Ponticity post authorKiwi 13 Januari 2022

Sembilan Mucikari Prostitusi Online Diringkus, Korban Diimingi Uang Rp300-Rp1 Juta

Photo of Sembilan Mucikari Prostitusi Online Diringkus, Korban Diimingi Uang Rp300-Rp1 Juta Ilustrasi

PONTIANAK, SP – Polda Kalbar menangkap sembilan orang mucikari terkait kasus prostitusi online. Penangkapan ini merupakan hasil pengungkapan empat kasus prostitusi online di Kota Pontianak pada awal Januari 2022.

Sembilan orang tersangka tersebut terdiri dari tujuh pria dan dua lainnya wanita. Selain itu, dari empat kasus yang berhasil diungkap tersebut polisi juga mengamankan 18 orang korban. Tujuh di antaranya masih di bawah umur.

Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Kalbar, Kombespol Aman Guntoro mengatakan, dalam aksinya, para mucikari sengaja menargetkan anak di bawah umur sebagai korban.

Modusnya, para korban tersebut diiming-imingi sejumlah uang yang besar untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari serta kebutuhan gaya hidup. Estimasinya mulai dari Rp300 ribu sampai Rp1 juta.

“Mereka berhasil memperdaya anak-anak remaja putri untuk melayani pria-pria ‘hidung belang’ di Kota Pontianak,” ujar Guntoro saat konferensi pers, Kamis (13/1).

"Para korban kami akan berikan pembinaan dan bimbingan agar mereka tidak kembali dalam kegiatan seperti itu. Sementara untuk para tersangka akan dijerat dengan undang-undang perlindungan anak, dan KUHP, ancaman pidananya paling lama 10 tahun dan denda Rp200 juta," tutup Guntoro.

Dalam kesempatan itu, dia berharap kepada orangtua agar mengawasi pergaulan anak-anak mereka agar tidak salah dalam memilih teman.

"Kami juga berharap kepada para tokoh masyarakat dan agama agar ikut memberikan imbauan, sehingga para generasi muda sekarang tidak salah dalam bergaul," pungkasnya.

Sementara itu, pengamat sosial, Devie Rahmawati mengatakan Kasus prostitusi yang kerap terjadi ini lebih mengarah ke prostitusi online. Berbeda dengan sebelumnya, di mana prostitusi jalanan terlihat secara langsung siapa saja. 

Seiring perkembangan teknologi digital, prostitusi merambah ke online, yang

Mengatasi masalah ini, Devie mengatakan hubungan komunikasi antara orangtua dan anak sangat penting untuk menanamkan gaya hidup yang baik dan benar mulai ditanamkan dari keluarga. 

Menurut dia, jika hidup terlalu sering membandingkan diri dengan kehidupan orang lain, akan timbul keirian, yang bila tidak memiliki kemampuan akan terjerumus masuk ke dalam ekonomi bawah tanah, yaitu prostitusi.

Pontianak Kasus Tertinggi

Komisi Pengawasan dan Perlinduangan Anak Daerah (KPPAD) Kalbar merilis sejumlah kasus yang melibatkan anak di bawah umur di Kalbar tahun 2021. Tahun ini terbanyak kasus trafficking dan eksploitasi atau prostitusi online anak.

Total 294 kasus dengan berbagai klaster atau bidang, persoalan prostitusi online atau trafficking/eksploitasi anak tercatat sebanyak 69 kasus.

“Daerah paling banyak terjadi persoalan ini (prostitusi online anak) di Kota Pontianak dengan jumlah 53 kasus,” ungkap Ketua KPPAD Kalbar, Eka Nurhayati, akhir tahun lalu.

Kemudian disusul dengan Kabupaten Kubu Raya sebanyak 11 kasus, Singkawang 1 kasus dan mempawah 1 kasus.

“Penanganan kasus ini tentu kita tidak sendiri, melainkan bekerja sama dengan kepolisian maupun dinas terkait,” katanya.

Eka menyampaikan tentunya dalam melakukan pencegahan KPPAD Kalbar sudah turun ke lapangan bersama-sama dengan pihak terkait. Sehingga ditemukan anak-anak tersebut melakukan aktifitas terlarang itu. “Dalam pencegahan sendiri, peran utama adalah orang tua,” terangnya.

Adapun latar belakang anak-anak yang ditemukan melakukan prostitusi online salah satu melalui aplikasi handphone. “Melalui aplikasi mereka melakukan aktifitas itu,” terangnya.

Eka pun mengakui, tak hanya satu atau dua kali yang ditemukan. Melainkan ada anak yang ditemukan berulang kali terlibat dalam kasus ini.

Saat ini, lanjut Eka, pihaknya terus memperjuangkan tempat untuk merehabilitasi anak-anak yang terlibat dalam prostitusi online.

“Banyaknya temuan kasus prostitusi online anak ini, mungkin bukan hanya di Kalbar khususnya di Kota Pontianak saja. Mungkin daerah di luar sana juga banyak, namun tak terekspos,” tuntas Eka. (sms)

Berita Terkait

Baca Juga

Komentar Anda