PONTIANAK, SP - Satu lagi terobosan pelayanan publik lahir dari Kota Pontianak. Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Disdukcapil) kota ini meluncurkan PECI HAJI singkatan dari Pelayanan Cetak Kartu Identitas Anak Sehari Jadi.
Nama yang catchy, tapi tak sekadar nama.
Inovasi ini adalah jawaban atas kebutuhan mendesak masyarakat yakni akses identitas hukum bagi anak-anak, cepat, mudah, dan inklusif.
Kepala Disdukcapil Kota Pontianak, Erma Suryani, menyebut PECI HAJI sebagai bentuk pelayanan langsung menyentuh akar rumput, khususnya kelompok rentan: anak-anak usia sekolah. Mereka yang berhak mendapat pengakuan hukum sejak dini, kini tak lagi harus repot ke kantor dinas.
"Melalui PECI HAJI, anak-anak bisa mendapatkan KIA langsung di sekolah tanpa harus ke kantor kami. Ini sangat membantu orang tua yang memiliki keterbatasan waktu maupun akses,” kata Erma.
Per data terbaru, sudah 118.557 anak atau sekitar 63,45 persen dari jumlah anak di Pontianak telah mengantongi KIA. Lewat PECI HAJI, target selanjutnya jelas: pemerataan. Pemerintah ingin tak ada lagi anak yang tercecer dari sistem pencatatan sipil.
Lebih dari sekadar administrasi, kehadiran PECI HAJI selaras dengan agenda besar nasional yakni digitalisasi data kependudukan dan efisiensi layanan publik. Dengan format jemput bola, langsung ke sekolah.
Kemudian jadwalnya rutin setiap Selasa dengan lokasinya mulai dari ruang kelas, arena Car Free Day, hingga ke depan etalase mall. Betul, Disdukcapil tak main-main. “PECI HAJI Goes to Mall” sedang disiapkan sebagai strategi menjangkau lebih banyak keluarga di titik-titik strategis yang ramah anak.
Tapi cerita tak berhenti di situ. Disdukcapil menambahkan lapisan manfaat bagi pemegang KIA: kemitraan dengan pelaku usaha dan UMKM. Dengan tujuan menjadikan KIA tak cuma simbol legalitas, tapi juga punya nilai ekonomi diskon khusus, program benefit, hingga potensi kolaborasi yang memperkuat ekosistem perlindungan anak.
Program yang mulai bergulir sejak 2022 ini terus berkembang. Kuncinya sinergi lintas sektor. Sekolah, dunia usaha, dan komunitas jadi mitra strategis. Di tengah hiruk-pikuk birokrasi, PECI HAJI tampil sebagai bukti: reformasi layanan publik bisa dimulai dari hal sederhana, yang menyentuh langsung kebutuhan rakyat.
"Kami ingin anak-anak di Pontianak merasa diperhatikan sejak dini. Identitas resmi adalah hak mereka, dan negara wajib memfasilitasinya. PECI HAJI adalah wujud komitmen itu,” tegas Erma.
Satu program. Banyak dampak. Dari sekolah ke mall, dari dokumen ke diskon, PECI HAJI bukan sekadar layanan cetak KIA. Ia adalah wajah baru pelayanan publik humanis, adaptif, dan kolaboratif. (din)