Opini post authorEliazer 06 Maret 2025

Ekonomi Ramadhan: Dari Bazaar Hingga Penggerak UMKM

Photo of Ekonomi Ramadhan: Dari Bazaar Hingga Penggerak UMKM

RAMADHAN, bulan suci bagi umat Islam dan merupakan bulan yang penuh berkah dan hikmah, selain menjadi waktu untuk memperdalamibadah, juga menciptakan peluang besar dalam ekonomi, khususnyamelalui bazaar malam dan aktivitas UMKM.

Bukan hanya membawahikmah spiritual, tetapi juga dampak ekonomi yang signifikan. Salah satu fenomena menarik yang kerap menjadi sorotan selama bulan iniadalah meriahnya bazaar dari siang hingga malam yang tersebar di berbagai daerah.

Tak hanya menjadi ruang bagi masyarakat untukmemenuhi kebutuhan Ramadhan, bazaar Ramadhan juga menjadikatalisator bagi pertumbuhan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah(UMKM).

Perputaran ekonomi yang terjadi mampu meningkatkanpendapatan pelaku usaha kecil, memperkuat perekonomian lokal, sekaligus menawarkan pengalaman belanja khas yang unik.

Perputaran ekonomi yang tinggi selama Ramadan mencerminkanesensi dari ajaran Islam tentang keseimbangan antara spiritualitas dan kontribusi kepada masyarakat. Dalam Al-Qur'an, Allah SWT berfirman: yang artinya: "Dan carilah pada apa yang telahdianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bagianmu di dunia." (Surat Al-Qashash: 77).

Ayat ini mengingatkan umat Islam untuk mencari kebahagiaanakhirat sekaligus mengelola kehidupan dunia dengan baik, termasukmelalui kegiatan ekonomi yang bermanfaat. Namun, di baliksemuanya itu, terdapat tantangan yang perlu diatasi agar potensiekonomi umat ini dapat dimanfaatkan secara maksimal munujukemakmuran bangsa dan negara Republik Indonesia.

Permasalahan yang seringkali muncul, meskipun bazaar Ramadhanberperan besar dalam mendukung UMKM, terdapat beberapa kendalayang sering menghambat efektivitasnya.

Pertama, masalah logistikdan distribusi. Tidak jarang pelaku UMKM mengalami kesulitandalam menyuplai barang dagangan mereka karena keterbatasaninfrastruktur.

Kedua, persaingan harga yang ketat di antara pedagangsering kali membuat margin keuntungan menjadi tipis. Meskipundemikian tentu sebagai umat Islam tidak boleh lepas kendali denganmenghalalkan segala cara untuk meningkatkan marjin penjualan, dan ingatlah selalu tentang sebuah Hadits Rasulullah SAW sebagaimanasabdanya:  "Pedagang yang jujur dan terpercaya akan beradabersama para nabi, shiddiqin, dan syuhada." (HR. Tirmidzi). Dan di dalam Al-Qur’an pun juga hal ini ditegaskan dalam sebuah ayat Al-Qur'an yang artinya: "Dan sempurnakanlah takaran apabila kamumenakar, dan timbanglah dengan neraca yang benar." (Surat Al-Isra': 35).

Dua tuntunan di atas jelas memberikan kesadaran moral bagi umat Islam untuk selalu berpegang teguh pada etikaperdagangan yang penuh nilai peradaban yang tinggi.

Selain itu, yang Ketiga, keterbatasan akses permodalan dan kurangnya literasi digital di kalangan pelaku UMKM menjadi tantangan yang cukupsignifikan, terutama di era digitalisasi.

Masalah lain yang kerapmuncul adalah rendahnya kesadaran masyarakat tentang pentingnyamendukung produk lokal, sehingga masih banyak yang lebih memilihproduk impor.

Dari beberapa persoalan dia atas, untuk mengatasi kendala tersebutmaka pendekatan holistik sangat diperlukan. Pertama, pemerintahdaerah dapat berperan aktif dengan menyediakan infrastruktur yang memadai, seperti area khusus bazaar Ramadhan yang nyaman dan terorganisir, serta akses transportasi yang mudah. Kedua, pelakuUMKM perlu diberikan pelatihan tentang strategi pemasaran, manajemen usaha, dan literasi digital agar dapat bersaing di pasar modern.

Platform e-commerce juga dapat dimanfaatkan untukmemperluas jangkauan pelanggan bazaar Ramadhan, memungkinkanproduk UMKM untuk dikenal lebih luas.

Selain itu,yang ketiga,Program Permodalan Berbasis Syariah Lembaga keuangan syariah dapat memberikan akses permodalan dengan prinsip tanpa riba, yang sesuai dengan ajaran Islam tentang larangan riba: > "Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba." (Surat Al-Baqarah: 275). Dengan program permodalan dengan biaya rendah dan dukungan dari lembaga keuangan mikro dapat membantu pelakuusaha kecil untuk berkembang.

Selain itu, gerakan kampanye untukmendukung produk lokal juga perlu terus digalakkan gunameningkatkan kesadaran masyarakat.

Dari tulisan singkat di atas, dapatlah disarikan kesimpulan dan juga saran, antara lain : Bahwa Bazaar Ramadan adalah fenomena yang tidak hanya memancarkan kemeriahan tradisi, tetapi juga menjadimesin penggerak ekonomi bagi UMKM.

Dengan mengatasi berbagaipermasalahan yang ada, potensi besar dari sektor ini dapatdimaksimalkan untuk memberdayakan ekonomi lokal dan memberikan dampak jangka panjang. Semua pihak, baik pemerintah, pelaku usaha, maupun masyarakat, perlu bekerja sama dalammenciptakan ekosistem yang mendukung pertumbuhan UMKM.

Sebagai langkah ke depan, penting untuk terus mengeksplorasiinovasi dan memperkuat kolaborasi antara pelaku bisnis dan pemangku kebijakan. Dengan begitu, Ramadan tidak hanya menjadimomen spiritual yang berharga, tetapi juga peluang emas untukmenciptakan dampak ekonomi yang berkelanjutan. (*)

 

Penyusun: DR. ITA NURCHOLIFAH, SE.I., MM

Keywords

Berita Terkait

Baca Juga

Komentar Anda