Mempawah post authorelgiants 06 Februari 2025

Siswa SMAN 1 Mempawah Akhirnya Bisa Ikuti SNBP, Pemprov Kalbar Perjuangkan hingga ke Kemendiktisaintek

Photo of Siswa SMAN 1 Mempawah Akhirnya Bisa Ikuti SNBP, Pemprov Kalbar Perjuangkan hingga ke Kemendiktisaintek

Perjuangan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Kalimantan Barat (Kalbar) terhadap nasib siswa-siswi Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) 1 Mempawah membuahkan hasil baik.

Sebanyak 106 siswa-siswi SMAN 1 Mempawah kini disetujui bisa mengikuti Seleksi Nasional Berdasarkan Prestasi (SNBP) 2025.

Kepastian ini menjadi kabar bahagia bagi siswa-siswi SMAN 1 Mempawah setelah disetujui untuk finalisasi pengisian data diaplikasi Pangkalan Data Sekolah dan Siswa (PPDS).

Sementara untuk tujuh siswa lainnya, Pemprov Kalbar kini terus memperjuangkan nasib mereka agar bisa mengikuti SNBP.

 "Alhamdulillah, 106 siswa SMAN 1 Mempawah akan disetujui Kemendikti untuk mengikuti SNBP, tujuh lainnya masih diperjuangkan," ungkap Penjabat (Pj) Gubernur Harisson pada Kamis (6/2).

Pj Gubernur Harisson sendiri telah mengambil langkah cepat memperjuangkan nasib siswa-siswi SMA dan SMK yang terancam gagal mengikuti SNBP. Orang nomor satu di Kalbar itu bahkan langsung menyurati Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Mendikti Saintek) Satryo Soemantri Brodjonegoro. Surat tersebut berisikan permohonan perpanjangan waktu pengisian Pangkalan Data Sekolah dan Siswa (PDSS) untuk SNBP. Agar siswa-siswi SMA dan SMK di Kalbar dapat mengikuti SNBP untuk masuk perguruan tinggi.

"Saya telah melayangkan surat ke Menteri agar sistemnya dapat dibuka kembali, sehingga siswa-siswi kita dapat mengikuti SNBP," kata Harisson.

Harisson juga telah memerintahkan Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Kadisdikbud) Provinsi Kalbar Rita Hastarita untuk berkonsultasi langsung ke Kemendiktisaintek. Agar bisa dicarikan solusi permasalahan yang dihadapi para siswa-sisiwi tersebut.

"Saya sudah memerintahkan Kadisdikbud Provinsi untuk langsung ke Kemendiktisaintek membicarakan masalah ini," kata Harisson.

Sementara untuk MA, Pj Gubernur Harisson akan berkoordinasi dengan Kantor Wilayah Kementrian Agama (Kanwil Kemenag) Provinsi Kalbar. Agar Kanwil Kemenag melakukan pembinaan terhadap sekolah-sekolah tersebut.

Harisson juga mengingatkan sekolah-sekolah yang belum menuntaskan pengisian data hingga finalisasi di aplikasi PDSS untuk bergerak cepat. Dengan mengikuti petunjuk operator pengisian dari Kemendikti dengan serius dan benar.

"Saya harapkan kepala sekolah benar-benar dapat mengikuti petunjuk dari operator PDSS Kemendikti," kata Harisson.

Seperti diketahui secara nasional lebih dari 27 ribu sekolah se Indonesia tercatat tidak menuntaskan finalisasi pengisian Pangkalan Data Sekolah dan Siswa (PDSS). Dari 48.946 total Sekolah Menengah Atas (SMA), Sekolah Menengah Kejuruan (SMA) dan Madrasah Aliyah (MA) se Indonesia. Hanya 21.003 sekolah atau 42,91 persen yang telah menyelesaikan pengisian data hingga finalisasi nilai pada aplikasi PDSS. Kondisi ini tentu harus menjadi perhatian semua pihak. Upaya evaluasi secara besar-besaran harus dilakukan agar hal serupa tidak terjadi dikemudian hari.

Untuk di Provinsi Kalbar sendiri dari total 893 SMA, SMK dan MA yang tersebar diseluruh kabupaten kota tercatat 10 persen yang tidak menyelesaikan penginputan data. Termasuk SMAN 1 Mempawah dan 39 SMA, 42 SMK dan 8 MA lainnya di seluruh wilayah Provinsi Kalbar.

Pengamat Pendidikan Kalbar Suherdiyanto menilai gagalnya siswa mengikuti SNBP tentu menimbulkan kekecewaan dikalangan siswa dan orang tua, yang akhirnya memicu protes dari kalangan siswa dan orang tua yang merasa dirugikan.

Akibatnya, ketika sekolah mereka tidak bisa melewati jalur tanpa tes untuk masuk perguruan tinggi hingga mereka harus bersaing melalui jalur UTBK SN yang lebih kompetitif.

“Untuk mencegah kejadian serupa, dimasa depan penting bagi sekolah untuk melakukan evaluasi menyeluruh terhadap prosedur dan tanggung jawab terhadap proses pendaftaran SNBP di satuan pendidikan masing-masing,” kata Suherdiyanto.

Dirinya menekankan kedepan harus ada komunikasi yang transparan antar sekolah siswa dan orang tua harus ditingkatkan, guna memastikan semua pihak memahami persyaratan dan tenggat waktu yang berlaku sesuai dengan tanggung jawab dan kewenangan dimasing-masing pihak.

“Bagi siswa yang terdampak, tentunya harus segera mempersiapkan diri menghadapi UTBK PTN di tahun ini dengan optimal,” jelasnya.

Suherdiyanto meminta pihak sekolah memastikan memfasilitasi siswa yang terdampak untuk melakukan try out atau memanfaatkan berbagai sumber belajar dan bimbingan belajar yang tersedia untuk meningkatkan peluang lolos seleksi.

"Kita harapkan kejadian seperti ini, tidak akan terulang dimasa yang akan datang sehingga diharapkan semua pihak terkait, harus teliti dan komunikasi dalam proses penerimaan mahasiswa baru," ungkap.

Suherdiyanto.Dikatakannya, agar kejadian serupa tidak terulang maka pihak sekolah dapat mengambil langkah konkret untuk memperbaiki sistem pendaftaran SNBP dimasa akan datang.

“Mungkin dengan melakukan evaluasi dan investigasi internal atau membentuk tim khusus untuk melihat yang menjadi penyebab kegagalan sekolah SMA 1 Mempawah ini gagal mendaftar di SNBP 2025," tutupnya. (din)

 

 

 

 

 

Berita Terkait

Baca Juga

Komentar Anda