Para pegiat literasi, buku mereka dan
bedah karya akan disatukan dalam Pekan Bazar Buku dan Diskusi “Literasi untuk
Peradaban”, mulai Senin (8/5) sampai Jumat (12/5) di Yudisial Kopi, Jalan Irian
No 41, Kecamatan Pontianak Selatan. Di sana, siapa saja bisa membeli buku
penulis lokal dengan beragam tema. Bahkan ikut pula dalam diskusi yang
menghadirkan narasumber kaya cerita.
Di
Kalimantan Barat, toko buku memang tidak jamak. Dan tidak semua karya penulis
lokal dipajang di sana. Literasi Kalbar mungkin tak seperti Yogyakarta atau
sejumlah daerah pulau Jawa.
Tapi
bukan berarti hal itu terlambat. Jika mengutip kalimat dari salah satu buku Tan
Malaka, Madilog, “Selama toko buku ada, selama itu pustaka bisa dibentuk
kembali. Kalau perlu dan memang perlu, pakaian dan makanan dikurangi.”
Artinya
literasi di Kalbar pun bisa bangkit untuk memulainya kembali.
Menurut
salah satu panitia, Pay Jarot Sujarwo, kegiatan ini diselenggarakan dalam
rangka merespon semakin maraknya dunia literasi Kalbar.
Buku-buku lokal
bermunculan, penerbit lokal, komunitas kepenulisan semakin aktif. Maka, perlu
aktivitas sebagai tali silaturahmi antar penerbit, komunitas, dan penulis.
“Sekaligus
sebagai sarana berbagi pengetahuan tentang dunia kepenulisan dalam acara-acara
diskusi yang digelar,” ceritanya kepada Suara Pemred, Senin (8/5).
Karya-karya
yang hadir mulai dari sastra yang meliputi cerpen, novel, puisi, kumpulan
cerita rakyat, sejarah dan lain sebagainya. Tak hanya acara diskusi,
pertunjukan sastra pun akan ditampilkan. Walau idenya datang dari obrolan
warung kopi yang lantas dieksekusi, geliat literasi ini patut diramaikan.
Tiap
malam, dimulai dari Senin (8/5), Pay Jarot Sujarwo akan jadi pemateri diskusi
dengan tema “Ideologi Sastra dan Sastra Ideologis”. Disusul esok malam dengan
peluncuran buku kumpulan cerita “Redoks Cinta Kita” karya Sukarni.
Pada
Rabu (10/5) sore, giliran bedah karya cerpen penulis lokal oleh sosiolog Untan,
Syf Ema Rahmania. Di hari yang sama, diskusi dilanjutkan oleh LPS AIR.
Sementara
di malam hari keempat, akan akan diskusi buku puisi “Jalan Raya Merayakan
Deritanya” tulisan Dasta Hariansyah dengan hiburan pertunjukan monolog Ilham
Setia. Dan di Jumat (12/5) malam, giliran diskusi buku “Sejarah Daerah Istimewa
Kalimantan Barat (DIKB)” Khamsah Ar Rahman yang digelar.
“Semuanya
gratis, sekalian beli buku sebagai bentuk dukungan karya anak Kalbar,” ajak
Pay.
Seperti
kata Tan Malaka di awal, adanya toko buku apalagi pekan bazar memang seharusnya
dimanfaatkan. Bisa jadi lepas agenda ini, orang-orang bingung di mana harus
membeli buku penulis lokal Kalbar.
Memang
tahun lalu, Pemerintah Provinsi Kalbar sempat mengadakan Kalbar Book Fair. Tapi
semakin banyak acara literasi diadakan, semakin ramai pula geliat dan iklim
literasi dibentuk lingkungan. Selain buku penulis lokal, buku dari penerbit di
pulai Jawa pun turut memeriahkan. (kristiawan balasa/and)
Breaking News
- Windy Arungi Sungai Antarkan Bantuan ke Warga Sepuk Laut
- Pemkab Sanggau Gencarkan Operasi Pasar Dalam Rangka Menyambut Hari Raya Idul Fitri 1445 H
- Desa Tinggal Bhakti Kecamatan Kembayan Terpilih jadi Kampung Moderasi Beragama
- Kejari Sanggau Sita Aset Terpidana Jono Pinem dari Anak Terangena Pinem Terkait Kasus Penggelapan Pajak
- Kanwil Kemenkumham Kalbar Dukung DPD RI dalam Penyusunan Draft Prolegnas
- Prajurit Lanud Supadio Peringati Nuzulul Quran
- Pertamina Pastikan BBM dan LPG Kalbar Aman Selama Ramadan hingga Idulfitri 1445 H
- IKAHI dan Dharmayukti Singkawang Gelar Baksos, Peringati IKAHI Ke-71
- Polsek Singkawang Timur Tangkap Terduga Pelaku Curanmor
Kopi, Buku dan Bincang Ringan Pecinta Karya Tulis
PEKAN BAZAR – Ratusan judul buku dijual pada Pekan Bazar Buku dan Diskusi ‘Literasi untuk Peradaban’ yang digelar di Yudisial Kopi, Jalan Irian, Nomor 41, Senin (8/5) hingga Jumat (12/5) mendatang. Buku yang dijual merupakan karya penulis Kalbar dan lemba