PONTIANAK,SP - Badan Metereologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Supadio Pontianak mendeteksi 165 titik panas (hotspot) di beberapa daerah yang ada di Kalimantan Barat (Kalbar).
"Pemantauan ini dilakukan menggunakan sensor Visible Infrared Imaging Radiometer Suite (VIIRS) dan Moderate-resolution Imaging Spectroradiometer (MODIS), yang memungkinkan deteksi titik panas secara akurat di seluruh provinsi," kata Petugas BMKG Supadio Pontianak, Reni di Sungai Raya, Minggu (21/7/2024).
Dia menjelaskan berdasarkan data terbaru dari BMKG Supadio, titik panas terbanyak ditemukan di Kabupaten Sanggau dengan 64 titik. Kabupaten Bengkayang mengikuti dengan 31 titik, sedangkan Landak tercatat memiliki 14 titik.
Titik panas juga terpantau di Ketapang sebanyak 13 titik, Kapuas Hulu sembilan titik, dan Melawi delapan titik. Kubu Raya dan Sekadau masing-masing memiliki tujuh titik, Sintang lima titik, Sambas empat titik, dan Mempawah tiga titik.
Namun, dari informasi cuaca menunjukkan bahwa selama 24 jam terakhir, tanggal 20-21 Juni 2024 pukul 07:00 WIB, Kalbar mengalami kondisi berawan.
"Diperkirakan akan terjadi hujan dengan intensitas sedang di beberapa daerah seperti Kabupaten Sanggau, Sekadau, Landak, Melawi, Sintang, dan Kapuas Hulu. Hujan ini diharapkan dapat membantu meredakan kondisi kebakaran yang mungkin timbul akibat titik panas," tuturnya.
Dalam hal perkiraan angin, BMKG melaporkan bahwa pada ketinggian 3.000 kaki, angin umumnya bertiup dari arah Tenggara hingga Selatan dengan kecepatan mencapai 25 knot. Kecepatan angin ini dapat mempengaruhi penyebaran asap dan polutan dari kebakaran, serta mempengaruhi kondisi cuaca lokal.
BMKG juga mengingatkan masyarakat untuk tetap waspada terhadap potensi kebakaran hutan dan lahan (karhutla), terutama di wilayah yang terpantau memiliki titik panas.
Kondisi cuaca yang berawan dan hujan diharapkan dapat menurunkan risiko kebakaran, namun masyarakat diimbau untuk tidak lengah dan tetap memantau informasi terbaru mengenai cuaca dan titik panas.
Selain itu, BMKG Supadio juga mengimbau pihak-pihak terkait, seperti pemerintah daerah dan dinas terkait, untuk meningkatkan upaya pencegahan dan penanggulangan kebakaran hutan, serta memantau secara berkala titik-titik panas yang terdeteksi.
"Kolaborasi antara masyarakat, pemerintah, dan pihak terkait sangat penting untuk menjaga lingkungan dan mencegah bencana yang lebih besar," kata Reni.
Salah satu titik hotspot terbanyak di Kalbar pada pertengahan Juli 2024 ini berada di Kabupaten Sanggau yakni sebanyak 64 titik panas.
"Untuk saat ini Kabupaten Sanggau paling tertinggi titik hotspotnya, yakni sebanyak 64 titik hotspot dibandingkan kabupaten lainnya," kata Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sanggau, Budi Darmawan kepada wartawan, Minggu (21/7/2024).
Oleh karena itu, Budi pun mengimbau agar masyarakat tidak membuka lahan secara sembarangan yang dapat menyebabkan kebakaran hutan dan lahan (karhutla).
"Ikuti prosedur yang sudah ada. Sampaikan jadwal membuka lahan dengan kepala desa atau perangkat desa lainnya. Jangan dilakukan bersamaan, atur jadwal hari yang berbeda sehingga tidak menimbulkan asap. Buatkan parit-parit kecil untuk antisipasi api tidak menyebar luas ke lahan orang lain,” pungkasnya. (dit/ant)