Opini post authorBob 05 Januari 2021

Ekonomi Tahun 2020 Terpuruk, Bagaimana dengan Tahun 2021?

Photo of Ekonomi Tahun 2020 Terpuruk, Bagaimana dengan Tahun 2021? Budhi Setyono, Fungsional Statistisi BPS Kubu Raya

SEPERTI yang kita rasakan bersama bahwa akibat pandemi Covid-19 (Coronavirus Disease 2019) telah melumpuhkan titik nadi perekonomian Indonesia sampai ke level Asia bahkan Dunia. Tidak tanggung-tanggung, data terakhir menunjukkan yang meninggal dunia akibat virus ini di Indonesia mencapai 23 ribu orang.

Para pengusaha tunggang langgang dibuatnya. Jutaan buruh / karyawan perusahaan juga terkena dampak hingga pemutusan hubungan kerja. Terdapat jutaan karyawan yang dirumahkan dan hingga kini pun masih banyak yang belum mendapatkan pekerjaan kembali. Terbukti dengan banyaknya para pelamar kerja yang membanjiri perusahaan-perusahaan.

Awal tahun 2020 saat Covid-19menjangkiti Indonesia, perekonomian sudah mulai goyah. Hal tersebut dikuatkan dengan data Badan Pusat Statistik (BPS) yang menunjukkan terjadinya kontraksi pada kuartal II-2020. Realisasi ekonomi nasional saat itu berada di level terpuruk yaitu minus 5,32%. Kemudianperekonomian Indonesia mengalami perbaikan pada kuartal III dengan realisasi minus 3,49%.

Nah, bagaimana dengan ekonomi Indonesia pada kuartal IV? Banyak para ekonom yang memprediksikan ekonomi akan tumbuh positif. Bahkan Menteri Keuangan (Menkeu) sendiri memperkirakan pertumbuhan ekonomi nasional pada kuartal IV-2020 berada sedikit di atas atau bawah level nol persen. Perkiraan tersebut merupakan lanjutan tren pembalikan ekonomi dari kuartal III tahun lalu.

Titik balik laju pertumbuhan ekonomi Indonesia berkat kinerja Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) tahun 2020, salah satu sisi belanja negara yang dikucurkan ke banyak program yang banyak dimanfaatkan untuk memutarkan perekonomian.Salah satu yang paling membantu perekonomian Indonesia adalah anggaran perlindungan sosial pada program PemulihanEkonomi Nasional (PEN) yaitu sekitar Rp203,9 triliun.

Selain perlindungan sosial, anggaran belanja pemerintah juga dialokasikan untuk sektor kesehatan, dukungan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM), dukungan dunia usaha berupa insentif perpajakan, pembiayaan korporasi, bantuan sektoral kementerian/lembaga dan pemerintah daerah. Total anggaran PEN mencapai Rp695,2 triliun.

Pemerintah percaya bahwa di tahun 2021 ini menjadi tahun pemulihan, tahun yang memberikan peluang kepada ekonomi nasional agar pergerakannyabisa terusnaik. Optimisme pertumbuhan ekonomi yang bisa kembali positif didukung oleh perbaikan permintaan domestik pada periode Oktober hingga Desember. Hal itu terlihat dari laju inflasi yang mulai menunjukkan kenaikan dari beberapa bulan lalu hingga awal tahun ini.

Senada dengan prediksi para ekonom dan Menkeu, Gubernur Bank Indonesia juga meyakini ekonomi Indonesia akan terus membaik setelah dua kuartal sebelumnya. Perbaikan ekonomi Indonesia ini, akan didukung oleh perbaikan konsumsi masyarakat, ekspor, dan investasi. Kemudian, stabilitas sistem keuangan juga terjaga, bahkan nilai tukar rupiah akan bergerak stabil dan cenderung menguat.

Langkah Strategis Pemerintah

Covid-19 menimbulkan setidaknya tiga dampak terhadap perekonomian Indonesia, yaitu penurunan pertumbuhan ekonomi, peningkatan pengangguran, dan peningkatan kemiskinan. Untuk itu, pemerintah telah menyiapkan program dan kebijakan pemulihan secara cepat dan tepat. Dalam setiap langkah yang pemerintah ambil tersebut selalu mempertimbangkan aspek kesehatan, sosial, ekonomi, dan keuangan.

Data BPS juga menunjukkan bahwa jumlah penduduk miskin Indonesia per Maret 2020 sebanyak 26,42 juta jiwa atau sebesar 9,78%. Angka ini meningkat dari tahun sebelumnya yang sebesar 9,41% atau 25,14 juta penduduk. Akibat pandemi pastinya juga menambah daftar jumlah penduduk miskin di Indonesia, sehingga pemerintah mengambil langkah-langkah strategis.

Beberapa langkah strategis yang diambil pemerintah antara lain program exit strategy yaitu pembukaan ekonomi secara bertahap menuju tatanan kenormalan baru, program PEN, serta program reset dan transformasi ekonomi. Langkah tersebut diambil guna mengatasi pandemi Covid-19yang telah menimbulkan tekanan pada perekonomian, baik dari sisi permintaan maupun penawaran.

Sebagai upaya lain, pemerintah juga telah mendatangkan vaksin Covid-19 yang digadang-gadang bisa membantu pemulihan ekonomi. Pelaksanaan vaksinasi akan dimulai awal tahun ini. Sebanyak jutaan dosis vaksin diharapkan mampu memutus mata rantai penularan virus corona di Indonesia.

Harapan pemerintah tidak akan terwujud jika perilaku masyarakat yang masih mengabaikan protokol kesehatan. Sampai saat ini, yang bisa kita lakukan untuk membantu pemerintah dalam pemulihan ekonomi mendatang adalah selalu menerapkannya. Dimanapun berada selalu memakai masker, menjaga jarak, menghindari kerumunan, dan mencuci tangan dengan sabun.

Mari kita semua berdoa agar wabah pandemi Covid-19 segera berlalu dan ekonomi Indonesia kembali jaya, semoga. (*)

 

Berita Terkait

Baca Juga

Komentar Anda