Iptek post authorPatrick Sorongan 28 November 2021

Omicron, Varian 'Mata Duitan' dari Covid-19: Nongol di Negara Malas Vaksin!

Photo of Omicron, Varian  'Mata Duitan' dari Covid-19:  Nongol di Negara Malas Vaksin! VARIAN BARU - Seorang petugas bensin berdiri di samping tajuk berita utama surat kabar di Pretoria, Afrika Selatan, Sabtu, 27 November 2021.(Foto: AP/Denis Farrell)

COVID-19 seperti memiliki nyawa, dan...'mata duitan' alias -ngetopnya- disebut 'matre'. Terbukti,  di Afrika Selatan yang warganya malas divaksinasi sekalipun stok cukup berlimpah, muncul varian baru bernama Omricon sehingga memaksa vaksin untuk segera digunakan.

Sejak muncul dua pekan silam hingga Jumat, 26 November 2021, Omicron (oleh Badan Kesehatan Dunia atau WHO dinamakan berdasarkan huruf ke-15 dari alfabet Yunani) sudah mencatat 2.828 kasus positif baru.

Omri4

Sebagian besar pengidapnya adalah anak muda berusia 20-30-an tahun.  Kecepatan penularannya dalam menginfeksi anak muda di Afrika Selatan ini pun mengkhawatirkan para profesional kesehatan.

Dilansir Suarta Pemred dari The Associated Press, Minggu, 28 November 2021, studi awal menunjukka bahwa Omicron memiliki tingkat reproduksi di angka dua. Angka ini berarti  setiap orang yang terinfeksi Omicron, kemungkinan besar akan menyebarkannya kepada dua orang lainnya.  

Omri1

Itu sebabnya kalangan ilmuwan yang khawatir atas risiko tingkat penyebarannya yang sangat cepat bagai sambaran petir, sedang berjuang keras untuk memeranginya.

“Kami melihat perubahan nyata dalam profil demografis pasien Covid-19,” kata Rudo Mathivha, kepala unit perawatan intensif di Rumah Sakit Baragwanath Soweto, dalam konferensi pers online.

“Orang-orang muda, berusia 20-an hingga akhir 30-an, datang dengan penyakit sedang hingga berat, beberapa membutuhkan perawatan intensif. Sekitar 65 persen  tidak divaksinasi,  dan sebagian besar sisanya hanya setengah divaksinasi, ”kata Mathivha.  

“Saya khawatir ketika jumlahnya meningkat, fasilitas perawatan kesehatan masyarakat akan kewalahan," tambahnya sambil menambahkan bahwa persiapan mendesak diperlukan untuk memungkinkan rumah sakit umum mengatasi potensi gelombang besar pasien yang membutuhkan perawatan intensif. 

Omri5

Menghantam seperti Delta

“Kami tahu,  kami memiliki varian baru,” kata Mathivha. "Skenario kasus terburuk adalah bahwa itu menghantam kita seperti Delta ... kita perlu menyiapkan tempat tidur perawatan kritis." 

Apa yang tampak seperti infeksi cluster di antara beberapa mahasiswa di Pretoria telah menggelembung menjadi ratusan kasus baru, kemudian berkembang menjadi ribuan.

Kasus pertama menghantam ibukota negara itu disusul ke Johannesburg, kota terbesar di Afrika Selatan.

Omri6

Mempelajari lonjakan tersebut, para ilmuwan mengidentifikasi varian baru yang ditunjukkan oleh tes diagnostik sebagai yang bertanggung jawab atas sebanyak 90 persen dari kasus baru, menurut pejabat kesehatan Afrika Selatan.  

Varian baru ini memiliki jumlah mutasi tinggi. yang tampaknya membuatnya lebih mudah menular,  dan membantunya menghindari respons imun. 

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) melihat data pada Jumat lalu, dan menamainya sebagai  varian Omicron, menggunakan huruf Yunani, dan menyebutnya sebagai 'varian kekhawatiran yang sangat menular'.

“Ini menjadi perhatian besar. Kami semua sangat prihatin dengan virus ini,” ujar Profesor Willem Hanekom, direktur Institut Penelitian Kesehatan Afrika.

“Varian ini kebanyakan di provinsi Gauteng, daerah Johannesburg Afrika Selatan. Tetapi kami mendapat petunjuk dari tes diagnostik ... yang menunjukkan bahwa varian ini sudah ada di seluruh Afrika Selatan," tambah Hanekom, yang juga ketua bersama Konsorsium Penelitian Varian Covid-19 Afrika Selatan.

Omri7

“Reaksi ilmiah dari Afrika Selatan adalah bahwa kita perlu belajar sebanyak mungkin. Kami tahu sedikit yang berharga, ”katanya. “Misalnya, kita tidak tahu seberapa ganas virus ini, yang berarti seberapa parah penyakit yang ditimbulkannya?”

Faktor kuncinya adalah vaksinasi. Varian baru tersebut tampaknya menyebar paling cepat di antara mereka yang tidak divaksinasi.  

Saat ini, hanya sekitar 40 persen orang dewasa di Afrika Selatan yang sudah divaksinasi, dan jumlahnya jauh lebih rendah di antara mereka yang berusia 20-40 tahun.

1000 (35)

Padahal Miliki 20 Juta Dosis Vaksin

Afrika Selatan memiliki hampir 20 juta dosis vaksin — dibuat oleh Pfizer dan Johnson & Johnson — tetapi jumlah orang yang mendapatkan vaksin sekitar baru 120.000 per hari, jauh di bawah target pemerintah yang sebanyak 300.000 per hari. 

"Ketika para ilmuwan mencoba mempelajari lebih lanjut tentang Omicron, orang-orang Afrika Selatan dapat mengambil tindakan untuk melindungi diri mereka sendiri darinya,"  kata Hanekom. 

“Ini adalah kesempatan unik. Masih ada waktu bagi orang yang tidak divaksinasi untuk pergi,  dan mendapatkan vaksin, dan itu akan memberikan perlindungan," lanjutnya.  

1000 (9)

"Kami percaya terhadap infeksi ini, terutama perlindungan terhadap infeksi yang parah, penyakit parah, dan kematian,” katanya.

“Jadi saya akan meminta orang untuk memvaksinasi jika mereka bisa," tambah Hanekom. 

Sementara  dilansir dari  The New York Times, Sabtu, 27 November 2021, penamaan Omricon oleh WHO terhadap varian paling baru Covid-19 ini,  bertujuan ,   untuk menghindari kebingungan, dan stigma publik.

Istilah baru tersebut memasuki leksikon pandemi: Omicron. Varian Covid-19 yang muncul di Afrika Selatan imi dinamai berdasarkan huruf ke-15 dari alfabet Yunani.

Sistem penamaan umtuk semua varian baru Covid-19, yang diumumkan oleh WHO pada Mei 2021, membuat komunikasi publik tentang varian apa saja menjadi lebih mudah,  dan tidak membingungkan.

Misalnya, varian yang muncul di India,  tidak populer dengan nama B.1.617.2.

Sebaliknya, varian Covid-19 itu dikenal sebagai Delta, huruf keempat dari alfabet Yunani.

Sekarang,  terdapat tujuh 'varian minat' atau 'varian perhatian', dan masing-masing memiliki huruf Yunani, menurut halaman pelacakan WHO. 

CHIN 1

Penamaan Baru Varian untuk Hindari Diskriminasi

Beberapa varian lain dengan huruf Yunani,  tidak mencapai tingkat klasifikasi tersebut, dan WHO juga melewatkan dua huruf,  tepat sebelum Omicron, yakni 'Nu' dan 'Xi', yang mengarah ke spekulasi tentang apakah 'Xi' dihindari untuk menghormati Presiden China, Xi Jinping.

“‘Nu terlalu mudah untuk dikacaukan dengan baru,’” kata Tarik Jasarevic, juru bicara WHO, Sabtu. "Dan,  'Xi' tidak digunakan,  karena itu adalah nama belakang yang umum."

Ditambahkan bahwa praktik terbaik WHO untuk penamaan penyakit menyarankan untuk menghindari yang 'menyebabkan pelanggaran terhadap kelompok budaya, sosial, nasional, regional, profesional atau etnis apa pun'.

Menurutnya,  beberapa varian yang lebih terkenal, seperti Delta, naik menjadi varian yang menjadi perhatian.

Lainnya dalam kategori itu bernama Alpha, Beta dan Gamma.

Varian lain yang muncul, merupakan varian minat, bernama Lambda dan Mu.

800 (1)

Huruf Yunani lainnya digunakan untuk varian yang tidak memenuhi ambang batas tersebut,  tetapi Nu dan Xi adalah satu-satunya yang dilewati.

WHO telah mempromosikan sistem penamaan yang sederhana,  mudah diakses, dan tidak seperti nama ilmiah variannya, yang 'sulit untuk diucapkan, sulit  diingat, dan rentan terhadap kesalahan pelaporan.   

Angela Rasmussen, seorang ahli virologi di Universitas Saskatchewan mengaku telah melakukan banyak wawancara dengan wartawan sepanjang 2021, sebelum sistem penamaan Yunani diumumkan.

Kemudian Angela menemukan penjelasan yang membingungkan tentang varian B.1.1.7 dan B.1.351.  

Varian-varian ini sekarang dikenal sebagai Alpha, yang muncul di Inggris, dan Beta, yang muncul di Afrika Selatan.

“Itu membuatnya sangat rumit untuk dibicarakan,  ketika Anda terus-menerus menggunakan sup alfabet dengan sebutan varian,” katanya “Pada akhirnya orang-orang  menyebutnya sebagai varian Inggris atau varian Afrika Selatan.”

Itulah alasan besar lainnya mengapa WHO pindah ke sistem penamaan Yunani. Dr Rasmussen mengakui bahwa  konvensi penamaan yang lebih lama,  tidak adil bagi orang-orang di mana virus itu muncul.

WHO menyebut bahwa praktik menggambarkan varian berdasarkan tempat mereka terdeteksi sebagai 'stigmatisasi dan diskriminatif'.

"Praktik penamaan virus untuk wilayah juga secara historis menyesatkan," kata Dr. Rasmussen. "Ebola, misalnya, dinamai untuk sungai yang sebenarnya jauh dari tempat virus itu muncul."

“Sejak awal pandemi," lanjut Dr Rasmussen: "Saya ingat,  orang-orang berkata: 'Kami menyebutnya flu Spanyol. Mengapa kita tidak menyebutnya sebagai virus corona Wuhan? Flu Spanyol bukan berasal dari Spanyol. Kami tidak tahu dari mana asalnya, tetapi ada kemungkinan yang sangat bagus bahwa virus itu muncul dari AS.”

WHO telah mendorong otoritas nasional dan media untuk mengadopsi label baru. Mereka tidak menggantikan nama teknis, yang menyampaikan informasi penting kepada para ilmuwan, dan akan terus digunakan dalam penelitian. 

Kesalahan Penyalinan Munculkan Varian Baru

Adapun  setiap virus corona mengandung hampir 30.000 huruf  RNA. Informasi genetik ini memungkinkan virus menginfeksi sel,  dan membajaknya untuk membuat virus baru.

RNA sendiri merupakan polimer yang tersusun dari sejumlah nukleotida. Setiap nukleotida memiliki satu gugus fosfat, satu gugus pentosa, dan satu gugus basa nitrogen (basa N).

Polimer terdiri dari best-seling antara gugus fosfat dari satu nukleotida dan gugus pentosa dari nukleotida yang lain.

Saat sel yang terinfeksi membangun virus corona baru, maka sel tersebut terkadang membuat kesalahan penyalinan kecil,  yang disebut mutasi.  

Para ilmuwan dapat melacak mutasi saat mereka diturunkan melalui garis keturunan, cabang dari pohon keluarga virus. Sekelompok virus corona memiliki set mutasi khas, sehingga yang diwariskan adalah sama dan disebut varian. 

Selama pandemi, banyak varian coronavirus SARS-CoV-2 telah muncul. Beberapa varian telah menyebar ke seluruh dunia,  dan membantu menghilangkan pandemi, sementara yang lain telah memudar,  atau digantikan oleh varian lain.*** 

 

Sumber: The New York Times, Wikipedia, The Associated Press

 

 

Berita Terkait

Baca Juga

Komentar Anda