JAKARTA, SP - Tokoh nasional asal Kalimantan Barat, Oesman Sapta Odang (OSO), menghadiri Pelantikan Perkumpulan Marga Yap Indonesia Bersatu yang berlangsung meriah di Jakarta.
Kehadiran OSO menjadi sorotan utama dalam kegiatan yang dihadiri keluarga besar Marga Yap dari berbagai daerah di seluruh Indonesia.
Dalam acara tersebut, Sugeng Prananto, resmi dilantik sebagai Ketua Umum YAP Indonesia yang baru. Pelantikan dilakukan dengan disaksikan oleh Ketua YAP Sedunia serta para tokoh masyarakat yang memberikan dukungan terhadap kepengurusan baru.
Selain OSO, sejumlah tokoh penting lainnya juga hadir, termasuk Wali Kota Singkawang Tjhai Chiu Mie dan mantan Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama (Ahok).
Kehadiran para tokoh tersebut menunjukkan kuatnya hubungan kekeluargaan dan solidaritas di lingkungan Marga Yap.
Suasana acara penuh kekeluargaan dan antusiasme. Para perwakilan Marga Yap dari seluruh Indonesia menaruh harapan besar agar kepengurusan baru dapat membawa organisasi semakin solid dan berperan aktif dalam kegiatan sosial serta mempererat hubungan antarkeluarga.
Kolaborasi, Solid, dan Kompak
Pelantikan ini merupakan yang pertama kali dilakukan secara Nasional, dengan Ketua Umum Sugeng Prananto yang juga merupakan Ketua Umum Perkumpulan Hakka Indonesia.
"Atas nama Pemerintah Kota Singkawang, saya mengucapkan selamat dan sukses kepada Bapak Sugeng Prananto. Semoga Perkumpulan Marga Yap Indonesia Bersatu ini bisa semakin solid dan kompak, serta bisa berkolaborasi dengan pemerintah dalam hal kesehatan, pendidikan, dan sosial lainnya yang dibutuhkan," kata Walikota Singkawang, Tjhai Chui Mie.
Dia juga menyampaikan bahwa pelantikan ini merupakan tanda kepedulian warga Tionghoa untuk Indonesia Raya, sebagai warga yang peduli dengan bangsanya.
"Ini adalah salah satu contoh nyata bahwa warga Tionghoa di Indonesia memiliki kepedulian yang tinggi terhadap bangsa dan negara," ujarnya.
Sebagai kepala daerah Singkawang, Tjhai Chui Mie memberikan apresiasi atas terbentuknya marga Yap secara nasional.
"Mudah-mudahan marga Yap semakin maju, jaya, dan sukses. Kami berharap agar Perkumpulan Marga Yap Indonesia Bersatu dapat terus berkolaborasi dengan pemerintah dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat," harapnya.
Dengan adanya pelantikan ini, diharapkan dapat memperkuat hubungan antara warga Tionghoa dan pemerintah, serta meningkatkan kepedulian terhadap bangsa dan negara.
Acara pelantikan ditutup dengan foto bersama serta ramah tamah, yang semakin memperkuat semangat persatuan dalam keluarga besar Marga Yap Indonesia.
Sejarah Pengenalan Marga Yap
Marga Yap (Ye) berasal dari negara Chu (Chou dalam dialek Hokkian) pada zaman Chunqiu (Musim Semi dan Musim Gugur). Pada masa itu seorang dafu yang bernama Margan Yiwu mempunyai keturunan bernama Margan Zhu Liang yang diangkat menjadi penguasa di Ye (Yap) disebut juga Ye Gong, kemudian menggunakan nama negara Yap menjadi Marga Yap.
Marga Yap ditulis dengan huruf Ye yang berarti daun. Orang Marga Yap yang namanya masuk dalam sejarah di antaranya adalah: Ye Shi dan Ye Mengde dari masa dinasti Song Selatan; Ye Chen zaman dinasti Guan (Yuan); Ye Ziqi , Ye Shaowan dan Yap Xianzu, zaman dinasti Bing (Ming); Ye Tianci zaman dinasti Ching (Qing).
Mula-mula pusat perkembangan sne Yap adalah di Yexian atau Kabupaten Yap di propinsi Henan, dari situ mulai menyebar ke daerah lain.
Di luar daratan Tiongkok Marga Yap pecah menjadi dua golongan, yang pertama golongan Xianyou dan yang kedua golongan Zhangzhou (Ciangciu). Kedua golongan ini meskipun mempunyai leluhur yang sama, tapi pusat perkembangan yang berbeda.
Ketika masih di Tiongkok utara, golongan Xianyou berasal dari propinsi Henan, sedang yang kedua berasal dari propinsi Hebei. Setelah pindah ke propinsi Fujian golongan pertama berpusat di Xianyou, sedang golongan kedua dari Zhangzhou.
Xianyou dan dan Zhangzhou keduanya berada di propinsi Fujian, tapi dialek yang dipergunakan sudah berbeda. Xianyou menggunakan dialek Hinhua, sedang Zhangciu menggunakan dialek Hokkian.
Di Taiwan dialek Hokkian dominan, sehingga hampir semua penduduk Hokkian mahir berbicara dialek ini, dialek Hokkian merupakan bahasa lingua franca (bahasa pergaulan ) kedua setelah Mandarin. Di Indonesiapun orang Hokkian lebih dominan, sehingga orang Marga Yap dari golongan Hinhua banyak yang menuliskan namanya berdasarkan bunyi dialek Hokkian.
Selain Marga Yap yang berasal dari propinsi Fujian ini, banyak Marga Yap yang berasal dari propinsi Guangdong. Di Indonesia bisa kita temukan orang sne Yap dari golongan Kheq atau Hakka, dan dari golongan Konghu yang membaca Yap menjadi Yip.
Marga Yap termasuk Marga besar di Tiongkok. Di Taiwan ia nomor 20. Di Indonesia Marga Yap banyak sekali, baik dari kalangan Hokkian, maupun Hakka ataupun Konghu. Pada masa setelah Perang Dunia Kedua, ada tokoh Tionghoa Indonesia yang terkenal Dr. Yap Chuan Bing (Jap Tjhwan Bing).
Di Tiongkok pernah ada Marsekal Ye Jianying, tokoh yang berasal dari golongan Kheq dari Mei Xian (sekarang kota Meizhou), pusat pemukiman utama orang Kheq di Tiongkok, salah seorang dari 10 marsekal di sana, belakangan memegang peranan penting dalam menangkap kelompok radikal yang dikepalai Jiang Qing, isteri mendiang Mao Zedong, dan dalam mengembalikan Deng Xiaoping sebagai pimpinan, yang kemudian ternyata berhasil mengadakan reformasi besar-besaran sehingga Tiongkok dapat melakukan usaha untuk mengembalikan kejayaannya.
Jabatan Ye Jianying terakhir adalah ketua Kongres Rakyat Nasional, parlemen RRT. (dok/ril/rud)