MEMPAWAH, SP - Entah berapa banyak persoalan Wanita Idama Lain (WIL) yang dimiliki anggota dewan di negeri ini. Sebutan, harta, tahta, dan wanita, sepertinya selalu berada dan melingkari di sekitar kehidupan para anggota dewan yang terhormat tersebut.
"Kalau bisa dibuat survei, khusus berapa banyak anggota dewan punya istri muda atau istri simpanan lain. Mungkin salah satu lembaga yang tertinggi," kata seorang mantan anggota dewan senior kepada Suara Pemred di Pontianak.
"Di kota dan kabupaten banyak kok dewan kawin lebih dari satu, ada yang terus terang dan ada juga yang sembunyi-sembunyi, " paparnya.
Menurut pria berusia 60 tahun dan pernah menjabat unsur pimpinan di DPRD tingkat II ini, godaan wanita sangat mudah terjadi, dikarenakan fasilitas jabatan dam pendapatan yang diperoleh anggota dewan serta banyaknya kunjungan dinas ke luar kota, dapat menggoda dewan yang imannya tidak kuat.
"Bayangkan, kunjungan seperti Bimtek, studi banding ke Jakarta, Bandung, Bali, atau kota lainnya yang sebenarnya lebih banyak jalan-jalan atau pergi ke tempat-tempat hiburan malam. Nah ini, yang membuat salah pergaulan, di samping banyak wanita-wanita yang ingin hidup mudah mendapatkan sesuatu lebih suka jika kawin, atau jadi wanita simpanan dengan anggota dewan walaupun mereka tahu sudah beristri," kata mantan dewan ini sambil tersenyum.
Dan baru- baru ini, masyarakat Kalbar di hebohkan dengan berita pengeroyokan oleh satu keluarga kepada istri muda atau istri siri, anggota dewan dari fraksi Nasdem DPRD Kabupaten Mempawah. Ceritanya begini, Menikah di rumah makan, dipukul di tengah jalan, habis manis, istri siri disingkirkan, tinggal tunggu di pengadilan. Demikian lah nasib yang menimpa SR (23), perempuan cantik yang merupakan staf Fraksi Partai Hanura di DPRD Kabupaten Mempawah.
SR ini, merupakan istri siri anggota DPRD Kabupaten Mempawah berinisal ZL, yang bersama istri sah dan anaknya, diduga melakukan penganiayaan berupa pengeroyokan terhadap SR.
Peristiwa ini terjadi di Desa Paoh, Kecamatan Anjongan, Kabupaten Mempawah, Sabtu (6/11) malam.
Tak terima dikeroyok oleh suami sirinya, SR lantas melaporkan hal tersebut di Mapolres Mempawah pada Minggu (7/11) dini hari untuk mendapatkan keadilan.
SR mengungkapkan, pemukulan terhadap dirinya berawal dari rasa cemburu. Dia menduga bahwa suami sirinya tersebut memiliki wanita lain. Dugaan itu diperkuat karena saat dihubungi, handphone suaminya tidak aktif.
"Makanya saya mencarinya dan mencegatnya di kawasan Jalan Raya Paoh Anjongan dan langsung menggedor mobilnya dengan menggunakan botol air minuman. Saat kaca pintu mobil dibuka, ternyata dia sedang bersama istri sahnya," ujarnya.
ZL yang saat itu kaget, mengira SR akan memukulnya setelah kaca mobil dibuka, padahal menurut SR, dia tak memiliki niat untuk memukul suami sirinya.
"Melihat itu, tangan saya dipegang dan langsung dipukulnya. Rambut dijambak dan leher dicekik. Istrinya yang berada di mobil juga ikut memukul. Saya hampir jatuh di jalan raya, di mana saat itu banyak mobil sedang melaju," ungkapnya.
Tak hanya itu, ZL juga menyuruh istrinya menelpon anaknya. Di mana saat anaknya datang, juga ikut memukulnya.
"Makanya saya melaporkan hal ini ke pihak kepolisian untuk mendapatkan keadilan," ujarnya.
Pasca pemukulan, SR mengaku merasakan sakit di sekujur tubuhnya, muntah-muntah dan tak memiliki nafsu makan. Dia pun harus dibawa ke IGD RSUD Rubini Mempawah untuk mendapatkan perawatan.
“Saya sempat sesak nafas, lemah dan badan saya lebam. Kepala saya juga pusing, bukan kayak pusing biasanya,” akunya.
Berawal Cinta Lokasi
Kisah cinta hingga nikah siri antara ZL dan SR, berawal dari Cinta Lokasi, yang kemudian bersemi di Kantor DPRD Kabupaten Mempawah. ZL menikahi SR secara siri di Rumah Makan Pontianak. Dengan berjalannya waktu, ternyata ZL dan SR terlibat masalah penganiayaan, hingga harus berurusan dengan pihak kepolisian.
Sebelum menjadi istri siri ZL, SR sempat diiming-imingi satu unit mobil, namun harus melangsungkan pernikahan siri di rumah makan yang ada di Pontianak dengan mahar sekitar Rp10 juta. Sedangkan iming-iming mobil, hingga saat ini tak kunjung terealisasi.
SR adalah warga Antibar. Ia mengungkapkan kejadian pemukulan terhadap dirinya berawal dari kecemburuannya, karena handphone ZL tidak aktif, sehingga ia mencurigai ZL, memiliki wanita lainnya.
"Makanya saya mencarinya dan mendatangi rumahnya di kawasan Jalan Raya Paoh, Anjongan. Dan langsung menggedor mobilnya dengan menggunakan botol air minuman,"ujarnya
Saat ZL membuka kaca jendela pintu mobil, ia bersama istrinya. Di mana ZL tersebut terlihat kaget seolah-olah dirinya mau memukulnya. Padahal dirinya tak memiliki niat untuk memukul dirinya.
"Melihat itu, tangan saya dipegang ZL dan langsung dipukul. Saya juga dijambak dan mendapatkan cekikan leher. Ditambah dengan Istri ZL yang keluar dari dalam mobil untuk turut serta memukul saya, makanya baju ST, istri ZL saya pegang, karena saya hampir jatuh di jalan raya yang saat itu mobil banyak sedang dalam keadaan laju," tegasnya
Tak hanya itu, ZL juga menyuruh istrinya menelpon anaknya. Di mana saat anaknya datang dirinya juga mendapatkan pukulan dari anaknya sekali.
"Melihat itu, saya langsung pulang dan melaporkan ke pihak kepolisian untuk mendapatkan keadilan," ujarnya
Pasca terjadi pemukulan, dirinya selalu merasakan kesakitan di sekujur tubuh nya, muntah muntah dan tak memiliki Nafsu Makan. Makanya dirinya saat ini dibawa oleh pihak keluarga untuk ditangani di IGD RSUD Rubini Mempawah untuk mendapatkan perawatan.
Kenal Sejak 2019
SR mencerirakan, awal bertemu dengan ZL sekitar Tahun 2019, usai beberapa bulan dilantik menjadi Anggota DPRD Kabupaten Mempawah. Di mana ZL yang meminta nomor kontaknya.
"Awalnya, dia minta nomor kontak saya, terkait masalah pekerjaan. Karena saya bekerja di staff fraksi partai," tegasnya.
Menurutnya, ZL terus mendekati dirinya meskipun sudah seringkali ditolak. Namun, dirinya terus melakukan chatting dengan dirinya dan mengajak untuk pergi karokean.
"Saya kira, karoke boleh ajak teman. Ternyata dia mengajak berdua saja. Hingga dirinya timbul rasa," papar SR.
Sekitar tahun 2021, ZL mengajak SR menikah di Bogor. Namun karena ada kendala, sehingga saat pulang baru melangsungkan pernikahan. "Jadi, kemarin saya menikah siri di rumah makan," ujarnya.
Tidak Ada Pengeroyokan
Saat dikonfirmasi awak media, ZL menjelaskan terkait adanya dugaan pengeroyokan terhadap SR di Jalan Raya Paoh, Kecamatan Anjongan, Kabupaten Mempawah, tidak ada sama sekali.
"Terkait pemukulan, itu salah persepsi. Dan ada SMS di handphone istri saya. Karena SR yang datang menyerang ke rumah, langsung memukul saya saat dirinya membuka kaca mobil," tuturnya.
Menurutnya, terkait pemukulan tersebut dirinya langsung melaporkannya ke Polsek terdekat, karena nantinya tinggal ketemu di pengadilan saja.
Proses Laporan
Satreskrim Polres Mempawah masih melakukan pendalaman atas laporan penganiayaan terhadap SR, istri siri anggota DPRD Kabupaten Mempawah bernisial ZL. Dalam laporan itu, ZL dan istri sahnya menjadi terlapor yang melakukan penganiayaan terhadap SR. Saksi-saksi dalam kasus ini pun segera diperiksa.
“Intinya, laporan sudah kami terima. Kami masih melakukan pendalaman atas dugaan kasus penganiayaan ini,” kata Kasat Reskrim Polres Mempawah, IPTU Wendy Sulistiono.
Menurutnya, untuk saat ini, pihaknya sedang melakukan pemeriksaan saksi saksi. Dan mengejar bukti bukti terkait penganiayaannya.
Badan Kehormatan DPRD Kabupaten Mempawah, Febriady enggan berkometar terkait insiden anggota DPRD Mempawah yang diduga melakukan pemukulan terhadap istri sirinya.
"Saya no comment terkait itu," tegasnya
Menurutnya, dirinya belum ada mendapatkan laporan secara resmi terkait hal tersebut. Dimana bartu mendengar dari pemberitaan yang beredar. Pasalnya ini urusan pribadi," papar Febriady. (ben)