agama Katolik.
Pertemuan manusia dengan putri duyung lainnya yang diklaim sebagai kisah nyata dijelaskan dalam buku Misteri Luar Biasa dan Legenda Laut karya Edward Snow.
Dikisahkan seorang nahkoda yang menggambarkan pertemuannya dengan putri duyung di lepas Pantai Newfoundland pada 1614. Smith melihat seorang putri duyung berenang dengan ‘segala kemungkinan’.
Dia membayangkannya memiliki mata yang besar, hidung berbentuk halus yang 'agak pendek, dan telinga yang terbentuk dengan baik' yang agak terlalu panjang. Smith bersaksi melihat rambut hija yang panjang dari putri duyung itu sehingga menciptakan karakter asli yang menarik.
Faktanya, Smith begitu terpesona dengan wanita cantik ini sehingga mengalami efek pertama cinta ketika menatapnya sebelum kecewa. Ini karena sang putri adalah seekor ikan dari pinggang ke bawah.
Kuil Putri Duyung di Jepang
Sebuah kuil di Fukuoka, Jepang, konon, menampung sisa-sisa kerangka putri duyung yang terdampar di pantai pada 1222. Tulang-tulang mereka diawetkan atas perintah seorang pendeta, yang percaya bahwa mahluk-makhluk itu berasal dari istana dewa naga di kuil dasar laut.
Selama hampir 800 tahun, tulang-belulang putri duyung terus ditampilkan. Air yang digunakan untuk merendam tulang diyakini dapat mencegah penyakit. Hanya beberapa tulang mereka yang tersisa, dan karena belum diuji secara ilmiah, sifat asli air tersebut tetap tidak diketahui.
Putri duyung mungkin cerita kuno, tetapi keberadaannya tetap menjadi bagian dari kehidupan manusia dalam berbagai bentuk: gambar, buku, film semisal produksi-produksi studio Walt Disney, bahkan mungkin...di ombak laut jika Anda ingin melihatnya dari jarak yang cukup dekat.
Dasar Ilmiah Cerita Duyung
Mungkinkah ada dasar ilmiah untuk cerita putri duyung? Beberapa peneliti percaya bahwa penampakan hewan laut seukuran manusia seperti manate dan duyung, kemungkinan telah mengilhami berbagai legenda merfolk tersebut.
Hewan ini memiliki ekor datar seperti putri duyung serta dua sirip yang menyerupai lengan gemuk. Tidak terlihat persis seperti putri duyung atau duyung biasa, tentu saja, tetapi banyak penampakan putri duyung dari jarak yang cukup jauh, dan sebagian besar terendam air dan gelombang.
Hanya bagian tubuh mereka yang terlihat.
Memang bermasalah untuk mengidentifikasi hewan air ini secara inheren. Sebab, para saksi mata hanya melihat sebagian kecil dari makhluk itu. Karena faktor cahaya yang rendah ketika matahari terbenam dan terkait jarak yang cukup jauh maka makhluk yang dikenal pun bisa sangat sulit terlihat jelas termasuk putri duyung.
Hanya sekilas yang terlihat semisal kepala, lengan, atau ekor sebelum mahluk itu menyelam di bawah ombak.
Terlihat di Lepas Pantai Israel
Laporan putri duyung modern sangat jarang, tetapi memang terjadi. Sebutlah laporan berita pada 2009 yang mengklaim bahwa putri duyung terlihat di lepas pantai Kota Kiryat Yam, Israel. Putri duyung sempat bermunculan sebelum matahari terbenam kemudian menghilang di malam hari.
Sholomo Cohen, orang pertama yang melihat putri duyung pun mengakuinya.
"Saya sedang bersama teman-teman, ketika kami tiba-tiba melihat seorang wanita berbaring di pasir dengan cara yang aneh. Awalnya saya pikir dia hanya berjemur, tetapi ketika kami mendekat, dia melompat ke air, dan menghilang. Kami semua kaget karena kami melihat dia memiliki ekor,” tuturnya."
Belakangan, dewan pariwisata kota pun menawarkan hadiah sejuta dolar AS bagi orang pertama yang berhasil memotret makhluk itu. Sayangnya, laporan itu menghilang hampir secepat putri-putri duyung bermunculan, dan tidak ada lagi yang pernah mengklaim hadiahnya.
Pada 2012, saluran televisi Animal Planet menayangkan laporan khusus bertajuk Mermaids: The Body Found. Dikisahkan tentang para ilmuwan yang mengklaim berhasil menemukan bukti keberadaan putri duyung asli di lautan. Itu fiksi tetapi disajikan dalam format dokumenter palsu yang tampak realistis.
Tayangan ini begitu meyakinkan sehingga Administrasi Kelautan dan Atmosfer Nasional AS menerima cukup banyak pertanyaan setelah penayangan acara khusus televisi itu sehingga badan tersebut harus mengeluarkan pernyataan resmi yang menyangkal keberadaan putri duyung.
Berwajah Indah mirip Rembulan
Merfolk, tentu saja, merupakan versi laut dari legenda setengah manusia setengah hewan yang telah menangkap imajinasi manusia selama berabad-abad. Salah satu sumber, Arabian Nights, menggambarkan putri duyung memiliki wajah ibarat bulan dan rambut seperti wanita, tetapi tangan dan kaki mereka berada di perut, dan memiliki ekor seperti ikan.
CJS Thompson, mantan kurator di Royal College of Surgeons of England, mencatat dalam bukunya The Mystery and Lore of Monsters bahwa tradisi tentang makhluk setengah manusia dan setengah ikan telah hadir selama ribuan tahun.
Dalam legenda Babilonia diceritakan tentang dewa atau Oannes yakni Dewa Ikan, yang biasanya digambarkan memiliki kepala berjanggut dengan mahkota dan tubuh seperti manusia, tetapi dari pinggang ke bawah berbentuk ikan.
Pun mitologi Yunani tentang dewa Triton, yakni utusan duyung laut, serta beberapa agama modern termasuk Hinduisme dan Candomble (kepercayaan Afro-Brasil) yang menyembah dewi putri duyung hingga hari ini.
Pesona the Little Mermaid dari Disney
Banyak anak di dunia akrab dengan film animasi Disney, The Little Mermaid versi dongeng karya Hans Christian Andersen, yang agak disanitasi, dan komiknya pertama kali diterbitkan pada 1837.
Dalam beberapa legenda dari Skotlandia dan Wales, putri duyung berteman — dan bahkan menikah — dengan manusia. Meri Lao, dalam bukunya Seduction and the Secret Power of Women menggambarkan bahwa di Kepulauan Shetland, putri duyung adalah wanita cantik yang hidup di bawah laut.
Penampilan hibrida mereka bersifat sementara, efek yang dicapai dengan mengenakan kulit seekor ikan. Mereka harus sangat berhati-hati agar tidak kehilangan ini saat berkeliaran di darat, karena tanpanya, mereka tidak akan bisa kembali ke alam bawah laut.
Dalam cerita rakyat, putri duyung sering dikaitkan dengan kemalangan dan kematian: memikat pelaut yang tersesat, bahkan mampu menyeret kapal ke kawanan karang tajam.
Kisah ini persis dalam cerita film Hollwyood produksi 2011 Pirates of the Caribbean: On Stranger Tides, yang lebih nyata ketimbang kisah putri yang menolong seorang pangeran yang jatuh dari atas kapal kemudian jatuh cinta dalam film animasi Ariel produksi Disney.
Duyung termasuk putri duyung diyakini memiliki kekuatan gaib: memanggil badai, menenggelamkan kapal, dan menenggelamkan pelaut. Sebuah legenda Skotlandia mengenai kelompok duyung yang sangat ditakuti adalah Blue Men of the Minch.
Tinggal di Outer Hebrides di lepas pantai Skotlandia. Blue Men of the Minch terlihat seperti pria biasa (dari pinggang ke atas pula) dengan pengecualian kulit berwarna biru, dan janggut abu-abu.
Cerita setempat mengklaim bahwa sebelum mengepung kapal, Blue Men sering menantang kaptennya untuk kontes menyanyi. Jika cukup cerdas dan cukup gesit lidahnya, maka si kapten bisa mengalahkan Blue Men yang berararti pula menyelamatkan para pelautnya dari kuburan berair.
Legenda Jepang memiliki versi merfolk yang disebut kappa. Diyakini tinggal di danau, pantai, dan sungai Jepang, roh air seukuran anak ini tampak lebih seperti hewan keitmbang manusia: wajah manusia dengan cangkang kura-kura di punggungnya.
Kappa terkadang berinteraksi dengan manusia dan menantang untuk permainan keterampilan yang hukumannya adalah hukuman jika kalah. Kappa disebut memiliki karakter anak-anak: cukup bodoh untuk berenang sendirian di tempat-tempat terpencil serta sangat menyukai mentimun segar.
Dilansir Suara Pemred dari laman Nation Ocean Service (Layanan Laut Nasional), AS, kisah putri duyung tercatat dalam budaya maritim sejak dahulu kala.
Penyair epik Yunani kuno Homer menulis tentang putri duyung dalam The Odyssey. Di Timur Jauh kuno, putri duyung disebut adalah istri naga laut yang kuat, dan berfungsi sebagai utusan terpercaya antara pasangan ini dengan kaisar di darat.
Penduduk asli Australia, yakni Aborigin, menyebut putri duyung sebagai yawkyawks, nama yang mungkin merujuk dari mempesonannya dari lagu-lagu mahluk cantik itu saat muncul dari permukaan air laut.
Kepercayaan tentang putri duyung diyakini muncul pada awal spesies manusia. Sosok perempuan ajaib pertama kali muncul dalam lukisan gua di akhir periode Paleolitik (Zaman Batu) sekitar 30 ribu tahun lalu, ketika manusia modern menguasai daratan, dan mungkin mulai mengarungi lautan.
Makhluk setengah manusia, yang disebut chimera, juga berlimpah dalam mitologi — selain putri duyung. Ada pula misalnya centaurus (kuda berkepala manusia) yang bijaksana.
Tapi apakah putri duyung itu nyata? Nation Ocean Service mengklaim, tidak ada bukti adanya humanoid air yang pernah ditemukan.
Terkait mengapa cerita tentang putri duyung menempati ketidaksadaran kolektif dari hampir semua masyarakat pelaut maka pertanyaan tersebut diserahkan kepada sejarawan, filsuf, dan antropolog.(Patrick W Gobel-Sorongan/Berbagai sumber)