Kubu Raya,SP – Dalam upaya mendukung pengembangan potensi ekonomi lokal dan peningkatan kesejahteraan masyarakat pesisir, tim dosen dari Program Studi Teknologi Penangkapan Ikan, Jurusan Ilmu Kelautan dan Perikanan, Politeknik Negeri Pontianak melaksanakan kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) bertajuk Pembuatan Bagan Apung untuk masyarakat Desa Sungai Pangkalan I, Kabupaten Bengkayang, Kalimantan Barat.
Kegiatan ini diadakan pada tanggal 2 September 2024. Lokasi pembuatan Bagan Apung dilaksanakan di Pulau Lemukutan. Sebagian besar penduduknya bermata pencaharian sebagai nelayan tradisional yang memanfaatkan sumber daya laut untuk kebutuhan hidup sehari-hari. Namun, dalam beberapa tahun terakhir, nelayan setempat mulai menghadapi tantangan berupa menurunnya hasil tangkapan dan perubahan pola cuaca yang mempengaruhi musim penangkapan ikan. Kondisi ini menimbulkan kekhawatiran tentang keberlanjutan sumber daya perikanan di wilayah tersebut.
Melihat tantangan ini, tim dosen Program Studi Teknologi Penangkapan Ikan, Jurusan Ilmu Kelautan dan Perikanan, Politeknik Negeri Pontianak merancang program Pengabdian Kepada Masyarakat yang bertujuan untuk memperkenalkan metode penangkapan ikan yang lebih modern dan berkelanjutan, yakni Bagan Apung. Bagan apung merupakan struktur penangkapan ikan yang ditempatkan di perairan laut, menggunakan jaring yang digantung di bawah rakit. Kegiatan ini bertujuan untuk memperkenalkan teknologi penangkapan ikan yang lebih modern dan berkelanjutan kepada masyarakat, sekaligus memberikan solusi bagi permasalahan penangkapan ikan yang kerap mengalami kendala, terutama di musim-musim tertentu.
Dalam kegiatan PKM ini, tim dosen yang dipimpin oleh Bapak La Baharudin, S.St.Pi., MT sekaligus Koordinator Prodi Teknologi Penangkapan Ikan Politeknik Negeri Pontianak, dengan anggota, Ahijrah Ramadhani, S.St.Pi., M.Si., Slamet Jumaedi, S.St.Pi., MP, Dr. Nurmala Elmin S., S.S., M.Ed., Frangky F. Tumion, S.Ik., M.Pi., Sadri, S.St.Pi., M.T., Ho Putra Setiawan S.Pi., M.T., Romi Susanti, S. Pi, MP., Vivin Primadini, S.St.Pi., M.Si., Dr. Purnamawati, S.Pi., M.Si., memberikan pelatihan dan bimbingan langsung mengenai proses pembuatan bagan apung, mulai dari pemilihan bahan, perakitan, hingga teknik operasional yang tepat. Dosen juga memaparkan manfaat jangka panjang dari penerapan teknologi ini.
"Kami berharap, dengan adanya penerapan teknologi bagan apung ini, masyarakat nelayan dapat meningkatkan produktivitas mereka secara berkelanjutan tanpa merusak ekosistem laut seta dapat meningkatkan umur ekonomis alat tangkap," ujar La Baharudin, S.St.Pi., MT.
Bapak Jumadi Sudarso, S.St.Pi., M.Si sebagai Ketua Jurusan Ilmu Kelautan dan Perikanan, Politeknik Negeri Pontianak menyampaikan bahwa “Penerapan teknologi bagan apung diharapkan dapat menjadi solusi atas berbagai tantangan yang dihadapi masyarakat nelayan. Selain itu, teknologi ini juga lebih ramah lingkungan karena meminimalisasi dampak negatif terhadap ekosistem laut”.
Kepala Pusat Penelitian dan Pengabdian Pada Masyarakat (P3M) Politeknik Negeri Pontianak Bapak Dr. Belvi Vatria, A.Pi., M.Si juga menyampaikan pentingnya menjaga kelestarian ekosistem laut melalui metode penangkapan ikan yang berkelanjutan. Salah satu keunggulan bagan apung adalah kemampuannya untuk menangkap ikan tanpa merusak terumbu karang atau habitat alami ikan, yang seringkali terancam oleh penggunaan alat tangkap yang kurang ramah lingkungan. Selanjut Dr. Belvi Vatria, A.Pi., M.Si mengatakan P3M Polnep setiap tahun mengadakan program PKM sebagai bentuk implementasi Tridharma Perguruan Tinggi.
Bagan apung ini di serahkan kepada kelompok Boer Anam yang ketuai oleh Bapak Alamsyah. Penyerahan bagan Apung ke kelompok boer Anam tertuang dalam PKS No. 8482/PL16/KS/2024 yang di tanda tangani oleh Wakil Direktur IV Bapak Topan Prihantoro, S.T., M.T. Selain ucapan terima kasih kami pada Politeknik Negeri Pontianak wabil khusu Prodi Teknologi Penangkapan Ikan, harapan kedepannya Politeknik negeri Pontianak dapat memberikan sentuhan teknologi pada Bagan apung seperti pendeteksian pada saat bagan apung mengalami cuaca buruk dan hanyut, ujar Alamsyah.
“Semoga teknologi bagan apung ini dapat memberikan manfaat jangka panjang bagi masyarakat nelayan, serta menjadi contoh bagi daerah-daerah lain di Indonesia yang memiliki potensi perikanan serupa,” tutup La Baharudin.
Kegiatan PKM dosen ini sekali lagi menunjukkan peran penting pendidikan tinggi dalam mendukung pembangunan daerah melalui transfer ilmu pengetahuan dan teknologi yang aplikatif serta berkelanjutan.(ril)