Gaya Hidup post authorKiwi 17 September 2022

Kompor Listrik Berinternet Dibagi Gratis, Makanan Lebih 'Maknyus': Selamat Tinggal Tabung Melon

Photo of Kompor Listrik Berinternet Dibagi Gratis, Makanan Lebih 'Maknyus': Selamat Tinggal Tabung Melon

IBU rumah tangga maupun penghobi masak bisa di Indonesia bakal menghadapi era baru terkait teknologi masak-memasak.

Tapi, kompor canggih nan merakyat ini hanya dibagikan bagi kalangan menengah ke bawah.

Dengan demikian, kompor gas elpiji dari tabung melon tiga kilogram bakal segera digantikan dengan kompor listrik induksi portable di seluruh Indonesia.

Adapun proses konversi dari kompor gas ke listrik, yang mulai dilaksanakan secara bertahap tahun ini, bakal diawali dengan pembagian jutaan unit berikut wajan serta asesorisnya secara gratis.

Selain harganya jauh lebih murah, dengan kekuatan listrik -yang juga bisa disambungkan ke pernagkat internet- di kisaran sembilan Kwh, kompor ini akan membuat masakan menjadi matang secara merata.

Juga, makanan bisa dimasak dalam porsi kecil tatkala listrik sudah dimatikan, karena lempengan di kompor listrik ini adalah penyimpan panas yang baik.

Selain itu, kompor listrik ini berpenampilan elegan, dan juga tak repot-repot dibersihkan, dibandingkan dengan kompor gas, karena permukaannya yang pipih.

Ibarat memasak dalam oven, beragam makanan yang dimasak dengan kompor listrik bakal menghasilkan kematangan yang merata.

Jadi, setidaknya tak ada lagi yang cemberut karena lele yang dimakan, misalnya, hanya setengah matang, atau hanya kepalanya saja yang garing.


Bersyukur tak Hidup di Benua Eropa
Rakyat Indonesia sendiri, layak bersyukur karena hidup di 'kolam susu', suatu negara yang kaya akan berbagai energi, baik gas, minyak, atau yang bersumber dari sinar matahari dan air.

Jadi, siapa saja yang tinggal di Indonesia, selama tidka bikin rusuh, bisa hidup nyaman, dan juga setidaknya tak bernasib prihatin, seperti warga Benua Eropa.


Krisis energi karena sumber gas dan minyak yang sebagian besar dipasok dari Rusia, sudah dikurangi, bahkan terancam diputus total oleh Moskow dari pipa Nordstream.

Pada Desember 2022, musim dingin bakal berubah menjadi 'neraka', karena orang Eropa berisiko kelaparan bahkan mati kedinginan.

Berbagai sanksi yang diberlakukan ke Rusia telah memicu kemungkinan bahwa Moskow bakal segera mematikan aliran migasnya ke Eropa pada Desember mendatang, yang juga merupakan batas akhir dimulainya semua sanksi negara-negara Uni Eropa ke Rusia.

Krisis energi ini juga telah memicu kenaikan harga semua produk, terutama makanan, dan orang Eropa sudah diimbau untuk membatasi penggunaan listrik dari aliran gas Rusia.

Dampaknya, mereka mulai jarang mandi atau tak berlama-lama untuk memasak demi penghematan energi.

Maka, benua ini pun terancam aksi demo yang berisiko menggulingkan pemerintah di negara-negara Eropa yang anti-Rusia.

Sebaliknya, rakyat Indonesia cenderung tak bernasib sama, karena Indonesia kaya akan sumber-sumber energi, kendati banyak juga oknum-oknum yang mencari keuntungan di balik semua itu.

Adapun proses konversi kompor gas ke listrik ini akan dilakukan oleh pemerintah lewat Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM).

Penarikan tabung melon sudah diawali dari beberapa daerah yag dipilih , menurut Pelaksana Tugas (Plt) Direktur Jenderal Ketenagalistrikkan Kementrian ESDM, Dadan Kusdiana di Jakarta, Selasa, 13 September 2022.

Daerah-daerah ini, terutama yang sudah memperoleh jatah kompor lsitrik induksi gratis kepada masyarakat, sebagaimana dilansir Kata Data.
Menurut Dadan, Kementerian ESDM dan PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) Persero telah menyediakan paket kompor induksi sebagai konversi elpiji tiga kilogram.

Pabrikan Indonesia Siap Produksi Kompor Listrik
Sementara menurut Direktorat Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementrian ESDM, beberapa pabrikan kompor dalam negeri sanggup memproduksi kompor listrik induksi di atas 500.000 unit per tahun.

Adapun konsumsi energi kompor induksi berada di kisaran sembilan Kwh.

Daerah-daerah yang sudag menerima pembagian kompor listrik itu, yakni kampung halaman Presiden Joko Widodo, tentu saja, Kota Solo di Provinsi Jawa Tengah.

Ini disusul di Kabupaten Badung, Provinsi Bali, di mana masing-masing daerah sudah menerima pembagian kompor tersebut.

Sebanyak 1.000 keluarga penerima manfaat secara gratis di kedua daerah itu juga menerima dua tungku masak, masing-masing berdaya 1.000 watt per keluarga.

Selain itu, per keluarga menerima dua unit utensil, berupa panci dan wajan serta modul Internet of Things atau IoT untuk menyimpan data konsumsi energi listrik.

Menurut Dadan, paket ini juga disertai penggantian pembatas daya untuk penggunaan kompor induksi guna pemasangan tambahan instalasi pemanfaatan tenaga listrik.

Adapun usulan pencabutan peredaran elpiji dari tabung melon, berawal dari Badan Anggaran (Banggar) DPR RI, untuk mengurangi kelebihan suplai listrik yang membebani keuangan negara.

Menurut Ketua Banggar DPR RI Said Abdullah, oversupply listrik domestik berpotensi terus membengkak, seiring masuknya pasokan energi baru dan terbarukan.

Di sisi lain, pertumbuhan permintaan listrik hanya mencapai lima hingga enam persen setiap tahun.

Kondisi ini menimbulkan beban bagi keuangan negara karena pemerintah tetap menanggung over supply tersebut.
"Karena memang take or pay, ya harus bayar. Setiap satu giga watt itu Rp 3 triliun, meskipun nggak bisa diapa-apain. Jadi, kenapa kita tidak ambil keputusan dari sisi kebijakan?" kata Said dalam rapat panja RAPBN 2023, Senin, 12 September 2022.

Menurutnya, pembagian kompor listrik gratis juga diperlukan untuk memangkas subsidi elpiji tiga kilogram, yang mencapai Rp 134,7 triliun pada 2022.

Karena itu, pemerintah menanggung lebih dari Rp 30 ribu per tabung elpiji melon, sehingga subsidi elpiji sudah terlalu jauh, dan hampir tidak masuk akal.

Karena tak mungkin lagi menaikkan harga elpiji tiga kilogram, maka solusi yang lebih mungkin adalah dari sisi kebijakannya.

Atas dasar itu maka Banggar DPR RI mengusulkan agar pemerintah mempertimbangkan pemberian kompor listrik gratis kepada masyaralat, dan mencabut peredaran tabung melon.

Said menyarankan pula supaya daya listrik 450 VA bagi keluarga miskin dan rentan, dinaikkan menjadi 900 VA.
Demikian pula pelanggan yang saat ini berada di golongan 900 VA, disarankan menjadi 1.200 VA.

Dengan demikian maka permintaan akan listrik bakal naik, dan oversupply dapat berkurang.

Direktorat Jenderal Minyak dan Gas Bumi (Ditjen Migas) Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mendukung program konversi tersebut.

Hanya saja, syaratnya, program tersebut jangan sampai menggantikan program pembangunan jaringan distribusi gas untuk rumah tangga.

Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi Kementerian ESDM Tutuka Ariadji menegaskan, program pengalihan subsidi dari elpiji tiga kilogram untuk pembelian kompor induksi, dapat menekan impor elpiji tiga kilogram yang selama ini membengkak.

Disarankan supaya yang diganti oleh listrik tak pula diganti juga dengan gas. "Kita sudah koordinasi dengan mereka (Ditjen Gatrik). Jadi, jangan tumpuk-tumpuk diganti dengan listrik, diganti lagi dengan gas," katanya.

"Jadi, " lanjutnya, "Masing-masin jalan. Kan ada sumber gas, ya kita pakai gas. Kalau tidak ada sumber gas di kota-kota yang gak ada sumber gas, kita pakai listrik."

Percepatan penambahan pengguna kompor listrik induksi juga dapat menekan kian besarnya beban subsidi elpiji tiga kilogram.

Ini terutama akibat kenaikan harga minyak mentah dunia dalam beberapa bulan terakhir ini akibat operasi militer massal Rusia ke Ukraina sejak 24 Februari 2022.

Menurut Tutuka, pihaknya sudah menggodok program tersebut dengan pemerintah.

Ini supaya subsidi untuk elpiji bisa direalokasikan guna mempercepat penggunaan kompor induksi, termasuk pembelian kompor listriknya.

"Sehingga ada pergeseran dari elpiji impor yang harganya sudah Rp 18.000 per kilogram," kata Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo, saat RDP bersama Komisi VI DPR RI, Rabu, 15 Juni 2022.

Darmawan mencatat, harga keekonomian dari pengadaan kompor listrik, berkisar Rp 10.350. Ini ekuivalen dengan pengadaan satu kilogram elpiji yang senilai Rp 18.000.

Jadi, lanjutnya, dengan perpindahan penggunaan kompor induksi, maka penghematan yang akan diperoleh negara pun akan cukup besar.

Pihaknya, dilansir CNBC, bahkan menargetkan dapat menggaet konsumen baru pengguna kompor induksi sebanyak 15 juta rumah tangga.

Hal ini karena kiat tersebut juga menjadi salah satu upaya PLN untuk mengatasi kelebihan pasokan listrik.

PLN sendiri menargetkan penggunaan kompor induksi atau kompor listrik pada 2024 mencapai 8,5 juta rumah tangga.

Pengguna kompor listrik akan semakin bertambah pada 2030, yakni mencapai 18,2 juta rumah tangga.

Sementara penggunaan kompor listrik hanya dibutuhkan daya sebesar 2.200 watt.

PLN sedang menggodok program pemerintah untuk memilih subsidi elpijike percepatan penggunaan kompor induksi.

Hal ini sudah termasuk untuk pembelian kompor listrik, dan juga bantuan perkakas dari pemerintah.

Dengan realokasi tersebut, subsidi yang biasanya diberikan ke LPG sampai Rp 11.000 per kilogram, bakal menjadi hanya Rp 3.000 untuk listrik.

Harga penggunaan listriknya bisa Rp 7.000, yang setara dengan harga per kiligram elpiji bersubsidi.

Sementara itu, Dewan Energi Nasional (DEN) menilai, momen kenaikan harga minyak dan gas dunia yang cukup signifikan, menjadi peluang besar bagi pemerintah untuk bisa mendorong penggunaan kompor induksi ke masyarakat.

Apalagi, penggunaan kompor induksi, bisa mengurangi ketergantungan impor elpiji secara nasional.

Menurut anggota DEN Satya Yudha, meski memang saat ini harga kompornya masih cukup mahal, namun dari sisi pemakaian energinya, justru lebih murah dibandingkan elpiji.

Selain itu, pemakaian kompor induksi juga menjadi salah satu mitigasi.

Ini agar masyarakat tidak berbondong-bondong mengambil gas melon yang saat ini masih disubsidi pemerintah.

Karena itu DEN sangat mendorong pemerintah untuk mengajak masyarakat beralih ke kompor induksi yang harus disertai sosialisasi yang gencar terkait pemakaian kompor induksi.

Peran PLN dan pemerintah untuk meyakinkan masyarakat bahwa kompor induksi lebih murah, menjadi kunci keyakinan masyarakat untuk beralih.

"Sebab, jika kita bicara masyarakat, maka yang terutama adalah harganya. Jika memang harganya ada yang lebih murah, pasti masyarakat akan beralih ke yang murah," ujar Satya.

Selain itu, penggunaan kompor induksi juga bisa sejalan dengan target pemerintah dalam mengurangi emisi karbon.

Sebab, dengan mengurangi ketergantungan terhadap impor elpiji dengan kompor induksi, jumlah emisi karbon yang dikeluarkan, juga lebih sedikit.

Dengan demikian, konversi kompor gas ke listrik itu sama dengan rencana pemerintah terkait transisi energi dan pengurangan emisi karbon serta demi mewujudkan kemandirian energi.

Pada 2018, berdasarkan data Indonesia Energy Outlook 2019 DEN, konsumsi elpiji bersudsidi mencapai 7,5 juta ton.

Peningkatan konsumsi elpiji ini tidak diimbangi dengan penyediaannya dari kilang elpiji, dan kilang minyak di dalam negeri.

Karena itu, untuk memenuhi kebutuhan tersebut, pemerintah hanya dapat mengandalkan produksi elpiji dalam negeri, sebesar dua juta ton (26 persen).

Sedangkan sisanya diimpor sebanyak 5,5 juta ton (74 persen).

Ironisnya, konumsi elpiji dari tahun ke tahun terus bertambah sehingga subsidi elpiji kian membengkak.

Pada 2018, pemerintah menetapkan subsidi untuk elpiji tiga kilogram, antara Rp 6.000-10.000 per kilogram.
Selama 2018, misalnya, pemerintah mengucurkan anggaran untuk subsidi mencapai Rp 58,1 trilliun.

Pada 2020, anggaran subsidi elpiji diperkirakan sebesar Rp 50,6 triliun.

PLN pun melakukan gerakan konversi satu juta kompor elpiji ke kompor induksi.

Hal ini untuk mendukung program konversi tersebut, sekaligus upaya mendukung kemandirian dan ketahanan energi nasional,

Konversi tersebut juga menghemat anggaran subsidi elpiji, yang dianggarkan sebesar Rp 50,6 triliun pada APBN 2020.

Penggunaan energi berbasis impor harus bisa menjadi energi berbasis lokal.

Sebab, elpiji yang dikonsumsi di Indonesia, sebagian besar masih impor, sementara listrik adalah energi berbasis lokal.

Sejak akhir Oktober 2020, PLN terus mengkampanyekan penggunaan kompor induksi lewat Gerakan Konversi Satu Juta Kompor Elpiji ke Induksi.

Pada Oktober 2020, Direktur Niaga dan Manajemen Pelanggan PLN Bob Saril menyatakan, usulan konversi kompor itu berangkat dari sebuah pengalaman pemerintah.

Pemerintah pernah melakukan konversi program serupa, yakni pada 2008.

Ketika itu, Kementerian ESDM) melakukan program penukaran kompor minyak tanah menjadi tabung beserta kompor elpiji.

Menurut Bob, program serupa dapat diterapkan untuk induksi penggunaan kompor di kalangan masyarakat. Masyarakat bisa menukarkan kompor elpijinya secara gratis dengan kompor induksi.***

Reporter, Penulis & Editor: Patrick Waraney Sorongan
Sumber: Berbagai sumber

Berita Terkait

Baca Juga

Komentar Anda