Kayong Utara post authorSutan 08 Oktober 2016

Asal-usul Terbentuknya Kerajaan Sukadana

Photo of Asal-usul Terbentuknya Kerajaan Sukadana Makam keramat di Gunung Lalang, Sukadana, Kayong Utara, menyimpan misteri tentang asal-usul kerajaan Sukadana. (pak-wai)
Kerajaan Sukadana dibentuk oleh Brawijaya dari Majapahit. Anaknya, Pangeran Prabu tinggal di Sukadana sesudah Prabu Sriwijaya meninggal dunia, anaknya yang lain tinggal di Tayan. Anak Pangeran Prabu namanya Pangeran Karang Tunjung. Inilah pertama kalinya memakai gelar “Panembahan.”  

Sekitar 1550, Panembahan di Baroch membentuk Landdschaap Matan.

Pada tahun ini pula orang Islam masuk negeri ini.
Anaknya, Giri Kusuma memeluk agama Islam dan mempersunting istri dari Landak. Sesudah meninggalnya Giri Kusuma, serta Sukadana juga ikut jatuh (1600). Pada 1604, Belanda untuk pertama kali masuk Sukadana, dengan maksud membeli Batu Intan. Belandan yang datang ke Sukadana berasal dari Landak.

Belanda dan orang Inggris datang untuk membentuk factory (kantor) perdagangan. Pada 1622 Sukadana diserang oleh Tumenggung Bahureksa, Bupati Kendal atas perintah Raja Mataram.

Mulai 1700,Landak dan Sukadana berseteru tentang lokasi Batu Intan. Namanya Danau Raja. Landak meminta pertolongan Sultan Banten, dengan mengirimkan satu Ekspedisi. Sukadana juga dipertahankan oleh Inggris, saat itu masih ada di Sukadana. Sukadana tidak dapat melawan musuhnya dan Sultan Zainuddin menyerah dan lari ke kota Waringin.

Di sini lah Sukadana meminta pertolongan dari orang Bugis asal Banjar dan kembali ke Sukadana untuk merebut kembali tahta kerajaan Sukadana. Orang Banten tidak dapat mempertahankannya, dan Sultan Zainuddin berhasil menjadi Panembahan, yang tidak begitu lama, beliau meninggal dunia.

Di bawah Pemerintahan anak-anaknya, Sukadana dan Matan menjadi negeri yang aman dan sejahtera. Sultan Ahmad Kaamaluddin memberi saudaranya sepotong tanah di bagian Utara Sukadana, dan disitulah negeri Simpang dibentuk (kurang lebih 1750).

Dalam tahun 1786, Sultan Pontianak, Sultan Abdurrahman minta pertolongan Kompeni Belanda untuk melawan Sukadana. Maksudnya hendak membuat negerinya lebih makmur dari pada Sukadana. Sukadana dalam tahun itu dihapuskan sama sekali. Sultan Sukadana pindah ke Matan dan terus ke hulu di Laya Sungai Kayung.

Sebenarnya telah lama Belanda berhubungan dengan negeri lain di Pesisir Kalbar. Pada 1822 ada satu comissie Balanda bernama Tobias untuk Borneo Barat. Tobias mengirim satu rombongan ke Matan, dibawah Pimpinan G Muller.

Dalam rombongannya juga turut Mayor Akil, cucu Raja Yahya, Sultan Siak. Waktu Muller datang, Sultan Muhammad Jamaluddin menjadi Panembahan Matan. Panembahan Simpang merangkap Perdana Menteri Matan. Persetujuan diantara kedua belah pihak terciptalah anatara lain menyerahkan Pulau Karimata menjadi hak kompeni. Tapi kedatangan kompeni tidak terima dengan baik dan mengirim Raja Akil melawannya.

 Dengan serangan ini, Panembahan lari ke Ulu dan Raja Akil diangkat Kompeni menjadi Sultan Sukadana dengan Gelar Raja Akil Dipertuan Syah di Brussel
(syarief muhammad arief /berbagai sumber/sut)

Berita Terkait

Baca Juga

Komentar Anda