Menlu AS ke Beijing: Dunia Internasional pun Tegang!

Photo of Menlu AS  ke Beijing: Dunia Internasional pun Tegang! MENLU AS & JEPANG - Wakil Menteri Luar Negeri AS Wendy Sherman (kiri) beradu siku, ‘salam khas Covid-19’, dengan mitranya dari Jepang, Takeo Mori (kanan) sebelum pertemuan mereka di Wisma Iikura, Selasa, 20 Juli 2021, di Tokyo.(Foto AP/Eugene Hoshiko)

WASHINGTON, SP – Dunia internasional tegang menanti pertemuan Wakil Menteri Luar Negeri AS Wendy Sherman dengan Menlu China Wang Yi di Kota Tianjin, timur laut China, Minggu, 25 Juli 2021.

Sebab, jangankan pertemuan, hasil pertemuan itu sendiri diprediksi bakal sulit terbayangkan. Itu sebabnya Pemerintah AS lewat Sherman dianggap nekat mendatangi ‘kandang macan’.

Masalahnya, China selama ini tak berhenti dicap ‘negatif’ oleh AS atas dukungan  sekutu-sekutunya, baik isu pelanggaran HAM terhadap kaum Muslim Uughur di Xinjiang, Hong Kong, Tibet, atau ‘kasus’ terbaru: meretas secara massal server Microsoft Exchange.

Dilansir Suara Pemred dari The Assocoiated Press, Rabu, 21 Juli 2021, Sherman melakukan perjalanan ke China akhir pekan ini di tengah kian meningkatnya ketegangan antara Washington dan Beijing di berbagai bidang, menurut pernyataan Departemen Luar Negeri AS.

Sherman dijadwalkan bertemu Wang Yi dan pejabat tinggi China lainnya,  sebagai bagian dari rangkaian perjalanannya ke Asia, termasuk Jepang, Korea Selatan dan Mongolia, disusul Oman.

Kunjungan ke China menjadikan Sherman tercatat sebagai pejabat tertinggi AS yang mengunjungi negara itu sejak Joe Biden menjabat presiden, meskipun Menteri Luar Negeri Antony Blinken dan penasihat keamanan nasional Jake Sullivan sudah bertemu Wang Yi dan diplomat veteran China Yang Jiechi di Anchorage, Negara Bagian Alaska, AS, Maret 2021.

Tegang sebagaimana Pertemuan Alaska?

Pertemuan di Alaska menjadi  kontroversial karena terus diwarnai ketegangan. John Kerry, utusan khusus pemerintahan Biden, juga melakukan perjalanan ke Shanghai untuk bertemu dengan mitranya dari China pada April 2021, tetapi Sherman sekarang mengunggulinya.

Kunjungan Sherman ke China diharapkan mengikuti penurunan signifikan hubungan AS-China yang sudah tegang dan parah,  hanya dalam dua pekan terakhir, dan ada pertanyaan tentang mengapa perjalanan itu tidak diumumkan pada saat yang sama dengan sisa perjalanannya ke wilayah tersebut.

Seorang pejabat senior AS menyatakan,  China awalnya hanya menawarkan pejabat tingkat rendah untuk bertemu Sherman. Ditambahkan, pemerintahan Biden tidak akan menyetujui kunjungan itu, kecuali pihaknya yakin bahwa Sherman akan dapat melihat pejabat tinggi secara langsung.    

Departemen Luar Negeri AS sendiri menegaskan, pemerintah sedang ‘menjajaki peluang’ untuk bertatap muka dengan pejabat China di tingkat senior.

“Diskusi ini adalah bagian dari upaya AS yang sedang berlangsung,  untuk mengadakan pertukaran terbuka dengan pejabat RRT (Republik Rakyat Tiongkok),  guna  memajukan kepentingan, nilai-nilai AS,  dan untuk mengelola hubungan secara bertanggung jawab,” kata departemen itu dalam sebuah pernyataa.

“Wakil Sekretaris akan membahas bidang-bidang di mana kami memiliki keprihatinan serius tentang tindakan RRT, serta bidang-bidang di mana kepentingan kami selaras,” lanjut pernyataan.

Juga Melobi Korea Utara

Para pejabat menjelaskan, agenda Sherman akan luas,  dan mencakup area perselisihan serta area konvergensi yang lebih kecil. Seperti, keinginan bersama untuk membawa Korea Utara kembali ke meja perundingan untuk pembicaraan nuklir.

Tetapi diakui, perbedaan sangat besar dan mencolok kemungkinan akan mewarnai sebagian besar perundingan tersebut. 

Pada Senin lalu, Pemerintah AS menuduh China sebagai dalang di balik aksi peretasan besar-besaran terhadap perangkat lunak server email Microsoft Exchange, dan mendakwa empat warga negara China atas tuduhan mencoba mencuri rahasia dagang, teknologi, dan penelitian penyakit AS.  

China menolak tuduhan peretasan serta menuntut Washington membatalkan tuduhan terhadap warganya. 

Pekan lalu, AS juga mengeluarkan peringatan keras terpisah terhadap transaksi dengan entitas yang beroperasi di wilayah Xinjiang, barat China, di mana China dituduh menindas Muslim Uyghur dan minoritas lainnya.

Pemerintah juga memberi tahu perusahaan-perusahaan AS  tentang memburuknya lingkungan investasi dan komersial di Hong Kong, di mana China telah menindak kebebasan demokratis yang telah dijanjikan untuk dihormati di bekas jajahan Inggris itu.

Pada saat yang sama, Pemerintah AS menegaskan kembali perubahan kebijakan era Presiden Trump, yang menolak hampir semua klaim maritim signifikan China di Laut China Selatan.

Beijing juga diingatkan bahwa setiap langkah militernya terhadap Filipina di wilayah yang disengketakan, bakal  memicu tanggapan keras AS,. berdasarkan perjanjian pertahanan bersama AS-Filipina.

Hubungan AS-China juga diperburuk oleh meningkatnya ancaman China terhadap Taiwan dan kebijakannya di Tibet. 

Isu-isu itu, semuanya terbawa dari pemerintahan Trump, yang muncul di atas ketegangan yang terus-menerus terkait penanganan China terhadap pandemi virus korona, yang dituding berasal dari Kota Wuhan.

Juga adanya kekhawatiran tentang investasi ‘predator’ China di negara-negara berkembang, dan upaya China mendapatkan supremasi di sektor telekomunikasi berteknologi tinggi global.

Setelah bertemu dengan para pejabat China, Sherman akan melakukan perjalanan pada 27 Juli 2021 ke Oman, yang telah dilanda protes atas ekonominya yang menggelepar dan PHK massal serta telah terpukul keras oleh virus korona.  

“Sherman akan bertemu dengan Wakil Menteri Luar Negeri Oman, Sheikh Khalifa Al Harthy untuk membahas upaya memajukan perdamaian dan keamanan di kawasan dan komitmen bersama kami untuk memperkuat hubungan bilateral AS-Oman,” demikian pernyataan Departemen Luar Negeri AS.(PWS)

 

Berita Terkait

Baca Juga

Komentar Anda