Disuntik Mati, Pembunuh Ibu Hamil Ini Yakin Berdialog dengan Tuhan

Photo of Disuntik Mati, Pembunuh Ibu Hamil Ini Yakin Berdialog dengan Tuhan Lisa Montgomery dieksekusi dengan suntikan mematikan di Indiana, AS, Rabu (13/1).(Foto: Pengacara Lisa Montgomery /Reuters)

HUKUMAN suntik mati diberlakukan kembali di Amerika Serikat setelah terhenti selama 17 tahun. Lisa Montgomery (52), dinyatakan meninggal pada Rabu (13/1) pukul 1.31 pagi waktu setempat usai menerima suntikan mematikan. Terpidana pembunuh seorang wanita hamil ini, wafat di kompleks penjara federal di Terre Haute, Indiana, setelah Mahkamah Agung AS mencabut penundaan eksekusi dan menolak permintaan dari tim hukumnya untuk penundaan.

Hukuman tersebut langsung mendulang kecaman di AS. Dilansir situs berita Guardian Rabu ini pukul 14.18 GMT, Kelly Henry, mantan  pengacara Lisa, menuduh pemerintahan di masa Donald Trump telah melakukan 'penggunaan kekuasaan otoriter yang tidak perlu dan kejam'

Montgomery adalah tahanan ke-11 yang terbunuh dengan suntikan mematikan sejak Trump yang mendukung kuat hukuman mati,  melanjutkan eksekusi federal pada Juli 2020 setelah absen selama 17 tahun. Menurut Kelly, hukuman itu merupakan  tindakan haus darah.

"Haus darah,"  kecam Henry dalam sebuah pernyataan yang diposting di Twitter. Setiap orang yang berpartisipasi dalam eksekusi tersebut  dinilainya harus merasa malu. "Pemerintah tidak berhenti dalam semangatnya untuk membunuh wanita yang rusak karena delusi ini," tambahnya.

Eksekusi ini berlangsung setelah terjadi perselisihan hukum yang berlangsung selama berjam-jam sebelum mahkamah agung akhirnya memutuskan untuk menyetujui eksekusi. Montgomery sendiri adalah yang pertama dari tiga narapidana federal terakhir yang dijadwalkan meninggal sebelum pelantikan Presiden terpilih Joe Biden pekan depan, yang diperkirakan akan menghentikan eksekusi federal.

Pada Selasa (12/1), seorang hakim federal untuk Distrik Columbia menghentikan eksekusi yang dijadwalkan akhir pekan ini terhadap Corey Johnson dan Dustin Higgs, dua narapidana yang bulan lalu dinyatakan positif Covid-19. Johnson dihukum karena membunuh tujuh orang terkait perdagangan narkoba di Virginia, dan Higgs yang dihukum karena memerintahkan pembunuhan tiga wanita di Maryland. 

 

Bayi Diculik setelah Bunuh Ibunya 

Pada 2004, Montgomery membunuh Bobbie Jo Stinnett (23) di Kota Skidmore, barat laut Missouri. Terpidana membunuh dengan menggunakan tali untuk mencekik Stinnett yang sedang hamil delapan bulan, kemudian memotong tali pusar bayi perempuan itu dari rahim dengan pisau dapur. Montgomery kemudian membawa anak itu bersamanya dan berusaha menjadikan gadis itu sebagai miliknya. 

Bayi perempuan itu selamat. Dibesarkan oleh ayahnya, dan kini berusia 17 tahun, remaja perempuan  ini memperingati kematian tragis ibunya pada Desember 2020. Harian The New York Times memberitakan, kejahatan ini telah menghantui warga Missouri selama17 tahun. 

Awalnya Montgomery akan dieksekusi pada Desember 2020. Seorang hakim menundanya setelah dua pengacara terpidana mengidap korona. Pengacaranya berpendapat bahwa Montgomery menderita penyakit mental, gangguan saraf, dan trauma yang kompleks.

Pada Senin (11/1), seorang hakim federal di Indiana menahan eksekusinya agar pengadilan dapat menetapkan kompetensinya.  Montgomery dibawa dari penjara Texas ke fasilitas Terre Haute dengan tangan dibelenggu dan  ditahan di sel khusus.

Beberapa saat sebelum kematiannya, seorang penjaga penjara wanita melepas masker wajah Montgomery dan bertanya apakah dia punya kata-kata terakhir. Dia dilaporkan menjawab 'tidak'. "Saya tidak percaya dia memiliki pemahaman rasional tentang apa yang terjadi," kata Henry.

Henry bersama tim hukum Montgomery menyatakan bahwa terpidana menderita 'penyiksaan seksual' termasuk pemerkosaan beramai-ramai ketika masih kecil. Inilah yang  melukai emosinya secara permanen dan memperburuk masalah kesehatan mental dalam keluarganya. 

Di persidangan, jaksa penuntut menuduh Montgomery memalsukan penyakit mental dan mencatat bahwa pembunuhan itu direncanakan.  Montgomery juga dituduh membuka internet untuk mempelajari cara melakukan operasi Caesar sebelum membunuh. 

Menurut hakim, Montgomery juga mengalami delusi dan halusinasi dan percaya bahwa Tuhan berbicara melalui teka-teki lewat menghubungkan titik-titik. "Catatan pengadilan berisi banyak bukti bahwa kondisi mental Ms Montgomery saat ini begitu terpisah dari kenyataan sehingga dia tidak dapat secara rasional memahami alasan pemerintah untuk mengeksekusinya," kata hakim.(001) 

 

Berita Terkait

Baca Juga

Komentar Anda