Nasional post authorKiwi 09 Juni 2024

OSO: Dokter Indonesia Tak Kalah Hebat dari Luar Negeri

Photo of OSO: Dokter Indonesia Tak Kalah Hebat dari Luar Negeri

JAKARTA, SP – Ketua DPD RI periode 2017-2019, Oesman Sapta Odang (OSO) menyebutkan, kualitas dan kemampuan dokter spesial organ dalam di Indonesia untuk melakukan transplantasi organ tidak kalah dengan dokter-dokter rumah sakit di luar negeri.

Hal itu berdasarkan pengalaman dirinya yang sempat melakukan transplantasi ginjal di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) Jakarta pada 4 Oktober 2021 silam. OSO memperoleh donor ginjal dari salah satu anggota keluarganya. Operasi yang dijalaninya pun berhasil.

“Operasi itu berhasil dilakukan. Dua bulan kemudian saya sudah seperti sekarang ini, sering lihat tidak muka saya kayak lebih muda dari yang dulu. Itu karena transpalansi ginjal," ujarnya di sela acara Transplant Festival 2024, di kawasan Senayan, Jakarta, Minggu (9/6/2024).

OSO, sapaan karibnya mengatakan sempat berpikir untuk melakukan transplantasi ke luar negeri seperti ke China atau Singapura. Namun, saat itu dunia dilanda pandemi Covid-19, dan akhirnya memutuskan melakukan transpalansi di Tanah Air.

"Setelah saya melakukan (transpalansi) itu pada 4 Oktober 2021, luar biasa. Saya sampai menyesal, sempat berpikir tentang (operasi) ke luar negeri. Kualitas dokter-dokter kita tidak kalah," ucapnya.

Ketua Umum Partai Hanura ini pun mengaku puas atas hasil transplantasi tersebut. Karenanya, ia sangat merekomendasikan bagi pasien yang hendak melakukan transplantasi organ untuk datang atau melakukan hal itu di RSCM.

"Kenapa? RSCM itu dengan dokter-dokter yang profesional, ada Prof. Endang ada dr. Bona ada dokter jantungnya, ada dr. Aldi, dr. Rasyid dan banyak lagi, itu luar biasa," paparnya.

OSO sekaligus membantah bahwa dirinya membeli ginjal. Ginjal yang ia gunakan saat ini berasal dari keluarganya sendiri. Menurutnya, tak sembarang ginjal bisa digunakan untuk ditransplantasi. Salah-salah bisa mengakibatkan kematian.

"Hati-hati loh, kenapa banyak orang meninggal, karena yang beli-beli ginjal itu banyak cepat mati karena nggak cocok ginjalnya. Dan itu bahaya," katanya.

Pengalaman senada juga diungkapkan Wakil Ketua Komisi III DPR RI Adies Kadir. Menurut dia, pemulihan pasca transplantasi yang ia lakukan di Indonesia tepatnya di RSCM, berlangsung cukup singkat. Adies sendiri melaksanakan transplantasi pada 18 Januari 2023.

"Kalian bisa lihat sendiri, dalam waktu satu tahun saya sudah bisa beraktivitas dengan baik. Itu di RSCM," ujarnya.

Ia pun mengimbau agar masyarakat yang memiliki penyakit ginjal, liver dan sebagainya, untuk melakukan transplantasi ginjal di RSCM.

"Orang luar negeri saja ke RSCM apalagi kita di dalam negeri. Kalau cuci darah terus bahaya," kata dia.

Sementara, Wakil Ketua Komisi IX DPR RI Emanuel Melkiades Laka Lena yang hadir pada kesempatan tersebut juga sependapat dengan pernyataan OSO. Menurut dia, kualitas hasil transplantasi di Indonesia merupakan salah satu yang terbaik.

"Kita kan selalu bicara cintai produk dalam negeri dan kualitas transplantasi ginjal dan hati kita saat ini itu sudah termasuk juga yang terbaik di Asia Tenggara dan bahkan Asia," tuturnya.

Lebih Mudah

Adapun Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin menjelaskan, saat ini proses transplantasi organ di Indonesia menjadi lebih mudah. Menurutnya hal ini bisa terjadi, salah satunya berkat peran Komisi IX DPR RI yang menyetujui revisi Undang-undang Kesehatan.

"Undang-undang sudah diperbaiki sehingga proses transplantasi organ itu jadi lebih mudah," ujarnya di sela acara Transplant Festival 2024, di kawasan Senayan, Jakarta, Minggu (9/6/2024).

Budi mengungkapkan sebelumnya banyak warga Indonesia yang sakit dan harus mendapatkan penanganan transpalansi organ, namun layanan itu tidak bisa dilakukan di dalam negeri.

“Dengan adanya regulasi ini, sekarang terbuka kesempatan untuk melakukan transpalansi di Indonesia,” imbuhnya.

Kementerian Kesehatan telah menunjuk 17 rumah sakit pemerintah untuk mengembangkan transpalansi organ, seperti ginjal, kornea, dan lain-lain.

"Kami juga sudah menyusun 17 rumah sakit yang bisa transpalansi, yaitu mulai dari ambil organnya maupun memasukkan organnya," katanya.

Kemenkes pun telah mengeluarkan aturan bahwa kematian batang otak bisa kita ambil organnya untuk transplantasi. Kemenkes juga tengah membereskan data registrasi dari yang orang-orang yang sakit, cuci darah dan harus sudah ditransplantasi.

Selain itu, kata Budi, pihaknya juga sedang menggandeng berbagai pihak, termasuk organisasi keagamaan untuk melakukan sosialisasi perihal transplantasi.

“Kolaborasi dengan organisasi agama penting agar pemahaman mendonorkan organ mendapatkan dukungan,” katanya.

Budi mengakui saat ini obat-obatan terkait transpalansi belum lengkap di Indonesia. Oleh karena itu, Kementerian Kesehatan menjadikan RSCM sebagai rumah sakit pengampu untuk mendapatkan obat-obatan tersebut. (ant)

Berita Terkait

Baca Juga

Komentar Anda