SUARA PEMRED – Akhir-akhir ini, ada banyak kasus pencurian besi terali pagar rumah kosong. Hal tersebut marak terjadi hampir di seluruh daerah di Indonesia, tak terkecuali Kota Pontianak, Kalimantan Barat.
Padahal, pagar merupakan komponen pengaman pertama sebuah hunian. Meski saat ini banyak sekali cluster yang dibuat tanpa pagar, masih banyak orang yang merasa lebih aman dengan adanya pagar.
Keamanan hunia tak sepenuhnya bisa bergantung pada satpam kompleks atau satpam pribadi. Rumah tanpa pagar memang terlihat lebih simpel, praktis, dan modern. Namun, hal tersebut kembali lagi pada kebutuhan dan fungsi.
Melansir rumah.com, berikut beberapa tips untuk memaksimalkan fungsi pagar sebagai gerbang utama hunian.
Tinggi Pagar
Mungkin Anda berpikir untuk membuat pagar setinggi mungkin agar menjaga keamanan rumah. Benar, semakin tinggi pagar, risiko kemalingan semakin sedikit.
Namun, perlu juga diperhitungkan biaya dan nilai estetika. Semakin tinggi pagar, material yang digunakan tentu semakin banyak dan harga pun semakin mahal. Idealnya, tinggi pagar yang baik seukuran tinggi orang dewasa atau kurang lebih 170cm.
Jika lebih pendek, orang luar akan lebih mudah melihat situasi di dalam hunian. Hal tersebut bakal berbahaya, apalagi jika rumah sering ditinggal kosong.
Bahan Pagar
Pilihlah bahan yang kuat untuk membuat pagar rumah. Pilihan material terbaik adalah bata karena kuat, tidak tembus pandang, dapat meredam suara masuk ke rumah, serta dapat menangkal air masuk ke dalam jika banjir.
Sisi negatifnya, pagar dengan bahan full bata dapat membuat penghuni sering dicap antisosial karena seperti mengurung penghuni di dalam rumah.
Maka alternatif yang bisa digunakan, yakni mengombinasikan bata dengan material besi. Kombinasi bata dan besi cukup bagus untuk pembuatan pagar karena kokoh.
Daya Pandang
Soal daya pandang, haruslah diperhatikan. Banyak yang berpendapat bahwa pagar yang aman adalah pagar yang memiliki visibilitas atau daya pandang hingga ke dalam rumah (pagar tidak rapat).
Artinya, penghuni dapat melihat pagar di luar dari area paling dalam di rumah sekalipun. Tujuannya, untuk mempermudah penghuni mengawasi orang luar masuk ke dalam dan tetangga sekitar dapat ikut mengawasi bagian dalam rumah jika ada maling masuk ke dalam.
Pemilihan pagar yang tembus pandang ini, baik dan cocok untuk rumah yang berada di kompleks perumahan yang ramai.
Sebaliknya, jika rumah berada di kompleks yang sepi, tertutup, dan individualis, hindarilah menggunakan pagar yang tembus pandang dan pilih pagar yang tertutup rapat.
Desain Pagar
Hindarilah menggunakan pagar berdesain horizontal karena akan memudahkan maling menaiki pagar rumah. Selain itu, sebaiknya buat dua pagar terpisah, yakni pagar besar yang hanya dapat dibuka kuncinya dari dalam dan pagar kecil.
Pagar besar khusus untuk keluar masuk kendaraan, sedangkan pagar kecil untuk keluar masuk orang. Pembuatan pagar besar dan kecil akan merepotkan maling. Pasalnya, membuat maling harus “kerja” dua kali jika ingin membawa kabur kendaraan. (*)