Rusia Hantam Taliban jika Masuki Uzbekistan dan Tajikistan

Photo of  Rusia Hantam Taliban jika Masuki Uzbekistan dan Tajikistan Utusan Presiden Rusia untuk Afghanistan Zamir Kabulov.(© Kementerian Luar Negeri Rusia/TASS)

MOSKOW, SP – Rusia menyatakan bakal menyikat Taliban jika kelompok militan pemberontak Afghanistan tersebut berani memasuki wilayah Uzbekistan dan Tajikistan, dua negara yang berbatasan langsung dengan Afghanistan.

Jika Taliban akhirnya memasuki Uzbekistan dan Tajikistan, Rusia menyatakan masih tahap memantau,  sepanjang  militer kedua negara mampu mengalahkan Taliban. Jika tidak, Rusia segera turun tangan membantu kedua sekutunya, sesuai kesepakatan perjanjian  Organisasi Perjanjian Keamanan Kolektif (CSTO).  

Dilansir dari Wikipedia, CSTO beranggotakan Rusia, Armenia, Belarusia, Kazakstan, Kirgistan, dan Tajikistan, yang tumbuh dari kerangka Angkatan Bersenjata Persemakmuran Negara-negara Merdeka (Commonwealth of Independent States) eks Uni Soviet.

CSTO pertama kali dimulai sebagai CIS Collective Security Treaty (CST), yang ditandatangani  pada 15 Mei 1992  atau disebut pula sebagai Pakta Tashkent atau Perjanjian Tashkent.

Konflik di Asia Tengah

Dilansir Suara Pemred dari kantor berita Rusia TASS, Kamis, 22 Juli 2021,  Utusan Presiden Rusia untuk Afghanistan Zamir Kabulov menyatakan, Rusia kemungkinan pula akan melakukan aksi militer di wilayah negara-negara Asia Tengah.

Diwancarai radio Echo of Moscow yang kutipannya  diposting di situs web Echo of Moscow pada Kamis, Kabulov menyatakan: “Kita tidak boleh lupa bahwa Uzbekistan memiliki angkatan bersenjata sendiri, dan mereka dianggap cukup baik.” 

Uzbekistan, katanya lagi:  “Berbagi perbatasan negara sepanjang 150 kilometer dengan Afghanistan. Ini membatasi tempat operasi. Dan,  kami yakin angkatan bersenjata Uzbekistan akan mengatasinya jika ada (militan) penyusup.” 

“Tetapi,  jika mereka tidak berhasil mengatasinya, maka mereka memiliki hak penuh untuk beralih ke sekutu mereka. Jadi, janganlah kita mengantisipasi kejadian dengan melihat ke depan,” tambah Kabulov yang juga Direktur Departemen Asia Kedua di Kementerian Luar Negeri Rusia. 

Pada 14 April 2021, Presiden AS Joe Biden mengumumkan keputusannya untuk mengakhiri operasi militer di Afghanistan, yang merupakan penempatan pasukan AS di  luar negeri yang terpanjang dalam sejarah negara itu.  

Situasi keamanan di Afghanistan sendiri sudah semakin memburuk. Taliban, kelompok yang terlarang di Rusia, kian  meningkatkan kecepatan ofensifnya di sejumlah front.

Taliban sesumbar telah menguasai sekitar 85 persen wilayah Afghanistan, termasuk daerah-daerah yang terletak di sepanjang perbatasan dengan Iran, China, Pakistan, Tajikistan, dan Turkmenistan.(PWS)   

 

 

Berita Terkait

Baca Juga

Komentar Anda