JAKARTA, SP – Gerakan Ekonomi dan Budaya (Gebu) Minang mengirimkan sembilan ribu paket sembako untuk korban bencana alam di Sumatra Barat (Sumbar) dari Jakarta.
Penyaluran paket bantuan tersebut dilepas langsung Ketua Umum DPP GEBU Minang, Oesman Sapta Odang (OSO) di Kantor DPP GEBU Minang di kawasan Tebet, Jakarta Selatan pada Minggu (19/5/2024).
"Ini merupakan bantuan putaran pertama. Nanti akan ada bantuan susulan untuk daerah terdampak yang lain," kata OSO.
Ketua Umum Partai Hanura itu mengatakan bantuan disalurkan ke tiga daerah terdampak, yakni Kabupaten Agam, Kabupaten Tanah Datar, dan Kabupaten Padang Panjang.
Dalam kesempatan itu, OSO juga berharap tak ada lagi bencana yang terjadi di Indonesia, khususnya Sumatra Barat.
"Mudah-mudahan ini yang terakhir kalinya untuk Sumatra Barat. Mudah-mudahan tidak ada musibah lagi di masa mendatang, baik di Sumatra Barat maupun seluruh Indonesia," ujarnya.
Dia menjelaskan musibah bukan dibuat manusia, tapi datang langsung dari langit. Sehingga, dia meyakini setiap musibah pasti ada makna dan menjadi peringatan buat semua pihak.
"Ada unsur-unsur yang harus diperbaiki," ucapnya.
OSO menekankan, Gebu Minang selalu peduli dengan masyarakat Indonesia, bukan hanya terhadap orang Minang.
"Jadi kalau ada bencana di wilayah lain di seluruh Indonesia, Gebu Minang selalu mengirimkan bantuan," ujarnya.
OSO juga mengajak seluruh masyarakat Minang di perantauan untuk bersatu, berempati, dan peduli dalam mengatasi berbagai masalah yang dihadapi oleh sesama saudara di kampung halaman, khususnya terkait bencana di Sumatera Barat.
"Melalui GEBU Minang, saya mengajak saudara-saudara kita di perantauan untuk lebih peduli dengan situasi di kampung halaman, karena itulah tanah kelahiran kita. Terutama saat ini, di mana saudara-saudara kita di kampung halaman menghadapi musibah," ujar OSO yang berasal dari Solok.
Ia berharap bantuan yang disalurkan dapat meringankan beban masyarakat yang terdampak bencana.
"Kami berharap bantuan ini dapat memberikan sedikit bantuan kepada saudara-saudara kita di kampung halaman, terutama yang terdampak secara langsung," tambah OSO.
Sementara itu, Ketua Harian Gebu Minang Syahrizal Ahyar menjelaskan, bantuan ini murni sumbangan pribadi OSO, sebagai Ketua Umum Gebu Minang.
"Sumber anggaran ini adalah bantuan pribadi Ketua Umum Gebu Minang 100 persen," katanya.
Dia merinci, sembilan ribu paket ini diangkut oleh 12 truk berukuran besar. Tiap paket isinya beras 10 kilogram, lima bungkus mi instan, sebotol minyak goreng, sambal, sarden, dan kaos.
Purnawirawan jenderal polisi bintang dua ini menambahkan, selama perjalanan, truk bantuan akan dikawal oleh polisi. Pengawalan dilakukan polisi sesuai dengan wilayah hukumnya masing-masing.
Purnawirawan jenderal polisi bintang dua ini menambahkan, selama perjalanan, truk bantuan akan dikawal oleh polisi. Pengawalan dilakukan polisi sesuai dengan wilayah hukumnya masing-masing.
"Para supir truk juga dari Sumbar. Ini bantuan dikirim ke kampung kalian, tolong dijaga," pesannya.
Pihaknya juga sudah memetakan wilayah terparah dilanda bencana untuk disalurkan bantuan.
"Paling parah di Kabupaten Agam, lalu Tanah Datar, baru Padang Panjang," ujar dia.
Ketua Lembaga Kerapatan Adat Alam Minangkabau (LKAAM) Sumbar, Dr. H Fauzi Bahar, MSi menyambut baik upaya yang telah dilakukan GEBU Minang dalam memberikan bantuan kepada korban bencana di Sumatera Barat.
"Semoga dapat meringankan beban saudara-saudara kita," ujar Fauzi.
Mantan Wali Kota Padang ini juga menyoroti peran GEBU Minang sebagai wadah untuk menghimpun dan memajukan potensi masyarakat Minangkabau di perantauan, terutama dalam aspek ekonomi dan kebudayaan.
61 Korban Jiwa
Bencana banjir bandang (galodo) dan lahar dingin yang melanda wilayah Sumatera Barat telah menyebabkan setidaknya 61 orang meninggal dunia.
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyebutkan data terbaru memasuki hari ketujuh atau pada Sabtu (11/5/2024), sebanyak 61 orang dilaporkan meninggal dunia.
“Pusdalops BNPB merilis pembaharuan data termutakhir per Sabtu (18/5/2024) total korban jiwa sebanyak 61 orang meninggal dunia,” kata Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari dalam keterangannya, Minggu (19/5/2024).
Abdul menjelaskan, jumlah tersebut didapat usai Pusat Pengendalian Operasi BNPB bersama dengan posko provinsi dan kabupaten/kota terdampak melakukan inventarisasi data by name by address (BNBA), hasil Disaster Victim Identification (DVI) Polda Sumatra Barat. Hasilnya, terdapat duplikasi pencatatan pada data korban antar kabupaten/kota terdampak.
“Adapun rincian catatan korban jiwa termutakhir yaitu Kabupaten Tanah Datar sebanyak 29 orang meninggal dunia, lima orang meninggal dunia belum terindentifikasi. Kabupaten Agam sebanyak 22 orang meninggal dunia,” ujarnya.
“Kota Padang Panjang sebanyak dua orang meninggal dunia. Kota Padang sebanyak dua orang meninggal dunia. Kabupaten Padang Pariaman sebanyak satu orang meninggal dunia,” sambungnya.
Di sisi lain, sebanyak 14 orang masih dilaporkan hilang akibat bencana tersebut. 14 korban hilang terdiri dari 13 korban di Kabupaten Tanah Datar dan satu di Kabupaten Agam.
Abdul menegaskan, pencarian terhadap korban yang hilang terus dilakukan.
“Hingga hari ini, upaya pencarian dan penyelamatan korban yang dilaporkan hilang masih dilanjutkan,” ujarnya.
Sementara itu, Kepala BNPB Letjen TNI Suharyanto mengatakan proses pencarian dan penyelamatan akan dilaksanakan sampai keluarga korban merasa cukup. Meksipun sesuai SOP proses pencarian dan penyelamatan dilakukan selama tujuh hari.
“Kami akan tanyakan kepada ahli waris yang anggota keluarganya hilang. Jika mereka masih berharap dicari maka BNPB akan mengkoordinasikan upaya pencarian lanjutan dibantu dengan tim gabungan untuk beberapa hari ke depan,” jelas Suharyanto.
Tim Unit Satwa Polda Sumbar menyebut pihaknya mengerahkan empat ekor anjing pelacak untuk mencari para korban yang belum ditemukan.
"Kita masih melakukan pencarian semaksimal mungkin. Di Tanah Datar hari ini kita geser ke arah Panti, karena diduga masih ada korban. Untuk pencarian ini, kita turunkan dua ekor satwa berklasifikasi SAR," kata Bripka Hamidi Ramadoni, dari Tim Unit Satwa Polda Sumbar, Minggu (19/5/2024).
"(Selain di Tanah Datar), kita ada satu tim lagi di daerah Agam. Dua ekor juga, sehingga total empat ekor yang kita turunkan," tambah Hamidi.
Sementara itu, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sumatera Barat mencatat 778 rumah rusak akibat banjir bandang dan lahar dingin yang terjadi pada 11 Mei 2024 lalu. Jumlah itu tersebar di empat daerah.
"Data per 19 Mei 2024 tercatat rumah yang rusak di Kabupaten Agam 400, Tanah Datar 342, Kota Padang Panjang 10, serta Padang Pariaman 26 rumah," kata juru bicara BPBD Sumbar, Ilham, Minggu (19/5).
Pendataan rumah yang rusak oleh tim Basarnas masih terus berlangsung.
"Tim di lapangan memakai aplikasi inaRISK, jadi nantinya dari total yang berjumlah 778 itu bisa dilihat berapa jumlah rumah yang rusak berat, ringat, sedang, dan terdampak," ujar Ilham.
Ilham menambahkan, rumah warga yang terdampak berada di zona merah akan direlokasi ke tempat yang lebih aman. Sementara bagi rumah yang terdampak tidak di zona merah maka akan mendapatkan bantuan perbaikan rumah.
"Kita menargetkan pendataan itu hari ini tuntas, sehingga 21 Mei 2024 nanti pada saat kunjungan presiden Jokowi uang sudah bisa kita tranfers ke rekening yang bersangkutan," tutur Ilham.
Diketahui melalui unggahan media soial Kominfo Padang Panjang, Presiden Jokowi dikabarkan akan kelokasi terdampak bencana, salah satu tujuannya adalah ke Kota Padang Panjang.
Sementara itu, data BPBD Sumbar sampai 19 Mei 2024, korban yang belum ditemukan berjumlah 12 orang, dengan rincian satu di Kabupaten Agam, 11 di Kabupaten Tanah Datar. Kemudian sebanyak 61 korban yang meninggal dunia dan, dua di antaranya belum terindentifikasi. (medcom/pj/tik)