Opini post authorBob 28 Februari 2023

Krisis Sebagai Dampak Abaikan Syariah

Photo of Krisis Sebagai Dampak Abaikan Syariah Eko Bahtiar, Peneliti Ekonomi Syariah Kalimantan Barat

KITA ditakdirkan sebagai manusia yang dikaruniai kesempatan hidup di dunia. Untuk itulah, kita harus mengerti bagaimana cara kita menghadapinya. Terlebih lagi, hidup ini tidak selalu mudah. Sering sekali kita menemui kesulitan dan kesusahan.

Bahkan tidak jarang kesulitan dan kesusahan itu begitu beratnya sehingga hamper menjadikan kita putus asa. Sebagai bangsa Indonesia, kita pernah diuji oleh Allah Swt dengan berbagai krisis.

Krisis yang paling besar dampaknya bagi kita sebagai bangsa adalah krisis politik dan ekonomi. Dua macam krisis ini sering menjadi saudara kemba. Dua krisis ini pula yang pernah disebut dalam beberapa ayat Al-Qur’an “Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar.” (QS. Al- Baqarah: 155).

Krisis politik biasanya menghadirkan rasa takut ,kehilangan rasa aman, kekacauan sosial dan kerusuhan meluas di mana-mana. Begitu pula, krisis ekonomi biasanya menyebabkan meluasnya kemiskinan.

Akibatnya, masyarakat tidak dapat memenuhi standar kehidupan mulai dari pangan dan pakan dan pakaian, bahkan mengalami kebangkrutan dan kelaparan. Di tengah situasi seperti itu, tidak ada solusi kejiwaan yang paling ampuh kecuali kesabaran.

Ada banyak sekali penyebab terjadinya krisis antara lain,  Pertama adanya tindak kejahatan yang dilakukan manusia secara sengaja dan kesalahan kesalahan yang dilakukannya karena ketidaktahuan.

Selain berpotensi menjadi pelaku kebaikan, manusia sering juga secara sengaja melakukan kejahatan dalam meraih kekayaan dan kekuasaan.

Banyak penelitian yang menjelaskan bahwa krisis ekonomi dan politik Indonesia tahun 1998 adalah akibat kejahatan ekonomi para pengusaha hitam dan para penguasa yang serakah. Terhadap kejahatan mereka, kita diminta selalu waspada, bukan malah sebaliknya, kita biarkan dan bahkan mengikuti jejak mereka.

Di tengah-tengah kejahatan yang merajalela, kita sering tergoda untuk berbuat jahat. Dalam dunia politik, ketika perilaku politik uang sudah lumrah dilakukan kita menganggapnya sebagai kewajaran.

Sedangkan dalam bidang ekonomi, ketika kolusi, nepotisme dan korupsi sudah lumrah terjadi dalam kondisi ini kita sebenarnya sedang menggali kubur bagi masa depan kita sendiri. Penyebab kedua dari terjadinya krisis adalah kesalahan-kesalahan yang diakibatkan oleh kebodohan dan ketidaktahuan.

Banyak hal yang bermanfaat malah mendatangkan bahaya bagi yang tidak berpengalaman dan berpengetahuan. Sebagai contoh, sebuah pisau multifungsi bisa sangat berbahaya bagi seorang anak-anak usia dini. Pada awalnya, pisau itu bisa melukainya tanpa ia sengaja.

Namun demikian, seiring dengan bertambahnya usia dan pengetahuan, pisau itu dapat membantunya menyelesaikan banyak persoalan. Begitulah kiasan yang berlaku pula dalam kehidupan sosial manusia. Banyak sistem politik dan ekonomi yang pernah dipikirkan dan diujicobakan oleh manusia.

Sebagiannya memberikan manfaat, sekalipun sebagian yang lain menyengsarakan. Demikianlah, kenyataan itu membuat kita lebih memahami pelajaran yang terkandung dalam Al-Qur’an: “Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia supaya Allah merasakan kepada mereka sebahagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar).” (QS. Ar-Rum: 41). Kita bisa belajar dari kesalahan-kesalahan sistem politik dan ekonomi yang berbahaya pada saat ini yaitu sistem komunisme dan kapitalisme.

Terdapat dua sikap dalam menghadapi krisis, krisis yang diakibatkan oleh kesalahan akibat ketidaktahuan, kita harus bersedia belajar memperbaiki kesalahan.

Kita harus bersikap terbuka dan selalu menemukan kreasi dan inovasi untuk mendapatkan solusi. Bila kita pernah menderita akibat kesalahan yang pernah kita perbuat, kita berjanji tidak akan mengulangi kesalahan tersebut.

Namun demikian, kita juga tidak bisa berhenti dan berdiam diri. Kita harus segera bersemangat untuk berkreasi dan berinovasi kebaikan pada masa kini untuk menciptakan masa depan yang lebih menjanjikan.

Adapun terhadap krisis yang diakibatkan oleh kejahatan manusia, kita harus sabar. Artinya, kita harus menerimanya dengan rendah hati bahwa itulah rencana Allah SWT untuk menguji kita dalam hidup ini.

Sebagai orang yang beriman, kita diuji apakah kita tetap bertahan dalam ketaatan kepada Allah atau sebaliknya kita ikut-ikutan dalam arus kejahatan yang sedang terjadi di negera kita cintai ini.

Di dalam kondisi yang sulit dan susah tersebut, kita harus memiliki kesadaran bahwa pada hakikatnya hidup ini adalah ujian dari Allah SWT di antara salah satunya adalah krisis ekonomi dan politik. Agar dapat diketahui siapakah yang lulus dan yang gagal.

Yang lulus akan bertahan dalam ketaatan kepada Allah SWT, dan yang gagal akan berpaling dari jalan Allah SWT.

Sabar dalam ketaatan maknanya adalah kita selalu berusaha menyesuaikan dengan syariat atau tuntunan Allah sebagaimana diajarkan oleh Nabi Muhammad SAW.

Syariat itulah yang harus menjadi pedoman hidup kita dalam segala aspek kehidupan mulai dari muamalah, ekonomi, soisal dan politik. Ketentuan-ketentuan inilah yang menuntun umat Islam sepanjang sejara sejak masa Nabi Muhammad SAW hingga sekarang ini dan ketentuan itu pula yang pernah mengantarkan umat Islam kepada kejayaan peradaban sosial, ekonomi, politik, dan budaya.

Kenyataan ini tidak hanya diakui oleh umat Islam sendiri, tetapi juga diakui oleh para ilmuwan Non- Muslim di negara-negara Barat, yaitu Edward Lambert dan Rene David, keduanya adalah guru besar Fakultas Hukum Universitas Paris, pernah menyatakan bahwa syariat Islam merupakan salah satu bentuk undang-undang yang termaju di dunia di antara undang-undang yang pernah mereka pelajari.

Dari sinilah kita bisa mengambil pelajaran bahwa kesabaran dalam ketaatan kepada Allah SWT dalam segala bidang antara lain ekonomi, politik, budaya dan sosial. Semoga Allah memberikan kekuatan dan pertolongan kepada kita semua agar kita mampu selalu berada dalam tuntunan syariat yang di ajarkan oleh agama. (*)  

 

Berita Terkait

Baca Juga

Komentar Anda