MELAWI,SP - Kepala Perwakilan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Provinsi Kalimantan Barat (Kalbar) Pintauli Romangasi Siregar mengapresiasi langkah Penjabat (Pj) Gubernur Harisson turun langsung ke Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu) upayakan tekan stunting.
Seperti diketahui sejak 11 hingga 14 Oktober 2024, Pj Gubernur Harisson bersama Pembina Posyandu Provinsi Kalbar Windy Prihastari turun ke Posyandu-posyandu di tiga kabupaten. Diantaranya Kabupaten Kapuas Hulu, Sintang dan Melawi.
Pintauli menilai upaya yang dilakukan Pj Gubernur Harisson bersama Pembina Posyandu Provinsi Kalbar Windy Prihastari sangat tepat. Terlebih dalam momentum tersebut turut diboyong dokter spesialis anak dan gizi. Diharapkan upaya itu mampu membuka wawasan para orang tua terkait pemenuhan gizi.
“Kami bersyukur Pak Pj Gubernur bersama Ibu Pembina Posyandu Provinsi Kalbar Windy Prihastari selama mengunjungi Kabupaten Kapuas Hulu, Sintang dan Melawi membawa ahli gizi dan anak ini akan membuka wawasan para orang tua,” kata Pintauli saat diwawancarai pada Sabtu (14/10).
Dirinya mengungkapkan Posyandu memiliki peran penting terutama untuk memastikan anak-anak terhindar dari stunting. Di Posyandu perkembangan dan pertumbuhan anak setiap bulan bisa dipantau dengan baik. Jika tidak terjadi kenaikan atau bahkan turun hal itu harus menjadi perhatian besar orang tua.
“Kita bersyukur bapak Pj Gubernur dan ibu Pembina Posyandu Kalbar bisa turun langsung, ini akan menambah semangat kabupaten-kabupaten untuk menekan stunting,” ucap Pintauli.
Pintauli melihat pergerakan Posyandu di Kabupaten Melawi sudah sangat luar biasa seperti terlihat dalam agenda kunjungan Pj Gubernur tersebut. Banyak sekali ibu-ibu yang hadir membawa serta anak-anak mereka untuk dilakukan penimbangan di Posyandu.
Dikatakan Pintauli kedepan upaya memberikan pemahaman kepada orang tua perlu terus menerus digencarkan. Terutama terkait pengetahuan akan makanan yang baik dan kaya gizi. Sehingga ibu-ibu lebih memahami untuk memberikan makanan yang lebih baik kepada balitanya.
“Masyarakat kita harus diajak ke Posyandu agar perkembangan dan pertumbuhan anak-anak bisa dipantau,” jelasnya.
Pintauli mendorong perusahaan-perusahaan untuk terlibat dalam memberikan program corporate social responsibility (csr) dengan tepat sesuai dengan kebutuhan gizi. Misalnya anak dibawah dua tahun hanya membutuhkan karbohidrat yang tidak tinggi serat dan protein hewani. Lalu memanfaatkan potensi daerah masing-masing misalnya sektor perikanan.
“Hal ini juga sejalan dengan program BKKBN cukup dua telur sehari itu salah satu yang perlu kita dorong kepada masyarakat,” pungkasnya.(din)