Ponticity post authorBob 13 Januari 2021

Keluarga Minta Semua Korban Diserahkan Bersamaan Usai Operasi Pencarian

Photo of Keluarga Minta Semua Korban Diserahkan Bersamaan Usai Operasi Pencarian PANTAU - Gubernur Sutarmidji, memantau Crisis Center Sriwijaya Air SJ-182 Bandara Internasional Supadio Pontianak, Selasa (12/1). Ist

PONTIANAK, SP - Keluarga korban kecelakaan pesawat Sriwijaya Air dengan kode penerbangan SJ-182 rute Jakarta-Pontianak, sepakat untuk menunggu operasi SAR selesai, baru kemudian jenazah diserahkan kepada keluarga.

Pesawat Sriwijaya Air SJ-182 rute Jakarta-Pontianak jatuh di perairan Kepulauan Seribu, tepatnya di sekitar Pulau Lancang dan Pulau Laki pada Sabtu (9/1/2020).  Ada 43 penumpang dewasa, 7 penumpang anak, 3 penumpang bayi, dan 12 kru, sehingga total 62 orang yang menjadi korban.

Pesawat yang jatuh ini berjenis Boeing 737-500 dengan kode registrasi PK-CLC, dan sempat hilang kontak empat menit usai lepas landas dari Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Cengkareng, Banten.

“Pihak keluarga korban memang sepakat menunggu operasi Basarnas, SAR dan operasi DVI berakhir, baru dilakukan penyerahan jenazah,” kata Kepala Biddokkes Polda Kalbar, Kombes Pol dr. Tri Susilo di Crisis Center Sriwijaya Air SJ-182 Bandara Internasional Supadio Pontianak, Selasa (12/1/2021).

Menurutnya, permintaan ini berkaitan dengan pelaksanaan operasi yang masih berjalan. Bisa saja, ujar Kombes Pol dr Tri Susilo, saat operasi masih dilakukan, maka akan kembali ditemukan body part atau bagian anggota tubuh lainnya.

"Jadi walaupun sudah teridentifikasi, jika masih ditemukan body part dalam operasi dan itu merupakan milik yang diduga korban yang sudah terindentifikasi, akan dilengkapi," paparnya.

Kemudian, Kepala Kantor Search and Rescue (SAR) Pontianak, Kalbar Yopi Haryadi menyatakan, operasi terhadap korban Sriwijaya Air SJ-182, akan berakhir pada hari ke tujuh. Proses itu bisa dilakukan jika pada pelaksanannya, masih ditemukan korban.

"Sedangkan penyerahan jenazah akan dilakukan oleh Pemda, setelah proses rampung dan semua korban teridentifikasi. Prosesnya, dari Basarnas ke Pemda. Karena korban adalah warga Kalbar, maka Pemda yang akan menyerahkan kepada pihak keluarga,” tutur Yopi.

Sementara itu, Tim Disaster Victim Identification (DVI) RS Polri kembali mengidentifikasi dua korban pesawat Sriwijaya Air SJ-182 yang jatuh di perairan Kepulauan Seribu, Jakarta.

Kepala Biro Penerangan Masyarakat (Karopenmas) Polri Brigjen Rusdi Hartono mengatakan tim telah menerima sampel DNA 112 dan 137 kantong jenazah dan 35 kantong properti.

"Tim melakukan rekonsiliasi terhadap data antemortem dan posmortem dan teridentifikasi 2 korban sore ini," kata Rusdi di RS Polri Kramat Jati, Jakarta Timur, Rabu (13/1/2021).

Korban teridentifikasi dari sidik jari. Keduanya yaitu Indah Halimah Putri dan Agus Minarni. "Ini dapat teridentifikasi melalui sidik jari," katanya.

Kabid Topol Pusinafis Bareskrim Polri Kombes Sriyanto mengatakan korban teridentifikasi dari sidik jari jempol kiri dari jenazah sesuai identifikasi 12 titik. Sementara pada manifes 52, tim juga mengidentifikasi sidik jari korban pada jempol kanan. "Menurut kami ini sudah tidak bisa terbantahkan. Manifes 24," katanya.

Dengan tambahan dua hasil identifikasi tersebut, maka totalnya ada enam jenazah korban jatuhnya pesawat Sriwijaya Air SJ 182, yang sudah diketahui identitasnya. Adapun empat jenazah lainnya yang suah diidentifikasi adalah Okky Bisma, Khasanah, Fadly Satrianto, dan Asy Habul Yamin.

Selain itu, DVI juga telah menerima sampel DNA sebanyak 112 sampel. Hingga saat ini tercatat telah dievakuasi sebanyak 137 kantong jenazah dan 35 kantong properti. "Selanjutnya kantong-kantong ini akan dilakukan identifikasi oleh tim," katanya.

Terkait dengan waktu penyerahan jenazah kepada keluarga korban, Rusdi mengatakan bahwa pihaknya siap untuk menyerahkan sesuai dengan keinginan keluarga. Rusdi mengutarakan bahwa para keluarga korban menginginkan agar jenazah disimpan terlebih dahulu sampai rekonsiliasi selesai.

"Hal ini dikarenakan keinginan dari keluarga korban karena sampai dengan saat ini rekonsiliasi masih berjalan dan memungkinkan body part korban dapat lebih banyak ditemukan," katanya.

Ia mengemukakan bahwa keluarga korban menginginkan jika ada penemuan body part dapat menjadi bagian yang ditambahkan. Maka dari itu, pihaknya menghormati dan menghargai keinginan dari keluarga tersebut. "Tim ingin memberikan pelayanan terbaik bagi seluruh keluarga korban," katanya. (ant/cnn)

Berita Terkait

Baca Juga

Komentar Anda