Opini post authorBob 29 Maret 2024

Pendidikan Politik

Photo of Pendidikan Politik Syamsul Kurniawan (Kaprodi Pendidikan Agama Islam, IAIN Pontianak)

PROBLEM keumatan dan kebangsaan dewasa ini, maju dan mudurnya bisalah kita katakan berakar dari masalah “politik”.

Jika kita setuju bahwa manusia dalam pemikiran dan perilakunya dipengaruhi oleh pendidikan yang ia dapat, maka tentu saja pendidikan punya tanggungjawab besar dalam membangun budaya politik yang baik bagi bangsa ini.

Caranya? Caranya adalah dengan menanamkan budaya politik yang jujur dan santun, sejak dini di sekolah-sekolah dan perguruan-perguruan tinggi kita.


Pendidikan Politik di Sekolah


Pendidikan politik di sekolah dapat melalui organisasi-organisasi kesiswaan yang mendapat binaan langsung dari unsur-unsur pendidik yang ada di sekolah. Hal ini mengandaikan sekolah sebagai sarana sosialisasi politik yang baik bagi calon-calon pekerja politik di kemudian hari.

Ini sesungguhnya telah terjadi  bahwa pendidikan dengan politik punya hubungan erat sekali, yang sulit untuk dipisahkan.


Di Indonesia, munculnya madrasah merupakan konsekuensi dari proses modernisasi “surau” yang cenderung disebabkan oleh terjadinya tarik-menarik antara “kemasyarakatan” dan pengaruh orientasi organisasi.

Sekolah yang bercirikhaskan agama yang didirikan oleh Muhammadiyah misalnya memiliki corak ke-Muhammadiyah-an. Demikian pula madrasah-madrasah yang dikelola oleh NU, orientasi pendidikannya pasti menitikberatkan pada kemurnian mazhabnya.

Konsekuensi dari keragaman orientasi pendidikan tersebut adalah munculnya para tokoh formal dan informal yang memiliki pemikiran dan pergerakan politik yang berbeda.

Pendidikan mungkin bukan merupakan faktor yang penting bagi timbulnya perbedaan watak politik yang bersifat “intra-generasional”, tetapi pendidikan merupakan faktor yang bersifat menentukan bagi timbulnya perbedaan budaya politik yang bersifat “inter-generasional”.

Institusi pendidikan bisa membentuk karakter dan kepribadian seseorang dan ujung-ujungnya memiliki paradigma berpikir yang berbeda.

Demikian pula jika pendidikan anti korupsi seperti yang sering dikaji diberbagai kesempatan seminar, forum-forum diskusi dan sebagainya betu-betul terimplementasi secara baik di sekolah-sekolah kita tentulah hal ini menjadi modal bagus pula akan terbentuknya budaya politik yang jujur dan tanpa korupsi di kemudian hari.


Pendidikan Politik di Perguruan Tinggi

Kecuali itu, di tingkatan perguruan tinggi pendidikan politik juga penting untuk diperhatikan. Kenyataannya ini sangat mudah dipahami. Mengingat perguruan tinggi memiliki mahasiswa yang sudah matang dan siap untuk terlibat secara langsung dalam proses-proses politik yang sedang berlangsung.

Mahasiswa merupakan bagian atau lapisan masyarakat yang potensial untuk menjadi lahan rekruitmen politik. Karena itu juga mahasiswa sangat rawan terhadap “manipulasi politik”. Aksi-aksi demonstrasi oleh kebanyakan mahasiswa hemat saya juga tidak sepenuhnya murni.

Aktivitas mahasiswa yang demikian ini, muncul terutama bukan disebabkan pendidikan politik yang sedang berlangsung di perguruan tinggi tempat mereka mengalami pendidikan, melainkan lebih bersumber dari lembaga-lembaga (organisasi) ekstra kampus yang bisa jadi punya kedekatan dengan partai-partai politik tertentu.

Pembelajaran politik yang baik yang diterima oleh mahasiswa-mahasiswa di perguruan tinggi juga akan menjadi modal bagus bagi terkondisinya budaya politik yang baik dan jujur pada bangsa ini.

Akhirnya, politik adalah suatu kebijakan yang diambil untuk kebaikan bersama. Suatu kebijakan tidak mungkin diambil untuk tujuan yang kotor dan tidak baik.

Andaikata fakta berbicara bahwa politik itu mendatangkan kekotoran, ketidakjujuran, maka hal demikian bukanlah politik. Tapi suatu tindakan kotor yang mengatasnamakan politik.

Pendidikan sebagai sarana untuk melahirkan peserta didik yang cerdas, termasuk cerdas berpolitik, tentu punya peran dan tanggung jawab besar dalam melahirkan generasi politik baru di Indonesia yang pada akhirnya membentuk budaya politik baru yang bebas dari praktik-praktik kotor perpolitikan seperti yang telah dibincangkan di atas.

Lahirnya generasi politik yang baru di masa depan maksudnya adalah generasi politik yang lebih humanistik, patriotik, santun, bersih, serta cerdas berpolitik yang dapat berbuat banyak untuk masa depan bangsa ini. Untuk Indonesia bersih tanpa korupsi di kemudian hari. Semoga! (*)

 

Berita Terkait

Baca Juga

Komentar Anda