Ponticity post authorKiwi 19 November 2023

Kasus DBD di Kalbar Melonjak, Pemkot Gencarkan Gerakan PSN

Photo of Kasus DBD di Kalbar Melonjak, Pemkot Gencarkan Gerakan PSN

PONTIANAK, SP – Kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kalimantan Barat (Kalbar) terus mengalami peningkatan. Dinas Kesehatan (Dinkes) Kalbar mencatat hingga November 2023 ada 5.325 kasus, dimana 61 orang di antaranya meninggal dunia.

Dari seluruh kabupaten dan kota di Kalbar, Kabupaten Kubu Raya menjadi penyumbang terbesar dengan jumlah kasus mencapai 1.061. Sedangkan Kota Pontianak merupakan penyumbang paling kecil nomor dua setelah Kota Singkawang.

Kepala Dinkes Kalbar, Erna Yulianti, mengatakan, meningkatnya kasus DBD di Provinsi Kalbar disebabkan oleh beberapa faktor, diantaranya kondisi cuaca dimana saat ini intensitas hujan di Kalbar mulai tinggi, sehingga membuat populasi dari nyamuk Aedes aegypti meningkat.

“Kasus kematian akibat DBD saat ini juga cukup tinggi karena banyak masyarakat kita yang terlambat datang ke faskes untuk dilakukan penanganan ketika ada anggota keluarganya mengalami DBD,” katanya, belum lama ini.

Di Kota Pontianak sendiri, saat ini sudah lebih dari 100 kasus DBD. Pemerintah Kota (Pemkot) Pontianak pun gencar melakukan langkah preventif melalui Gerakan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) untuk mencegah meningkatnya kasus DBD di Kota Pontianak.

Pemerintah Kota (Pemkot) Pontianak gencar melakukan langkah preventif melalui Gerakan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) untuk mencegah meningkatnya kasus DBD di Kota Pontianak.

Gerakan PSN ini merupakan bagian intervensi lingkungan dalam upaya pengendalian penyakit DBD. Satu di antaranya dengan melakukan fogging dan pembagian abate di Jalan Purnama Agung 7 Kelurahan Parit Tokaya Kecamatan Pontianak Selatan, Sabtu (18/11).

Kawasan ini belakangan tercatat ada delapan kasus DBD, tujuh di antaranya sembuh dan satu orang meninggal dunia.

Wali Kota Pontianak Edi Rusdi Kamtono juga ikut melakukan fogging di lingkungan tersebut. Dengan alat fogging, ia menyemprotkan asap yang berisi cairan pembasmi nyamuk di tempat-tempat yang berpotensi menjadi sarang nyamuk.

“Kegiatan gotong royong sudah dilakukan sebelumnya di wilayah ini. Hari ini kita lakukan fogging, pembagian abate dan menyebarkan leaflet yang berisi sosialisasi pencegahan DBD,” ungkapnya.

Edi menyebut langkah yang dilakukan ini sebagai upaya mengatasi dan mencegah meluasnya penyakit DBD di Kota Pontianak. Peran aktif masyarakat sangat diperlukan untuk melakukan gerakan PSN melalui 3M, yakni Menguras tempat penampungan air, Menutup tempat-tempat penampungan air dan Mendaur ulang berbagai barang yang memiliki potensi untuk dijadikan tempat berkembang biak nyamuk Aedes aegypti yang membawa virus DBD pada manusia.

“Kita mengimbau masyarakat untuk tetap menjaga kesehatan dan kebersihan lingkungan serta meningkatkan kewaspadaan terhadap penularan DBD,” ujarnya.

Siswadi, Ketua RT 007 RW 007 Kelurahan Parit Tokaya Kecamatan Pontianak Selatan menerangkan, di wilayah sekitar Jalan Purnama Agung 7 tercatat delapan kasus DBD. Dari delapan orang, tujuh di antaranya sembuh, dan satu meninggal dunia. Rerata usia pasien DBD masih anak-anak.

“Satu warga yang meninggal dunia usianya sekitar empat tahunan,”

Sebelumnya pihaknya bersama warga  sudah melaksanakan kegiatan gotong royong membersihkan lingkungan dalam rangka memberantas sarang nyamuk.

Tak hanya itu, selaku Ketua RT, dirinya bersama Ketua RW terus melakukan sosialisasi dan mengimbau warga melalui grup Whatsapp untuk senantiasa menjaga kebersihan lingkungan agar tidak menjadi sarang nyamuk yang bisa menyebabkan DBD.

 “Kami juga menyampaikan ucapan terima kasih kepada jajaran Pemkot Pontianak serta para mahasiswa yang telah turun langsung ke wilayah ini untuk melakukan fogging dan membagikan abate untuk warga,” kata Siswadi.

Sebelumnya, Kepala Dinas Kesehatan Kota Pontianak, Saptiko menyebut jumlah kasus DBD di Kota Pontianak pada pekan kedua November telah mencapai 108 kasus.

Untuk itu, pihaknya tengah memprioritaskan penanganan penyembuhan pada pasien DBD yang berada di rumah sakit. Sebagai tindak pencegahan penyebaran, ia meminta setiap lurah dan camat untuk melakukan fogging di semua rumah masyarakat.

"Kalau masih ada satu rumah warga yang tidak ikut fogging, khawatirnya nyamuk ini akan bersembunyi di sana. Untuk efektivitas, harus semua rumah," ungkapnya usai Rapat Koordinasi membahas kasus DBD, di Aula Rohana Muthalib Bappeda Kota Pontianak, Selasa (14/11/2023).

Vaksin DBD pun sudah tersedia di layanan kesehatan milik swasta. Kendati hanya bertahan sampai dua tahun, penggunaan vaksin DBD dinilai Saptiko mampu mencegah DBD di situasi sekarang.

Saptiko menambahkan, angka bebas jentik di Kota Pontianak menyentuh angka 80,06 persen. Artinya, risiko penularan pun rendah. Tanpa disadari, masyarakat sudah memelihara jentik di rumahnya dengan membiarkan genangan air dalam waktu yang lama. Kadinkes menuturkan, nyamuk aedes akan bersarang di tempat-tempat yang lembab.

"Pemberian abate pada tempat-tempat penampungan air masyarakat dilakukan oleh petugas Puskesmas sampai anggota RT dan RW. Kami sudah sosialisasi dengan sasaran kepada pengusaha UMKM, rumah makan, depot air minum sampai lingkungan pasar," terangnya.

Ikan Cupang

Dalam upaya memberantas penyakit DBD, Dinkes Provinsi Kalbar dan Kota Pontianak beserta jajaran, mahasiswa dan pengurus RT membagikan abate dan ikan cupang kepada warga di Gang Alpokat Permai Kelurahan Sungai Beliung Kecamatan Pontianak Barat, Jumat (17/11)

Selain di wilayah permukiman warga, lingkungan sekolah-sekolah juga menjadi target pemberantasan nyamuk Aedes aegypti, SDN 56 Pontianak Barat di Jalan Kom Yos Sudarso salah satunya.

Di sekolah ini, Wali Kota Edi Kamtono menyerahkan bantuan minyak serai bagi siswa-siswi SDN 56. Para siswa diimbau menggosokkan minyak serai pada bagian tubuh yang mudah digigit nyamuk, seperti di lengan tangan, kaki, leher dan sekitarnya.

“Selain pembagian abate, ikan cupang sebagai pemangsa jentik-jentik dan minyak serai untuk mencegah gigitan nyamuk, juga dilakukan fogging di lingkungan masyarakat hingga sekolah-sekolah,” katanya.

Kepala Dinas Kesehatan Kota Pontianak Saptiko menerangkan, pada hari ini pihaknya melaksanakan pembagian dan penaburan abate serta ikan cupang. Selain itu juga diserahkan bantuan minyak serai bagi siswa-siswi SDN 56 Pontianak Barat.

“Rencananya besok (Sabtu) akan dilanjutkan dengan fogging,” imbuhnya.

Saptiko menambahkan, kasus DBD di Kota Pontianak saat ini tercatat 108 kasus. Ia mengimbau kepada masyarakat untuk tidak membiarkan jentik-jentik berkembang biak di lingkungan sekitar rumah dengan rutin mengontrol setiap pekan wadah-wadah penampungan air yang ada di rumah.

“Lihat di sekitar rumah apakah ada air-air yang tergenang dan bisa berpotensi menjadi sarang nyamuk. Pemberian abate juga harus dilakukan dan warga bisa mendapatkannya di puskesmas terdekat. Demikian pula kebersihan lingkungan juga harus diperhatikan karena sampah-sampah yang ada bisa menjadi sarang nyamuk,” jelasnya.

Nurmila (38), warga Gang Alpokat Permai Kelurahan Sungai Beliung Kecamatan Pontianak Barat menyampaikan ucapan terima kasihnya kepada jajaran Pemkot Pontianak dan mahasiswa yang turun langsung untuk membagikan abate dan ikan cupang.

“Kami berterima kasih karena pihak pemerintah turun langsung untuk membagikan abate. Kemarin memang ada warga sekitar yang terkena DBD, informasinya dua orang,” sebutnya.

Diakuinya, untuk wadah penampungan air yang ada di rumahnya selalu ditutup rapat. Hanya saja untuk tempayan yang airnya sering digunakan, memang tidak selalu tertutup. Oleh sebab itu, pemberian abate ini dinilainya sebagai langkah yang tepat untuk memberantas nyamuk Aedes aegypti.

 “Kami juga mendapat informasi dari para mahasiswa yang membagikan selebaran mengenai bagaimana mencegah supaya terhindar dari penyakit DBD,” pungkasnya. (din)

Berita Terkait

Baca Juga

Komentar Anda