LANDAK, SP – Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Kabupaten Landak bersama Kementerian Agama Kabupaten Landak menggelar diskusi dan silaturahmi organisasi kemasyarakatan lintas agama. Kegiatan digelar di Aula Kementrian Agama, Selasa (20/12).
Diskusi dan silaturahmi dipimpin oleh Ketua FKUB Landak, Johan dengan mengusung tema Menjaga Kerukunan dan Merawat Kebhinekaan untuk Kabupaten Landak yang Damai.
Kepala Kemenag Landak, Abdulbar saat membuka kegiatan mengapresiasi peran FKUB Landak yang telah menginisiasi kegiatan diskusi dan silaturahmi sebagai wujud nyata dalam upaya merawat Kebhinekaan.
“Dengan adanya pertemuan ini diharapkan meningkatnya sinergitas pemerintah dengan seluruh ormas keagaamaan untuk mewaspadai dan mencegah terjadinya perpecah-belahan umat terlebih saat momentem tahun politik 2024,” katanya.
Dia juga menuturkan moderasi beragama dapat diartikan sebagai salah satu sikap beragama yang tidak berlebihan dengan tujuan untuk mencapaikan kesetaraan pemeluk agama sehingga terciparanya kerukanan dan kedamaian.
Kata dia terdapat empat indikator utama dalam moderasi beragama, yaitu komitmen kebangsaan, toleransi, anti kekerasan dan akomodatif terhadap kebudayaan lokal.
“Sehingga hal tersebut menjadi tanggung jawab kita bersama untuk mengimplentasikan serta membantu pemerintah untuk memberikan edukasi kepada masyarakat luas,” tuturnya.
Sementara itu, Wakapolres Landak, AKBP Sry Hardjanto mengatakan dalam program PRESISI Kapolri, terdapat delapan komitmen Polri, salah satunya menciptakan personalia yang setia kepada NKRI dan mengedepankan pencegahan dalam setiap permasalahan yang terjadi, khususnya terkait paham yang bertentangan dengan ideologi Pancasila.
“Dalam upaya merawat kebhinekaan langkah nyata yang saat ini dapat kita lakukan yaitu bijak bermedia sosial, tidak mudah terprovokasi, meneliti setiap informasi yang diterima, saling menghargai perbedaan, dan menjaga silaturahmi,” katanya.
Seluruh ormas keagamaan menurut Sry Hardjanto adalah agen-agen yang dapat membantu pemerintah dalam menjaga kerukunan dan merawat kebhinekaan.
“Situasi politik Tahun 2024 yang mana segala cara akan dilakukan oleh pelaku politik salah satunya memanfaatkan kelompok, suku maupun agama sehingga rentan terjadinya perpecah belahan akibat benturan kepentingan politik,” sebutnya.(jee)
Waspada Radikalisme
Di tempat yang sama, Kepala Kesbangpol Landak, Samsul Bahri menjelaskan beberapa ciri-ciri paham radikalisme yaitu sering mengklaim kebenaran tunggal dan menyesatkan kelompok lain, identik mempersulit dalam beragama dengan mengganggap ibadah sunnah seakan-akan wajib dan yang makruh dianggap haram.
“Kemudian mengalami overdosis agama yang tidak pada tempatnya, sehingga seringkali keras dalam berinteraksi dan mudah mengkafirkan golongan lain,” ujarnya.
Kemudian pemicu munculnya paham radikal dan terorisme lanjutnya ialah politisasi agama (manipulasi agama), ketidakpuasan, kecewaan, kebencian dan dendam terhadap pemerintah, kesenjangan sosial dan rasa ketidakadilan dan lemahnya ekonomi, pendidikan rendah, sistem politik, pemerintah dan hukum yang lemah.
“Program penguatan kerukunan yang perlu kita optimalkan bersama, yaitu memperkuat peran FKUB, membangun desa sadar kerukunan, kampanye kerukunan, aktualisasi kearifan lokal, dan memperkuat narasi positif terkait nilai-nilai Pancasila melalui media sosial,” pungkasnya.(jee)