Kubu Raya post authorelgiants 17 September 2024

Merawat Ingatan Perjuangan Gus Dur Sang Nasionalis

Photo of Merawat Ingatan Perjuangan Gus Dur Sang Nasionalis Penyerahan cendra mata usai seminar Gus Dur Memorial Lecture, di kampus Sekolah Tinggi Agama Katolik (STAKat) Negeri Pontianak, Jalan Parit H. Muksin II, Selasa (17/9).

KUBU RAYA, SP - Seminar Nasional dan Gusdur Memorial Lecture merupakan ruang akademik untuk menyampaikan gagasan KH. Abdurahman Wahid atau Gusdur.

Tujuannya untuk menyebarluaskan dan memperjuangkan serta merawat pemikiran Gusdur guna menjawab tantangan di masa sekarang dan akan datang.

Kegiatan yang diadadakan di perguruan tinggi Sekolah Tinggi Agama Katolik (STAKat) Negeri Pontianak pada 17 September 2024 ini dihadiri oleh mantan Menteri Agama periode 2014-2019, Lukman Hakim Syaifudin dan Jay Ahmad. Jaringan Nasional Gusdurian, Rm Martinus Joko Lelono, Dr. Sunarso, S.T.M,.Eng serta para Mahasiswa dan tamu undangan ini berlangsung dengan penuh keakraban.

Dalam sambutan diawal ketua panitia Dr. Florensius Sutami, S,. S , M.M, Pd, menjelaskan Gusdur adalah tokoh pemikir yang betul-betul ingin membangun Indonesia.

"Gusdur adalah Bapak pluralisme Indonesia terciptanya moderasi beragama, pejuang kemanusiaan membela kaum minoritas. Pesannya semua agama adalah tentang kemanusiaan kasih sayang saling tolong menolong jadi spirit bagi kita semua, Gusdur bukan hanya milik umat muslim tetapi milik seluruh bangsa Indonesia," tambahnya.

Dalam kesempatan ini, putri sulung Gus Dur, Alissa Wahid mengungkapkan pada pidato virtualnya bahwa Gus Dur Memorial Lecture adalah serial yang diluncurkan oleh Jaringan Gusdurian yang diharapkan dapat bekerja sama dengan civitas akademika dari berbagai titik di Indonesia, sebagai upaya untuk mengambil inspirasi dari perjalanan panjang Gus Dur.

“Gus Dur Memorial Lecture adalah serial yang diluncurkan di Jaringan Gusdurian dengan bekerja sama dengan civitas akademika dari berbagai titik di Indonesia, sebagai upaya untuk mengambil inspirasi dari perjalanan panjang dan perjuangan Gus Dur,” ungkapnya.

Selain itu, Alissa Wahid juga mengharapkan lewat adanya Gus Dur Memorial Lecture ini, generasi penerus bangsa dan tentu para civitas akademika khususnya mahasiswa menjadi anak muda yang kritis dan paham apa yang terjadi dalam dinamika masyarakat kita.

Hal senada disampaikan oleh Koordinator Sekretaris Nasional Jaringan Gusdurian Jay Akhmad mengatakan bahwa acara Gus Dur Memoriam Lekture sering diadakan di kampus kampus kerjasama dengan perguruan tinggi di beberapa daerah di Indonesia.

"Gus Dur milik bangsa Indonesia tidak hanya milik keluarga, Gusdurian rumah bersama bagi semua agama. Tidak terlibat politik praktis," katanya.

Sementara itu Ketua Sekolah Tinggi Agama Katolik (STAKat) Negeri Pontianak. Dr. Sunarso, S.T. M.Eng, mengatakan kegiatan ini memperkuat persatuan persaudaraan melalui kegiatan seminar, saling menghormati, suku agama dan kebudayaan.
Sedangkan dalam sambutan, tokoh Nasional yang juga salah satu murid Gus Dur yaitu Lukman Hakim Saifuddin menjelaskan moderasi beragama adalah nilai-nilai yang terus Gusdur perjuangkan.

"Prinsip perjuangan beliau ada dua, pertama keadilan, kedua kemaslahatan. Perilakunya tindak lakunya kejujuran kesederhanaan apa adanya," katanya.

Lebih lanjut ia mengatakan Gus Dur sudah selesai dengan dirinya sendiri.

"Jdi kepentingan orang lain jadi prioritas menjadi amalan, tidak peduli dengan pencitraan,". (yni)

Berita Terkait

Baca Juga

Komentar Anda