Mempawah post authorKiwi 14 September 2021

Sikapi Perusakan Rumah Ibadah JAI, Mempawah Antisipasi Konflik di Masyarakat

Photo of Sikapi Perusakan Rumah Ibadah JAI, Mempawah Antisipasi Konflik di Masyarakat Bupati Mempawah, Erlina memimpin rapat koordinasi mewaspadai konflik di masyarakat, di Aula Balairung Setia Pemda Mempawah, Senin(13/9).

 

MEMPAWAH, SP - Forkopimda Mempawah menggelar rapat koordinasi dalam rangka mengantisipasi kewaspadaan dini konflik yang terjadi di Kabupaten Sintang berkaitan dengan hadirnya jemaat Ahmadiyah, di Aula Balairung Setia Pemda Mempawah, Senin(13/9).

Rapat koordinasi tersebut dipimpin oleh Bupati Mempawah, Erlina, didampingi Wakil Bupati Mempawah, Muhammad Pagi dan sejumlah Pimpinan Forkopimda di Mempawah.

Erlina mengatakan rapat koordinasi ini untuk menyikapi peristiwa perusakan rumah ibadah milik jemaat Ahmadiyah di Kabupaten Sintang pada 3 September 2021.

"Jadi, rapat koordinasi ini bertujuan untuk mengantisipasi kewaspadaan dini dalam menyikapi kondisi dan situasi agar tidak terjadi di Kabupaten Mempawah," ujarnya.

Seperti diketahui, perkara yang terjadi karena adanya tindakan main hakim sendiri, yaitu merusak rumah ibadah jemaat Ahmadiyah. Dengan adanya peristiwa itu, seluruh elemen perlu bergandengan tangan untuk menyikapi situasi dan kondisi agar peristiwa-peristiwa yang terjadi, tidak dimanfaatkan oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab, yang bisa menciptakan kondisi yang tidak kondusif Di wilayah Mempawah.

"Untuk itu, kepada rekan-rekan forkopimda, nantinya dapat memberikan gambaran dan langkah-langkah yang perlu dilakukan sesuai dengan tugas dan fungsi kita. Sehingga melalui rapat ini, nantinya dapat memberikan masukan atau kesepakatan untuk kita bersama-sama menyikapi dan melakukan langkah-langkah untuk keamanan dan ketertiban daerah Mempawah," tutur Erlina.

Mencermati perkembangan jemaat Ahmadiyah, saat ini bisa dikatakan tidak ada di Kabupaten Mempawah. Namun terkait hal tersebut, semua pihak tidak boleh lengah.

"Jadi dari pertemuan ini, nantinya saya berharap kepada bapak ibu sekalian untuk menyampaikan informasi dan pemahaman kepada masyarakat dalam upaya kita menciptakan situasi dan kondisi yang kondusif," ungkapnya.

Wakil Bupati Mempawah sekaligus Sekretaris MUI Kabupaten Mempawah, Muhammad Pagi, mengatakan terkait rapat koordinasi dalam mengantisipasi kewaspadaan terhadap konflik yang terjadi di Kabupaten Sintang, menjadi evaluasi bagi pihaknya.

"Persoalan di Sintang ini harus menjadi catatan kita. Karena Mempawah ini adem-adem, tapi ada. Meskipun masih kecil jangan dibiarkan, karena jika dipupuk semakin besar dan luas," terangnya.

Dengan adanya pertemuan ini, ke depan, Kesbangpol Mempawah bisa mengagendakan pertemuan tiga bulan sekali, dalam melakukan evaluasi dan pencerahan terkait kegiatan keagamaan di Mempawah.

"Tolong Kegiatan ini diagendakan ke depannya," pinta Pagi.

Menurutnya, MUI luar biasa dalam mengantisipasi terjadinya perselisihan. Makanya, MUI akan mendeteksi paham-paham yang menyimpang.

"MUI selama ini berperan penting dalam mengantisipasi hal-hal yang merusak persatuan dan kesatuan, baik melalui pendekatan-pendekatan dalam mengantisipasi konflik," pungkas Pagi. 

Bisa Timbulkan Gejolak

Sekretaris Pemuda Muslimin Indonesia, Tirmidzi, mengungkapkan ajaran Ahmadiyah berdasarkan fatwa MUI Indonesia yang sesat dan menyesatkan, didirikan oleh Nabi Mirza Ghulam Ahmad bagi ajaran Ahmadiyah.

"Saya menolak jika terdapat ajaran Ahmadiyah di Mempawah, karena hal itu bisa menimbulkan gejolak di Mempawah," tegasnya.

Menurutnya, jika pun terdapat ajaran Ahmadiyah di Mempawah, tentunya peran dari Kementerian Agama di Mempawah dan pihak-pihak lainnya untuk membimbing warga yang mengikuti ajaran tersebut.

"Tetapi harus mengedepankan asas kemanusian, lemah lembut, dan tegas agar gejolak di masyarakat tidak terjadi," ujar Tirmidzi. (ben/lha)

Berita Terkait

Baca Juga

Komentar Anda