Ponticity post authorKiwi 21 Mei 2020

Kodam XII/Tpr Dukung Pengurus Masjid Raya Mujahidin Tidak Selenggarakan Salat Id

Photo of Kodam XII/Tpr Dukung Pengurus Masjid Raya Mujahidin Tidak Selenggarakan Salat Id Kepala Penerangan Kodam XII/Tpr, Kolonel Inf Aulia Fahmi Dalimunthe, S.Sos

PONTIANAK, SP - Dalam rangka pencegahan penyebaran Covid-19, Kodam XII/Tanjungpura mendukung hasil keputusan Rapat Pengurus Masjid Mujahidin, yang mana bahwa pada tahun ini tidak akan menyelenggarakan Salat Idul Fitri 1441 Hijriyah secara berjamaah di Masjid Raya Mujahidin.

Rapat dilaksankan oleh Pengurus Masjid Mujahidin, dipimpin langsung oleh Ketua Umum Yayasan Masjid Raya Mujahidin, Prof. Dr. H Thamrin Usman DEA., pada Kamis (21/5/2020), di Ruang Rapat Masjid Mujahidin, Jalan Ahmad Yani, Kelurahan Benua Melayu Darat Kecamatan Pontianak Selatan.

Demikian disampaikan Kepala Penerangan Kodam XII/Tpr, Kolonel Inf Aulia Fahmi Dalimunthe, S.Sos., di Media Center Kodam XII/Tpr melalui rilisnya.

"Prof. Dr. H Thamrien Usman DEA Ketua Umum Yayasan Masjid Raya Mujahidin menyatakan sesuai hasil keputusan rapat menyatakan bahwa untuk Masjid Raya Mujahidin tidak akan melaksanakan Sholat Idul Fitri dan Sholat Jumat Berjamaah di akhir bulan Ramadhan tahun 2020 1441/H," kata Kapendam XII/Tpr.

Kolonel Inf Aulia Fahmi Dalimunthe, S.Sos., mengatakan, dalam hal ini Kodam XII/Tpr mendukung keputusan tersebut. Hal tersebut sesuai dengan upaya percepatan penanganan Covid-19 di Provinsi Kalbar.

"Keputusan yang diambil oleh Pengurus Masjid Raya Mujahidin juga sesuai dengan Fatwa MUI Nomor 28 Tahun 2020 tentang Panduan Kaifiat Takbir dan Shalat Idul Fitri saat Pandemi," ujarnya.

Kapendam XII/Tpr juga menghimbau kepada masyarakat untuk mendukung keputusan tersebut demi kemaslahatan bersama dalam memerangi virus corona.

"Masyarakat agar ikut serta mendukung keputusan tersebut guna mempercepat penanganan Covid-19 di Kalbar," paparnya.

Sementara itu, Kepala Pembinaan dan Mental Kodam (Kabintaldam) XII/Tanjungpura, Kolonel Inf Yogi Gunawan diwakili Kalakjarah Bintaldam XII/Tpr, Letkol Inf R.E Hasibuan, M.Ag menjadi narasumber pada dialog interaktif Derap TNI di LPP RRI Pontianak. Dialog dilaksanakan via online dari Bintaldam XII/Tpr dipandu penyiar dari studio RRI Pontianak, Jalan Sudirman, Kota Pontianak.

Dialog interaktif yang dipandu oleh Penyiar RRI, Dian Lestari mengambil tema,"Puasa Ramadan Membentuk Hamba yang Ikhlas dalam Menggapai Ridha Allah SWT". Dialog dilaksanakan melalui online.

Kalakjarah Bintaldam XII/Tpr, Letkol Inf R.E Hasibuan, M.Ag., menyampaikan puasa pada dasarnya adalah dalam rangka meningkatkan keimanan dan ketaqwaan kepada Allah SWT, termasuk ibadah puasa di bulan Ramadan. Pada mulanya perintah berpuasa terasa begitu berat dan membebani umat Muslim. Betapa tidak, mereka tidak diperbolehkan makan dan minum serta bercampur dengan isteri beberapa saat setelah
berbuka.

"Hingga akhirnya turun kembali ayat shaum yang difirmankan Allah SWT pada tahun kedua hijriyah yang merupakan bentuk kebijaksanaan Allah dalam Surah Al-Baqarah ayat 187," terangnya.

Lanjutnya menyampaikan, keistimewaan Bulan Ramadhan diceritakan, bahwa wajah Rasulullah selalu berseri-seri ketika datangnya bulan Ramadan, begitu pula para sahabat. Mereka menyambutnya dengan penuh kebahagiaan dan sebaliknya merasa sangat bersedih ketika berlalu.

Hal ini dikarenakan pada bulan Ramadhan begitu banyak kebaikan-kebaikan dan keistimewaan-keistimewaan di dalamnya.

"Bahkan Rasulullah bersabda,“Kalaulah umatku mengetahui keistimewaan bulan Ramadhan, niscaya mereka menghendaki setiap bulannya dalam setahun adalah bulan Ramadan,” katanya.

“Bagaimana tidak, pada bulan Ramadan kebaikan dari Allah SWT begitu melimpah, balasan kebajikan dilipatgandakan, pintu syurga dibuka selebar-lebarnya dan pintu neraka ditutup serapat-rapatnya, dan memberikan satu malam yang lebih baik dari 1000 bulan (malam lailatul qadar)," ujarnya.

Menurut, Letkol Inf R.E Hasibuan, M.Ag., puasa Ramadan membentuk ketaqwaan dan keikhlasan. Karena puasa Ramadan adalah ibadah Sir, dimana seorang hamba itu dilatih melaksanakan ibadah itu, semata karena allah, maka akan terbentuk ketaqwaan yang mumpuni, pengendalian diri yang mantap serta keikhlasan.

"Seorang hamba yang ikhlas akan beribadah atau berbuat kebaikan tidak lagi untuk mengharapkan kebaikan atau pujian dari manusia lainnya. Seorang hamba tersebut hanya mengharapkan kebaikan, balasan dan pujian semata dari Allah Swt. Pada akhirnya muncullah ridho Allah kepada hamba tersebut," pungkas Letkol Inf R.E Hasibuan, M.Ag. (ril/dam)

Berita Terkait

Baca Juga

Komentar Anda