Iptek post authorKiwi 20 Juni 2021

Teknologi Jadul di Zaman Sudah Canggih, Data Black Box Pesawat Tidak Disimpan di Cloud?

Photo of Teknologi Jadul di Zaman Sudah Canggih, Data Black Box Pesawat Tidak Disimpan di Cloud?

 

Black box menjadi benda paling dicari saat terjadi kecelakaan pesawat, seperti yang dialami pesawat Sriwijaya Air SJ-182 yang jatuh ke laut, Sabtu (9/1) lalu. Banyak orang bertanya kenapa data black box pesawat tidak disimpan di Cloud, seperti yang sering dilakukan dengan file lainnya.

Ini bukan argumen baru. Pertanyaan serupa kerap muncul setiap kali terjadi kecelakaan pesawat, terutama di masa sekarang, di mana perkembangan teknologi memungkinkan sejumlah maskapai penerbangan menyediakan layanan internet di pesawat.

Banyak orang berasumsi, jika informasi di dalam black box di-upload secara real time ke cloud, akan mempermudah proses investigasi penyebab kecelakaan, terutama saat black box tidak bisa ditemukan. Apa benar demikian?

Dilanisr dari laman inet.detik.com, saat ini memang sudah ada sejumlah perusahaan yang mencoba menawarkan teknologi penyimpanan data penerbangan secara real time ke cloud. Namun nyatanya tidak semudah itu menerapkan penyimpanan cloud untuk data black box berikut ini sejumlah tantangannya.

Dikutip dari Science How Stuff Works, faktor yang paling disoroti terkait penyimpan data black box di cloud adalah keamanan saat pengaplikasian streaming data penerbangan. Dari tingkat keandalan enkripsi sistem streaming, muncul juga pertanyaan tentang siapa yang akan memelihara data yang di-streaming, dan di mana data itu akan disimpan.

Pencurian atau pengubahan informasi rentan terjadi saat data dikirim atau saat data sudah tersimpan di server. Dengan teknologi cloud saat ini yang memanfaatkan lebih dari satu jaringan server, risiko ini semakin tinggi.

Perekam penerbangan modern menyimpan hingga 25 jam data dalam satu putaran secara terus-menerus. Mereka memantau setidaknya 88 parameter seperti pengaturan kontrol kokpit, informasi tentang mesin, waktu, dan lain-lain. Perekam suara juga terus merekam suara di kokpit.

Meski semua informasi black box dapat dikirim langsung ke cloud, tidak ada jaminan bahwa streaming data ke cloud selalu berfungsi, terutama selama detik-detik kritis menjelang terjadi insiden. Transmisi wireless juga rentan terhadap badai listrik dan gangguan lainnya.

Jumlah data yang dihasilkan black box setiap detiknya tidaklah sedikit. Maka diperlukan jaringan internet yang cepat dan stabil. Teknologi internet melalui jaringan satelit merupakan salah satu alternatif yang bisa digunakan untuk mengirim informasi ke cloud dari pesawat, karena jangkauannya lebih luas dari jaringan seluler maupun jaringan internet wireless lainnya.

Selama berada di dalam jangkauan suatu satelit, proses pengiriman data bisa dilakukan. Namun kondisi pesawat yang selalu bergerak dan faktor cuaca akan mempengaruhi kecepatan transfer data. Kemungkinan data tidak terekam dengan utuh bisa terjadi.

Biaya untuk menerapkan teknologi penyimpanan data black box ke cloud secara real time tidaklah sedikit. Pertama biaya server untuk menyimpan data-data tersebut, dan di dalamnya termasuk biaya untuk mengamankan data.

Kedua, biaya jaringan. Selain jaringan seluler, jaringan internet melalui satelit merupakan alternatif yang bisa dipakai. Komunikasi melalui satelit masih tergolong mahal meski tren harganya semakin menurun seiring perkembangan teknologi satelit yang kian pesat.

Selain itu, tidak mudah memperbarui pesawat lama dengan peralatan baru. Setiap peralatan membutuhkan banyak uang, tak hanya hitungan dari segi desain dan produksi, tetapi juga biaya bahan bakar untuk membawa beban ekstra itu di pesawat pada setiap penerbangan, setiap hari, selama masa pakai pesawat.

Persaingan di dunia penerbangan yang sangat ketat, baik di kelas budget maupun full service, membuat maskapai penerbangan sangat berhati-hati dalam hal pengeluaran.

Faktor lain yang juga menjadi alasan mengapa sistem streaming data black box ke cloud belum diterapkan di semua pesawat, adalah belum adanya regulasi terkait hal ini.

Di luar itu, banyak kepentingan terlibat dalam sebuah kecelakaan pesawat, dan black box menyimpan semua informasi sensitif dari semua sensor yang ada di pesawat. Beberapa informasi tersebut sangat rahasia karena jika jatuh ke tangan yang salah, bisa dimanfaatkan untuk hal buruk.

Untuk semua alasan tersebut, black box meski teknologinya disebut masih jadul, tetap diandalkan karena bersifat mandiri, tidak rentan gangguan, tahan api, tahan guncangan, dan tahan air, dengan baterai internal sendiri yang memungkinkannya tetap berfungsi meski pesawat hancur.(idt)

Berita Terkait

Baca Juga

Komentar Anda