Ponticity post authorKiwi 02 Desember 2021

168 Hektare Tanaman Padi Puso Akibat Banjir, Kerugian Petani Ditaksir Rp2,4 Miliar

Photo of 168 Hektare Tanaman Padi Puso Akibat Banjir, Kerugian Petani Ditaksir Rp2,4 Miliar Lahan areal tanaman padi petani yang mengalami puso akibat banjir.

PONTIANAK, SP - Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Kalbar mencatat hingga November 2021 ada 168 hektare areal tanam padi mengalami puso (gagal panen) karena dampak banjir yang terjadi di Kalbar.

"Dari tujuh kabupaten yang terkena banjir, tercatat empat kabupaten yang areal tanam padinya mengalami puso seluas 168 hektare," ujar Kepala  Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Kalbar, Florentinus Anum di Pontianak, Rabu (1/12).

Sementara kata Anum, untuk total areal tanam padi di tujuh kabupaten di Kalbar yang terkena banjir 2.825 hektare.

Terkait luas puso 168 hektare, maka diperlukan penggantian benih sekitar 4,20 ton atau 25 kilogram per hektare. Kementerian Pertanian (Kementan) RI telah mengalokasikan bantuan benih padi untuk mengurangi kerugian petani akibat banjir tersebut.

Apabila produktivitas padi di masing masing kabupaten yang mengalami puso sama dengan Angka Sementara (Asem) BPS tahun 2021, maka kehilangan hasil padi akibat puso di Kalbar diperkirakan sebanyak 527 ton Gabah Kering Panen (GKP).

"Dengan rata rata harga GKP sebesar Rp4.500 per kilogram, maka nilai kerugian petani di Kalbar karena puso diperkirakan sekitar Rp2.371.500.000," jelas dia.

Untuk antisipasi terhadap bencana La Lina ke depan di Kalbar, pihaknya mendorong pemerintah daerah kabupaten melakukan upaya upaya penanganan seperti pembersihan parit atau saluran, memanfaatkan bantuan pompa untuk membuang air, serta mengaktifkan posko-posko di tingkat desa dan kecamatan.

Kemudian Petugas Pengendali Organisme Pengganggu Tumbuhan (POPT) di Kalbar harus mengintensifkan pengamatan perkembangan banjir dan memperbaharui pemetaan wilayah rawan banjir dan meningkatkan peringatan dini dengan rutin memantau informasi BMKG.

"Penting juga kesiagaan Brigade La Nina dan pompanisasi in-out dari sawah, dan rehab jaringan irigasi. Kemudian penggunaan benih tahan genangan seperti Inpara 1-10, Inpari 29, Inpari 30, Ciherang dan lainnya. Dengan langkah - langkah tersebut, kerugian petani dapat diminimalisir dengan terus intens melakukan koordinasi lintas sektoral terkait pengelolaan sumber daya air dan pengurangan resiko bencana," jelas dia.

Masih Surplus

Sementara itu, meski pada tahun ini ada penurunan produksi, namun Anum mengatakan bahwa hingga akhir tahun 2021, Provinsi Kalbar diperkirakan masih surplus beras 6.076 ton.

"Meski pada tahun ini ada penurunan produksi namun berdasarkan Angka Sementara Tahun 2021 untuk komoditas padi dan konsumsi penduduk, maka Kalbar masih surplus," ujarnya.

Ia menjelaskan bahwa berdasarkan data BPS Kalbar yang baru merilis Angka Sementara Tahun 2021 untuk komoditas padi bahwa luas panen padi di Kalbar seluas 247.510 hektare dengan produktivitas 3, 138 ton/hektare dan produksi sebanyak 776.797 ton GKG.

Produksi padi yang ada ekuivalen dengan beras 497.305 ton (konversi 64,02 persen). Kemudian ditambah dengan kelebihan beras sampai dengan 31 Desember 2020 sebanyak 38.092 ton. Sehingga secara total produksi beras di Kalbar sampai dengan Desember 2021 diperkirakan sebanyak 535.397 ton.

"Kembali, dengan jumlah penduduk berdasarkan Disdukcapil Kalbar sebanyak 5.422.814 jiwa dan konsumsi beras per kapita per tahun 97,61 kilogram, maka kebutuhan beras di Kalbar pada tahun 2021 diperkirakan sebanyak 529.321 ton. Pada tahun 2021 Kalbar diperkirakan masih surplus beras sebanyak 6.076 ton," jelas dia. 

Terkait produksi, apabila dibandingkan dengan Angka Tetap BPS Tahun 2020, produksi padi tahun 2021 di Kalbar menurun 1.373 ton GKG atau menurun 0,18 persen. Sementara untuk target produksi Kalbar tahun ini yakni 885.000 ton GKG.

"Menurunnya produksi padi tahun 2021 di Kalbar disebabkan menurunnya areal panen seluas 9.065 hektare atau menurun 9,04 persen. Sedangkan dari sisi produktivitas meningkat sebesar 1,05 ku/ hektare atau meningkat 3,46 persen," jelas dia. (ant)

 

 

Berita Terkait

Baca Juga

Komentar Anda