Internasional post authorPatrick Sorongan 05 September 2022

Genosida Yahudi Eropa: Hitler Dukung Kebencian Kristen terhadap Judaisme?

Photo of Genosida Yahudi Eropa:  Hitler Dukung Kebencian Kristen terhadap Judaisme? MENJELANG DIBUNUH - Anak-anak Yahudi menjelang dibunuh di kamar gas kamp Auschwitz-Birkena.(Foto: Escape 2 Poland)

Mengerikan. Inilah  kata yang tepat jika menyebut kata holokaus (holocaust),  istilah yang lebih diidentikkan sebagai pembunuhan terhadap lebih lima  juta orang  Yahudi di Eropa selama Perang Dunia II

Banyak pula wacana bahwa kata 'holokaus' juga harus disematkan atas terbunuhnya  para militer dan warga sipil Uni Soviet secara bersamaan  oleh Nazi lewat penembakkan massal atau dimasukkan ke kamar gas beracun.

Masih simpang-siur tentang motif pemimpin Nazi, Adolf Hitler,  yang juga kepala negara Jerman, ketika menyerukan melakukan pembantaian mengerikan ini terhadap para penganut  Judaisme itu, sebaimana ulasan Suara Pemred berikut ini.

PEMBANTAIAN ini dilakukan secara sistematis di hampir semua negara yang diduduki oleh Nazi, di wilayah yang saat ini menjadi 35 negara Eropa yang terpisah.

Pembantaian paling parah terjadi di kawasan Eropa Tengah dan Timur, yang memiliki lebih tujuh juta penganut Yahudi pada 1939.

Sekitar lima juta umat Yahudi dibunuh di sana, termasuk tiga juta di Polandia dan lebih dari satu juta di Uni Soviet. Ratusan ribu umat Yahudi juga tewas di Belanda, Prancis, Belgia, Yugoslavia dan Yunani.

Melihat cara mengerikan orang Yahudi diperlakukan selama Holocaust, kebencian Hitler terhadap mereka pasti sangat ekstrem.

Juga, tampaknya cukup banyak orang Jerman yang mendukung gagasannya bahwa orang Yahudi perlu dimusnahkan.

Pertama, Konflik Umat Kristen  vs Judaisme

Tapi,  motif  Hitler melakukan pembantaian ini, sebagaimana dilansir History on the Net,  masih diperdebatkan.  

Banyak faktor yang kemungkinan berperan terkait alasan kebencian Hitler terhadap orang Yahudi.

Di antaranya, kemungkinan terkait konflik antara umat Kristen dan Yudaisme yang telah ada selama bertahun-tahun. Konflik inilah yang sebagian membantu menciptakan suasana antisemitisme di Eropa.

Hitler sendiri menghabiskan sebagian masa mudanya di Wina, Austria, di mana antisemitisme sangat lazim,  dan sangat dianjurkan.  

Dia kemungkinan  telah dipengaruhi oleh beberapa ide ideologis dari lingkungan itu.

Kedua, Kekuatan Ekonomi Yahudi  

Ketika pecahnya Perang Dunia 1, mayoritas lembaga keuangan, bank, dan perusahaan besar dikuasai oleh orang Yahudi.  

Hitler menyalahkan kekalahan perang, kejatuhan ekonomi Jerman, dan keputusan buruk Republik Weimar terhaap kapitalisme Yahudi. 

Ketiga, Teor Konspirasi

Hitler percaya  bahwa orang Yahudi memiliki beberapa konspirasi untuk mengendalikan dunia, dan mereka akan menikam orang Jerman dari belakang, kapan pun mereka mau. 

Keempat, Superioritas Ras Arya

Hitler dan banyak penganut Nazi -awalnya adalah sebuah partai- percaya pada superioritas ras Arya (Jerman). 

Dengan demikian, orang-orang Yahudi lebih rendah sedemikian rupa,  sehingga mereka hampir bukan manusia di matanya. Hitler merasa bahwa dia akan membantu dunia dengan memusnahkan ras Yahudi. 

Kelima, Kekalahan Kekaisaran Jerman

Alasan lain bahwa selama Perang Dunia I pada 1914-1918, Hitler adalah seorang prajurit di tentara Jerman.  

Pada akhir perang, Hitler dan banyak tentara Jerman lainnya seperti dia, tidak bisa melupakan kekalahan Kekaisaran Jerman.  

Komando tentara Jerman menyebarkan mitos bahwa tentara tidak kalah perang di medan perang, tetapi karena telah dikhianati.  

Dengan 'tikaman dari belakang', demikian sebutannya saat itu. Hitler percaya pada mitos: Yahudi dan komunis telah mengkhianati negara,  dan membawa pemerintah sayap kiri ke tampuk kekuasaan yang ingin menyerah. 

Kecemburuan Hitler dan Nazi

Merasa bahwa Arya adalah ras yang unggul, Hitler selama memimpin Jerman diyakini tak mau kalah dengan orang Yahudi.

Jika pun orang Yahudi 'menikam Kekaisaran Jerman dari belakang', seperti klaim Nazi, juga terasa mustahil.

Sebab kenyataannya,  dilansir dari Wikipedia, diperkirakan 100.000 personel militer Yahudi bertugas di Angkatan Darat Jerman selama Perang Dunia I.

Bahkan selama perang, 12.000 tentara Jerman keturuna Yahudi telah tewas.  Penghargaan Salib Besi pun dianugerahkan kepada 18.000 tentara Yahudi Jerman selama perang.

Di era pemerintahan Nazi di Jerman, Hitler menekan kontribusi Yahudi, bahkan terus menyalahkan mereka atas kekalahan Jerman.

Hitler bahkan menggunakan mitos menusuk dari belakang oleh orang-orang Yahudi Jerman yang bertugas di Angkatan Darat Jerman.

Padahal, orang-orang Yahudi di Jerman yang bertugas di militer negara itu, telah  mendahului pembentukan Kekaisaran Jerman II  pada 1871.

Ketika itu, orang-orang Yahudi telah bertugas di Angkatan Darat Prusia dalam Perang Jerman 1813, atau disebut 'Perang Pembebasan'.

Meno Burg menjadi Yahudi Jerman berpangkat tertinggi di Angkatan Darat Prusia pada abad ke-19, mencapai pangkat Mayor.  

Orang-orang Yahudi terus bertugas di Angkatan Darat Prusia selama Perang Schleswig II  (1864), Perang Austro-Prusia (1866), dan Perang Prancis-Prusia (1870-1871).  

Setelah pembentukan Kekaisaran Jerman pada 1871, orang-orang Yahudi di Tentara Prusia tidak menerima persamaan hak yang diharapkan.

Mereka dilarang untuk posisi di pemerintah dan pangkat perwira, sementara negara bagian Jerman lainnya, seperti Hamburg dan Kerajaan Bavaria,  lebih liberal.

Yahudi Dipromosikan setelah Masuk Kristen

Pada  1880 dan 1910, hingga sebanyak 30.000 orang Yahudi Jerman bertugas di Angkatan Darat Prusia, tetapi tidak ada yang dipromosikan ke pangkat perwira.  

Namun, di antara 1.500 orang Yahudi yang masuk Kristen, 300 orang dipromosikan.  

Beberapa orang Yahudi memang takut dipinggirkan,  karena publik Jerman dengan antusias bersiap untuk perang besar. 

Tetapi,  begitu perang dimulai, sikap seperti itu menghilang,  dan reaksi umum orang Yahudi Jerman adalah menyambut perang dengan antusias. 

Dengan pecahnya Perang Dunia I pada 1914, situasi berubah drastis bagi orang Yahudi Jerman di kemiliteran.  

Selama awal perang, 12.000 orang Yahudi Jerman menjadi sukarelawan untuk Angkatan Darat Jerman. Dari 100.000 orang Yahudi yang bertugas di militer Jerman, 70.000 bertempur di garis depan.

Sebanyak 12.000 tewas dalam perang, dan 3.000 dipromosikan menjadi perwira,  tetapi mereka hanya bisa menjadi perwira cadangan, bukan tentara reguler.  

Salib Besi dianugerahkan kepada 18.000 orang Yahudi Jerman selama perang, di mana 1.000 di antaranya menerima penghargaan kelas satu.  

Wilhelm Frankl yang berdarah Yahudi telah menjadi anggota pertama dari korps terbang yang dianugerahi penghargaan Pour le Mérite.

Istilah Judenzählung di Jerman alias anti-semit yang muncul sejak tahun 1916,  membuat jijik banyak tentara Yahudi Jerman, istilah yang ditujukan untuk membuktikan secara salah bahwa orang-orang Yahudi berusaha menghindari dinas militer.

Bagi banyak orang Yahudi Jerman, perang tersebut memiliki harapan untuk diperlakukan sama dengan orang Jerman non-Yahudi untuk pertama kalinya.  

Banyak orang Yahudi juga memiliki perasaan patriotik yang kuat untuk Jerman. 

Mereka juga yakin  bahwa perang di Timur melawan Kekaisaran Rusia,  akan membawa pembebasan sesama Yahudi Eropa Timur dari pogrom dan penganiayaan. 

Segera dengan pecahnya perang, Federasi Yahudi Jerman meminta pengenalan Feldrabbiner (Rabi Lapangan), rabi yang didedikasikan untuk kapel-kapel militer di Angkatan Darat Jerman, sesuatu yang belum pernah ada sebelumnya di Kekaisaran Jerman.  

Pada Agustus 1914, delapan puluh satu rabi Jerman mengajukan diri untuk melayani sebagai Rabi Lapangan, dan tujuh rabi pertama, di antaranya Leo Baeck, mulai bertugas pada bulan berikutnya.  

Di Front Timur, dengan persetujuan Komando Tinggi Jerman, para rabi juga melayani penduduk Yahudi setempat, bukan hanya tentara Yahudi Jerman.

Republik Weimar dan Nazi Jerman

Reichsbund jüdischer Frontsoldaten dibentuk pada 1919,  dengan tujuan membantu para veteran serta mempromosikan pengorbanan komunitas Yahudi Jerman selama konflik.  

Setelah Nazi naik ke tampuk kekuasaan pada  1933, veteran Yahudi pada awalnya dilindungi dari pemecatan dari pekerjaan pemerintah setelah intervensi atas nama mereka oleh Presiden Jerman,  Paul von Hindenburg. 

Tetapi, semua  ini berubah pada 1935.  setelah kematiannya.

Setelah Peristiwa Kristallnacht pada  1938, federasi menghentikan kegiatannya,  dan menyarankan anggotanya, hampir 40.000, untuk beremigrasi dari Jerman.  

Para veteran yang tetap tinggal di Jerman, juga awalnya dibebaskan setelah penangkapan selama Peristiwa Kristallnacht, tidak menerima perlakuan khusus setelah ini. 

Mereka bahkan dideportasi ke kamp konsentrasi kemudian  dibunuh seperti binatang, sebagaimana warga negara Yahudi Jerman lainnya.  

Nazi berusaha untuk membasmi semua bukti tentara Yahudi yang berperang untuk Jerman dalam Perang Dunia I. 

Setelah Perang Dunia II

Pada 1968,  otoritas Yahudi di Jerman memutuskan untuk menandai 3.000 kuburan perang Yahudi yang diketahui di Front Barat Perang Dunia I. Ini ditandai  penanda khusus yang bertuliskan Bintang Daud,  dan sebuah prasasti Ibrani.  

Nama-nama 12.000 orang Yahudi yang tewas dalam perang, telah diterbitkan di bawah arahan Leo Löwenstein dalam sebuah buku yang diterbitkan pada 1932, berjudul Die Jüdischen Gefallenen. 

Sebuah buku yang terdiri dari surat-surat yang dikirim pulang oleh tentara Yahudi selama perang diterbitkan oleh Bundeswehr Jerman Barat pada 1961. 

Pada 2006, menjelang peringatan ke-68 Kristallnacht, tentara Bundeswehr membentuk Bund jüdischer Soldaten, sebuah federasi tentara Yahudi di Angkatan Darat Jerman, mirip dengan bekas Reichsbund jüdischer Frontsoldaten. 

Sementara beberapa orang Yahudi Jerman bergabung dengan Tentara Jerman Barat setelah Perang Dunia II, keturunan orang-orang yang menderita melalui penganiayaan Nazi,  telah dibebaskan dari dinas nasional. 

Pada   2014 Bundeswehr memiliki sekitar 250 tentara Yahudi Jerman dalam barisannya. 

Total Holokaus 17 Juta Jiwa termasuk Tentara Soviet

Beberapa pakar berpendapat bahwa definisi Holokaus harus meliputi pula genosida Nazi terhadap jutaan orang dalam kelompok lain selain Yahudi. 

Di antaranya adalah orang Rom, komunis,  tawanan perang Soviet, warga sipil Polandia dan Soviet, homoseksual, orang cacat, Saksi Yehuwa dan musuh politik dan keagamaan lainnya. 

Semuanya menjadi korban,  terlepas apakah mereka berasal dari etnis Jerman atau bukan.Ini adalah definisi yang paling umum digunakan sejak akhir Perang Dunia II hingga dekade 1960-an. 

Jika menggunakan definisi ini -karena digabungkan dengan jumlah kematian orang Yahudi- maka jumlah keseluruhan korban Holocaust adalah 11 hingga 17 juta jiwa.

Penyiksaan dan genosida dilakukan dalam beberapa tahap.

Sejumlah hukum untuk menghapuskan keberadaan orang Yahudi dari masyarakat sipil, yang paling terkenal adalah Hukum Nuremberg. Hukum ini diberlakukan di Jerman selama era Nazi selama bertahun-tahun sebelum dimulainya Perang Dunia II.

Kamp konsentrasi didirikan di mana para tahanan diharuskan melakukan kerja paksa hingga mereka mati akibat kelelahan atau penyakit.

Ketika Jerman menaklukan wilayah baru di Eropa Timur, satuan khusus yang disebut Einsatzgruppen,  membantai musuh-musuh politik melalui penembakan massal.

Nazi memerintahkan orang Yahudi dan Rom untuk dikurung di ghetto sebelum dipindahkan dengan kereta barang ke kamp pemusnahan.

Di sana, jika mereka selamat dalam perjalanan, sebagian besar dari mereka secara sistematis dibunuh di dalam kamar gas.

Setiap bagian dari birokrasi Nazi terlibat dalam logistik yang berujung pada genosida, mengubah Reich Ketiga menjadi apa yang oleh para pakar Holocaust disebut sebagai 'negara genosida'.

Ada perbedaan pendapat mengenai berapa banyak yang diketahui oleh penduduk sipil Jerman mengenai konspirasi pemerintah terhadap orang Yahudi.

Sebagian besar sejarawan mengklaim bahwa penduduk sipil tidak mengetahui kekejaman yang dilakukan oleh pemerintah, khususnya yang terjadi di kamp konsentrasi, yang terletak di luar Jerman di Eropa yang diduduki Nazi.

Tetapi, sejarawan Robert Gellately mengklaim bahwa pemerintah secara terbuka mengumumkan konspirasi melalui media, dan bahwa warga sipil mengetahui setiap aspeknya,  kecuali penggunaan kamar gas.

Bukti sejarah signifikan menunjukkan gagasan bahwa sebagian besar korban Holokaus , sebelum dikirim ke kamp konsentrasi, tidak mengetahui nasib yang menanti mereka, atau tidak mempercayainya.  Ini karena mereka meyakini akan diberikan tempat tinggal baru.

Etimologi

Istilah Holokaus sendiri berasal dari kata Yunani; 'holókauston', yang berarti 'binatang kurban (olos) yang dipersembahkan kepada tuhan dengan cara dibakar (kaustos).

Selama ratusan tahun, kata 'holokaus' digunakan dalam bahasa Inggris untuk merujuk kepada suatu peristiwa 'pembantaian besar'.

Namun sejak dekade 1960-an, istilah ini mulai digunakan oleh para pakar dan penulis populer untuk menggambarkan genosida terhadap orang Yahudi.

Pada 1978, sebuah mini seri berjudul Holocaust mulai mempopulerkan penggunaan istilah ini dalam bahasa sehari-hari.

Dalam Alkitab, kata 'Shoah'  (juga dieja 'Sho'ah' atau 'Shoa'), bermakna 'bencana'. Kata ini menjadi istilah standar dalam bahasa Ibrani yang digunakan untuk menyebut holokaus pada awal dekade 1940-an, terutama di Eropa dan Israel.

Penggunaan istilah Shoah ini lebih disukai oleh banyak umat Yahudi  karena berbagai alasan, termasuk sifat teologis dari kata 'holokaus', "yang mereka anggap sebagai referensi pada kebiasaan pagan bangsa Yunani.

Nazi menggunakan frasa eufemisme untuk menggambarkan peristiwa ini, yakni 'Solusi Akhir atas Permasalahan Yahudi', atau dalam bahasa Jerman: Endlösung der Judenfrage.

Frasa 'Solusi Akhir' ini banyak digunakan sebagai istilah untuk merujuk kepada genosida umat Yahudi di kemudian harinya.

Nazi juga menggunakan istilah lebensunwertes leben (kehidupan yang tidak layak hidup) dalam upaya untuk membenarkan tindakan pembunuhan mereka.

Sejarawan Michael Berenbaum mengungkapkan bahwa Jerman telah menjadi sebuah 'negara genosida'.

Gereja-gereja Jerman pun Terlibat Holokaus

Setiap birokrasi di negara ini terlibat dalam proses pembunuhan selama terjadinya holokaus. Gereja-gereja paroki dan Kementerian Dalam Negeri Jerman menyediakan catatan kelahiran untuk mengidentifikasi penganut Yahudi,

Kantor Pos menyampaikan perintah deportasi dan denaturalisasi, Departemen Keuangan menyita properti umat Yahudi, dan perusahaan-perusahaan Jerman memecat para pegawai Yahudi.

Universitas-universitas juga menolak untuk menerima mahasiswa Yahudi,  tidak mengakui gelar akademik mereka yang sudah lulus, dan menembak mati para akademisi Yahudi.

Sedangkan badan transportasi pemerintah Jerman bertugas mengatur transportasi kereta untuk mengangkut umat Yahudi ke kamp-kamp.

Perusahaan farmasi Jerman mengujicobakan obat-obatan kepada para tahanan di kamp; perusahaan-perusahaan ditawarkan kontrak untuk membangun krematorium.

Daftar rinci para korban dibuat dengan menggunakan mesin cetak,  yang diproduksi oleh perusahan IBM Jerman, Dehomag.

Saat para tahanan memasuki kamp-kamp kematian, mereka diharuskan untuk menyerahkan semua barang pribadi mereka.

Barang-barang ini selanjutnya di katalogkan,  dan dikirim ke Jerman untuk digunakan kembali atau di daur ulang.

Berenbaum juga mengungkapkan bahwa bagi para pelaku, peristiwa ini merupakan prestasi terbesar Jerman.

Melalui sebuah rekening terselubung, bank nasional Jerman membantu 'mencuci' barang-barang berharga yang dicuri dari para korban.

Saul Friedländer menyatakan:  "Tidak satupun kelompok sosial, kelompok keagamaan, lembaga pendidikan, ataupun asosiasi profesional di Jerman dan di seluruh Eropa yang menyatakan solidaritasnya terhadap orang-orang Yahudi."

Friedländer juga mengungkapkan bahwa beberapa gereja Kristen menyatakan bahwa umat Yahudi yang pindah agama,  harus dianggap sebagai bagian dari 'kawanan', namun hanya pada titik tertentu.

Friedländer berpendapat bahwa hal tersebut menjadikan peristiwa holokaus menjadi 'khas'. Ini karena tiada campur tangan dari kekuatan-kekuatan yang biasanya ditemukan dalam masyarakat maju, seperti industri, usaha kecil, gereja-gereja, dan kelompok masyarakat lainnya.***

 

Sumber: Berbagai sumber

 

 

Berita Terkait

Baca Juga

Komentar Anda