BERSIAPLAH untuk mengeluarkan kembali dari laci Anda, koleksi celana panjang denim (jean) ketat berkaki lebar (cut bray) dan model baggy (gombrang) di bagian pinggang, rok, gaun, dan blazer.
Khusus bagi wanita, gaun dan rok blue jeans juga saatnya untuk digunakan, dua jenis mode yang bertahun-tahun menghilang. Begitu juga dengan rok, gaun, kemeja atau celana panjang jeans yang dihiasi pernak-pernik karena bakal 'tidak norak' lagi pada 2022.
Pada 2022, model ini bakal muncul. Outlet di semua gerai pasti akan mulai mempasoknya pada awal tahun depan, karena fans blue jeans pasti akan mulai 'membongkar' gerai toko-toko busana.
Untuk celana denim kurus, ketat, berujung kaki sempit alias 'kaki botol', bakal ditinggalkan. Pun mode celana panjang denim berpinggang tinggi (high-waisted jeans), karena akan digantikan dengan denim berpinggang rendah (low-waisted jeans).
Style belel, sobek kecil di bagian lutut, atau tambalam-tambalan maupun pernak-pernik, tetap didominasi oleh warna biru (blue), sesuai genre denim itu sendiri sebagai blue jeans.
Tren denim 2022 ini sebenarnya hanya beputar-putar dari satu dekade ke dekade lain, sebaimana diperagakan dalam Fashion Show Spring/Summer 2022, awal November 2021. Terlihat bahwa tren denim sangat dominan yang disertai berbagai corak.
Inilah tren yang diluncurkan dari rumah-rumah mode dan pabrikan-pabrikan busana denim ternama dunia, semisal Levi's Straus lewat seri Levi 501s, Missoni, Vaquera, MSGM, atau Molly Goddard, sebagaimana dilansir Suara Pemred dari majalah-majalah mode dunia, termasuk Vogue, The Guardian, Town and Country (C&C), dan Fustany.
Celana panjang denim cut bray bakal menjadi tren pada dekade1970-an-1990-an, dan sejak awal dekade 2000-an digantikan model ketat, kurus, dan berkaki sempit alias 'berkaki botol', menurut istilah anak muda Indonesia.
Tren denim terbaru yang menghiasi mode musim semi tahun 2022, antara lain pula untuk jenis jeans ultra-rendah bersiluet baggy, dan oversized.
Gaya polarisasi ini semakin populer selama beberapa musim terakhir, tetapi merek seperti Missoni, Vaquera, MSGM, dan Molly Goddard telah membuktikan bahwa kebangkitan denim low-slung bukanlah suatu kesalahan dalam radar mode, dan tren ini akan tetap ada.
Pun tidak dapat disangkal lagi bagi kaum milenial bahwa kembalinya tren celana panjang denim pada 2022 ini bakal memicu stres.
Dengan celana yang memamerkan perut, dan 'tren sadar tubuh' lainnya, tren ini juga mengingatkan pemakain khusus kaum wnaita supaya menjaga perutnya rata alias tak berlemak, putih, mulus, supaya pemakaiannya menjadi perfeksionis.
Lima Tren Denim Terbaik 2022
Pinggang rendah, ditambal, dan ditutupi permata, model denim ini akan mengguncang segalanya,, sebagaimana dilansir dari T&C, edisi 18 Oktober 2021.
Semua itu efek dari tahun 2020, tetapi peragaan busana musim semi dan musim panas 2022 sarat dengan denim: Mulai dari pakaian bergaya couture (jahit) hingga penampilan kasual.
Pada 2019, terjadi perubahan besar dari skinny jeans (jeans ketat) yang dominan, yang pada 2022 beralih ke gaya wide-leg (berkaki lebar), bahkan low-waist (pinggang rendah).
Bereksperimen dengan sesuatu yang terpercaya seperti denim, menurut analisis Tim Mode T&C, bisa jadi menakutkan, tetapi lima tren denim favorit ini pasti menggida para fans jeans.
Tim Mode T&C telah menyoroti lima tren favorit untuk masuk ke musim depan. Seolah-olah jeans ini berkata: "Kami kembali, dan (kami) siap untuk sesuatu yang baru."
Rendah & Longgar
Sebuah pengingat bahwa fashion selalu berayun dari satu ujung ke ujung yang lain. Jadi, tren santai ini adalah 180 dari skinnies (ketat) berpinggang tinggi di masa lalu.
Namun, harus diakui bahwa pinggang rendah lebih cocok untuk beberapa sosok, dan mudah dikenakan dengan atasan dan tumit yang dipotong.
Tambal Sulam
Patch denim-on-denim (tambalan denim di atas denim) membangkitkan gaya kain perca tradisional Jepang, yang disebut boro, populer pada abad ke-19 dan ke-20.
Mode ini menggunakan teknik berkelanjutan yang mengolah kembali potongan kain lama menjadi temuan baru.
Bagian terbaiknya adalah kain lama dapat dikenakan, menjadi se denim favorit untuk semakin menambah tampilan jins pokok, dan t-shirt (kaos).
Dihiasi
Jeans over-the-top (berlebihan) lebih pas dikenakan untuk bersantai pada malam hari bersama teman-teman dan akan membuat pemakainya berkilau.
Dari Kepala hingga Ujung Kaki
Justin Bieber dan Britney Speras terlalu lama memonopoli tampilan ini, dan untuk merebut kembali Tuxedo Kanada lama. Ini adalah tampilan klasik yang bagus!
Gaun plus Rok
Kebangkitan tren dekade 90-an ini membuat pemakainya merasa seperti bintang. "Kami menantikan untuk melapisi rok denim di atas bergaya turtleneck (leher kura-kura) untuk saat ini, dan pada musim semi yang akan datang," kata Tim Mode T&C.
Dirancang oleh Penjual Babi dan Dijual oleh Levi Straus
Jeans atau di Indonesia lebih ngetop dengan sebutan 'jins' atau jengki pada dekade 1950-an, adalah sejenis celana yang dibuat dari bahan keras dan kuat yang disebut denim.
Tapi, banyak orang lebih mengindentikkan jeans dengan merek pertama jeans lewat celana panjang bernama Levi's Straus & Co, milik Levi Strauss, seorang warga negara AS berdarah Yahudi tulen.
Jarang yang tahu bahwa jeans yang menjadi populer di dunia ketika dijual oleh Straus, adalah hasil rancangan seorang penjual daging babi kering sekaligus penjahit bernama Jacov W Davis, yang juga berdaah Yahudi tulen.
Jeans sering dikenakan sebagai pakaian kerja. kadang-kadang kata 'jins' diindikasikan untuk model jeans biru yang dibuat oleh Jacob W Davis. Jeans diperkenalkan di AS oleh Levi Strauss pada 1872.
Pada akhir dekade 1800-an, jeans dikenakan oleh buruh tambang, dan saat itu bahan yang digunakan berasal dari kain terpal.
Pada 1950-an, jeans menjadi mode populer bagi remaja. Pada masa itu pula, jeans menjadi bagian mode rockabilly bagi kalangan ini.
Kemudian pada dekade 2000-an, jeans menjadi jenis celana terkenal, dan dikenakan sebagai pakaian kerja, dan mode pakaian tidak tetap. Jeans dibuat dalam banyak bentuk dan warna.
Kata 'jeans' berasal dari nama Prancis bagi kota di Italia di mana kain katun dibuat. Nama kota itu, Genoa, dieja 'jene' dalam bahasa Inggris, dan 'Genes' dalam bahasa Prancis. Kemudian, bahasa Indonesia menggunakan kata 'jins'.
Awalnya, kain jins muncul di Genoa, dan kota Nimes di Prancis. 'Genes' adalah bahasa Prancis dari Genoa, yang dipercayai menjadi awal kata 'jeans'. Di Nîmes tukang-tukang tenun menciptakan kain kepar, yang akhirnya disebut denim dari kata de 'Nimes' (berarti 'dari Nimes').
Tentang Levi Strauss
Levi Strauss (26 Februari 1829 – 26 September 1902) adalah seorang produsen pakaian dari AS kelahiran Jerman. Nama lelaki Yahudi belakangan menjadi merek jeans Levi's.
Lahir dengan nama Lob Straus di Buttenheim, Bayern, Jerman dari keluarga Yahudi, Straus pada 1847 pindah bersama ibu dan dua saudarinya ke New York, AS, untuk bergabung dengan kedua saudaranya, Jonas dan Louis Lob.
Straus kemudian memiliki bisnis barang kering. Pada 1850, namanya diubahmenjadi Levi Strauss, dan pada 1853 pindah ke San Francisco, Negara Bagian California, AS, untuk membuka perusahaannya sendiri Levi Strauss & Co.
Saudara perempuannya, Fanny dan suaminya, David Stern, pindah ke St Louis, Negara Bagian Missouri, AS, sedangkan Straus pindah di Louisville, Negara Bagian Kentucky, AS.
Straus mewakili keluarganya untuk menjadi perwakilan di San Francisco, dan diikuti oleh kakaknya.
Strauss membuka toko grosirnya bernama Levi Strauss & Co, yang menjual barang-barang kering termasuk pakaian, saputangan, dan tas.
Tentang Jacob William Davis
Jacob William Davis, lahir sebagai Jacob Youphes pada 1831, dan wafat pada 1908, adalah seorang penjahit AS kelahiran Latvia, yang dianggap sebagai penemu jeans modern.
Tumbuh di Latvia, Davis beremigrasi ke AS sebagai seorang pemuda yang juga menghabiskan beberapa waktu di Kanada.
Davis kemudian menemukan jeans dengan menggunakan kain kokoh dan paku keling untuk memperkuat titik lemah di jahitannya, dan bermitra dengan Levi Strauss untuk memproduksinya secara massal.
Lahir dari keluarga Yahudi di Kota Riga pada 1831, Davis selama berada di Riga berlatih, dan bekerja sebagai penjahit.
Dalam usia 23 tahun pada 1854, Davis tiba di New York City, AS, kemudian mengubah namanya menjadi Jacob Davis. Di sana, Davis menjalankan toko penjahit sebelum pindah ke Maine, dan pada 1856 ke San Francisco sebelum pindah ke Weaverville.
Pada 1858, Davis meninggalkan California, dan pindah ke Kanada Barat, untuk mencoba mencari pekerjaan yang lebih menguntungkan.
Di sana, Davis bertemu dengan seorang imigran Jerman, Annie Parksher, yang dinikahinya, dan memiliki enam anak. Selama waktunya di Kanada, Davis bekerja di Sungai Fraser untuk mendulang emas.
Pada Januari 1867, Davis kembali ke San Francisco bersama Annie dan keluarganya.
Masih pada tahun itu, mereka belakangan pindah ke Virginia City, Nevada, di mana Davis menjual tembakau dan babi grosir, sebelum mulai bekerja sekali lagi sebagai penjahit.
Pada 1868, keluarganya pindah lagi, kali ini ke Reno, Nevada, yang pada waktu itu merupakan kota kereta api kecil, dan Davis membantu Frederick Hertlein membangun tempat pembuatan bir.
Pada 1869, Davis kembali ke perdagangan aslinya, membuka toko penjahit di jalan utama kota. Di toko penjahitnya, Davis membuat barang-barang fungsional, seperti tenda, selimut kuda, dan penutup gerobak untuk pekerja kereta api di Central Pacific Railroad.
Kain yang digunakan oleh Davis adalah kain katun bebek dan denim katun yang dibelinya dari Levi Strauss & Co, sebuah perusahaan barang kering di San Francisco.
Untuk memperkuat titik-titik tegangan pada barang yang dijahit, Davis menggunakan paku keling tembaga untuk memperkuat jahitannya.
Kelahiran Jeans
Pada Desember 1870, Davis diminta oleh seorang pelanggan untuk membuatkan sepasang celana kerja yang kuat untuk suaminya yang bekerja sebagai penebang kayu.
Untuk membuat celana kuat yang cocok untuk bekerja, Davis menggunakan kain bebek, dan memperkuat titik lemah di jahitan dan saku dengan paku keling tembaga.
Begitu suksesnya celana ini sehingga berita itu menyebar ke seluruh pekerja di sepanjang rel kereta api. Davis membuat celana kerja ini dari bahan katun bebek, dan, sejak 1871 dari bahan katun denim.
Tak lama kemudian, Davis menemukan bahwa dirinya tidak dapat memenuhi permintaan, dan belakangan bekerja untuk Straus.***
Sumber: Vogue, The Guardian, Town and Country, Fustany, Wikipedia, T&C