MELAWI, SP – Kondisi sumber air baku berangsur mengalami kekeringan sebagai dampak dari musim kemarau. Akibatnya adalah perusahaan air minum daerah tidak bisa melakukan pengolahan air baku secara maksimal.
Kerugian yang ditimbulkan kemudian yaitu distribusi air bersih ke pelanggan tidak bisa dilakukan secara maksimal. Padahal, air bersih menjadi kebutuhan utama masyarakat dalam kehidupan sehari-hari.
Menurunkan pasokan air terjadi di beberapa wilayah di Kalbar, seperti di Kabupaten Melawi, Bengkayang, dan Kota Singkawang. Sejak beberapa pekan terakhir, sumber air Perusahaan Umum Daerah Air Minum (Perumdam) Tirta Melawi mengandalkan air Sungai Pinoh yang kondisinya makin surut.
Sumber lainnya dari Desa Poring, sudah tak bisa lagi diandalkan karena mengalami kekeringan. Perumdam pun terpaksa membagi jadwal pendistribusian air ke pelanggan secara bergilir setiap delapan jam.
Direktur Perumdam Tirta Melawi, Bambang Setiawan dihubungi, Kamis (28/9) menerangkan, suplai air ke pelanggan tergantung dengan stok air di reservoir IPA Tanjung Lay. Apalagi sudah dua bulan terakhir air baku dari sumber Poring tidak lagi mengalir.
“Hanya mengandalkan sumber air Sungai Pinoh. Saat ini memang masih aman, karena kita lakukan penambahan pipa intake ke tengah sungai,” paparnya.
Bambang menyampaikan, kondisi lanting pompa air yang berada di Sungai Pinoh sudah kandas akibat kemarau. Ditambah kondisi pompa yang usianya sudah di atas 10 tahun, sehingga turut mempengaruhi penurunan produksi air.
“Pompa kita gunakan secara bergiliran. Mengingat pompa yang ada di intake tidak bisa dimaksimalkan. Namun Insyaallah, walau bergilir, semua pelanggan tetap terdistribusi dengan cara bergilir,” jelasnya.
Perumdam Tirta Melawi sendiri melayani kurang lebih 11 ribu pelanggan. Bambang mengungkapkan pendistribusian air diatur bergilir di tiap wilayah, ada yang didistribusikan dari pukul 05.00 WIB – 13.00 WIB dan ada yang mendapat jadwal dari pukul 13.00 WIB – 21.00 WIB. Pelayanan air bersih ini pun bisa terganggu hal-hal teknis, seperti pemadaman listrik.
“Ketinggian air di bak reservoir saat mati lampu bahkan tinggal 50 cm. Sementara mesin genset tak mampu mengoperasikan pompa,” ungkapnya.
Terkait kondisi sumber air poring, Bambang menyebut, kendala utama memang masalah debit air yang kecil. Apalagi saat musim kemarau, air di bendungan poring bahkan tidak ada. “Jadi bukan karena rusak. Tapi karena kemarau dan air mengering,” jelasnya.
Debit Air Intake Madi Nyaris Kering
Di Kabupaten Bengkayang, akibat kemarau, menyebabkan debit air di Intake Madi berkurang, bahkan nyaris kering. Kondisi ini menyebabkan suplai air bersih ke pelanggan Perumdam Tirta Bengkayang.
"Mulai surut lagi, sempat ada berubah dampak hujan beberapa hari lalu, tapi sekarang ini kondisinya mulai mengering," kata Direktur Perumdam Tirta Bengkayang, Wardi.
Akibatnya kata Wardi, beberapa kompleks perumahan di dataran tinggi di Bengkayang sudah mengalami kesulitan air. "Di beberapa komplek BTN yang topografinya tinggi sudah kesulitan dapat air," katanya, Kamis (28/9).
Saat ini kata Wardi, pasokan air baku sumber air madi dan beberapa intake berkurang akibat kemarau panjang. Khusus intake Madi ketinggian air hanya berada di ketinggian 20-30 centi meter di atas pipa.
"Distribusi air kita ke pelanggan masih bisa berlangsung, hanya pada zona ujung pada jam puncak mengalami gangguan akibat debit dan tekanan air berkurang," ucap Wardi.
Sementara untuk area di Sungai Betung air sudah tidak bisa dialirkan ke reservoir yang berada di dekat kantor camat Sungai Betung, karena kondisi intake yang kecil airnya. Sementara untuk SPAM IKK Kecamatan Ledo air juga mengalami gangguan, dari yang di saat musim hujan air lancar sekarang mesti bergilir dialirkan.
"Begitu juga khusus SPAM di daerah Tampe yang melayani area perumahan atau BTN Bukit Tinggi, kondisi air sudah sangat kecil dan tidak bisa didistribusikan," jelas Wardi.
Ia juga merincikan Unit Pelayanan Perumdam Tirta Bengkayang lainnya seperti di Unit Kecamatan Sanggau Ledo dan Kecamatan 17 masih aman, tidak terjadi gangguan air.
Kemudian untuk pasokan air di Unit Pelayanan Serukam khusus di IKK Samalantan, pasokan air baku juga berkurang. Namun air masih bisa didistribusikan, hanya SPAM Serukam mengalami gangguan disebabkan pasokan air berkurang akibat kemarau yang terjadi beberapa hari belakangan ini
Untuk area Samalantan, pihaknya mengatur jadwal pengaturan air untuk dialiri ke warga, mulai dari pukul 05.00-09.00 WIB akan diatur untuk wilayah dusun Seilimau, dan pukul 09.00-17.00 WIB, pengaturan untuk wilayah Samalantan dan sekitarnya.
Mengatasi permasalahan tersebut langkah yang dilakukan, kata Wardi pihaknya akan berkoordinasi dengan Badan Penanggulangan Bencana Daerah atau BPBD sebagai upaya mengantisipasi kemarau panjang, setidaknya kita siaga mobil tangki dan Perumdam terus melaporkan kondisi air setiap hari ke Bupati Bengkayang, Dewan Pengawas Perumdam, Tim terpadu dan pelanggan.
"Menghadapi musim kemarau ini, kami mengimbau pelanggan menjaga sumber air kita dengan tidak menebang pohon di sekitar Intake Perumdam Tirta Bengkayang dan daerah lainnya yang menjadi sumber air bersih,” imbuhnya.
Kemudian, ia juga meminta agar penaanaman pohon diperbanyak serta menyiapkan tempat penampungan air sebagai upaya antisipasi air tidak mengalir.
“Kami harap pelanggan juga membayar air tepat waktu dan gunakan air dengan hemat," pungkasnya.
Distribusi Mulai Membaik
Di Kota Singkawang, Warga Jalan RA Kartini, Kelurahan Sekip Lama, Kecamatan Singkawang Tengah, Rizky mengaku jika saat ini air leding di rumahnya mulai lancar. "Distribusi air leding sudah lancar dan sudah ada semingguan," katanya, Kamis (28/9).
Sebelumnya memang sempat tidak mengalir, hal itu mungkin dikarenakan musim kemarau. "Cara mengatasinya, saya harus membeli air galon untuk mandi," ujarnya.
Kondisi lancar juga diungkapkan Liha, warga Jalan Gunung Merapi, Kelurahan Pasiran, Kecamatan Singkawang Barat. "Kondisi air leding sudah lancar dan sudah berjalan sekitar sebulan," katanya.
Dia berharap, kondisi pendistribusian air bersih di wilayahnya tetap lancar. Apalagi cuaca sekarang ini sudah diselingi curah hujan yang lumayan deras. "Mudah-mudahan pendistribusian air bersih tidak macet lagi," harapnya.
Sebelumnya, Perumda Air Minum Gunung Poteng (AMGP) Kota Singkawang melakukan pemompaan lewat perpipaan air bersih mengingat kondisi sumber air baku sudah mengalami kekeringan.
Sehingga, Perumda AMGP Singkawang tidak bisa melakukan pengolahan air baku secara maksimal, dengan begitu pendistribusiannya pun tidak bisa dilakukan maksimal.
"Khusus para konsumen yang berada di lokasi-lokasi yang susah mendapatkan air bersih seperti Kelurahan Sungai Garam, Bukit Batu, Kuala dan Tengah, kita lakukan langkah praktis dengan membuat tim percepatan pelayanan air bersih ke sambungan rumah agar mereka bisa mendapatkan air bersih," kata Direktur Perumda AMGP Singkawang, Suriandi.
Bentuk kerjanya adalah mengangkut air bersih distribusi yang sudah dibersihkan dari IPA Semelagi dengan menggunakan mobil pick up yang isinya berisi dua kubik air bersih. Kemudian mobil truk yang isinya enam kubik, mobil tangki untuk di dorong ke pipa tersier melalui mesin robin.
Dengan begitu, konsumen yang terdampak kekeringan bisa mendapatkan air bersih melalui pipa distsibusi tersier.
Selain dalam rangka pemenuhan air pelanggan, upaya yang dilakukan Perumda AMGP Singkawang juga bertujuan untuk menjenuhkan pipa tersier supaya airnya penuh.
"Sehingga apabila malam, tekanan bisa dimainkan sehingga airnya terdorong ke pelanggan," ungkapnya.
Upaya seperti ini akan pihaknya terus lakukan sampai Intake yang di Eria Tirtayasa dan Hangmuy terisi.
Sementara Kasi Pengendalian Kehilangan Air (PKA) Perumda AMGP Singkawang, Karta mengatakan, secara keseluruhan kemampuan kapasitas pengolahan air ada sebanyak 330 liter per detik. "Namun saat musim kemarau kemampuannya berkurang menjadi 110 liter per detik," katanya.
Saat ini, sumber air baku yang masih bisa diandalkan hanya sungai Semelagi. Sementara yang lain sudah mengalami kekeringan. (eko/nar/rud)