Ponticity post authorelgiants 23 Maret 2025

Wisatawan Asing Terpukau Pesona Kulminasi Matahari Pontianak, Hari Tanpa Bayangan di Indonesia

Photo of Wisatawan Asing Terpukau Pesona Kulminasi Matahari Pontianak, Hari Tanpa Bayangan di Indonesia

PONTIANAK, SP – Fenomena kulminasi matahari atau peristiwa proses matahari melintasi garis khatulistiwa terjadi dua kali dalam setahun di Kota Pontianak, yaitu pada 21-23 Maret dan 21-23 September. Pada Maret 2025 ini, perayaan peringatan titik kulminasi terasa istimewa karena bertepatan di bulan Ramadan.

Wali Kota Pontianak, Edi Rusdi Kamtono menjelaskan bahwa terdapat berbagai agenda yang memeriahkan momen hari tanpa bayangan ini, seperti pertunjukan seni budaya dan pergelaran busana.

“Kedepan, saya berharap perayaan ini bisa lebih inovatif lagi, dikembangkan sehingga memberikan dampak ekonomi sekaligus meningkatkan jumlah wisatawan yang datang,” ujarnya usai mendirikan telur sebagai penanda puncak kulminasi di Tugu Khatulistiwa, Kecamatan Pontianak Utara, Kalimantan Barat, Sabtu (22/3/2025).

Dalam perayaan ini, tampak pula beberapa wisatawan mancanegara, di antaranya dari Republik Rakyat Tiongkok dan Norwegia. Mereka tampak terpukau saat menyaksikan perayaan pesona dan fenomena kulminasi matahari di kawasan titik nol derajat garis bujur dan garis lintang bumi tersebut.

"Meski saat Ramadan pesona kulminasi tetap kami hadirkan. Pengunjung baik dalam maupun luar hadir seperti tampak wisman dari Tiongkok dan Norwegia yang terpukau menikmati suasana di kawasan titik nol derajat garis bujur dan garis lintang bumi tersebut," ujar Edi Rusdi Kamtono.

Menurut dari data yang ada pada 2024 tercatat sebanyak 720 wisatawan baik lokal maupun mancanegara, berkunjung ke Tugu Khatulistiwa yang terletak di Jalan Khatulistiwa, Kelurahan Batu Layang, Kecamatan Pontianak Utara. Edi menilai kawasan ini memiliki potensi besar untuk terus dikembangkan, meskipun masih menghadapi kendala terkait status kepemilikan lahan.

“Sebenarnya ada potensi besar untuk dikembangkan, tetapi saat ini masih terkendala oleh kepemilikan lahan. Kami sedang berupaya untuk menguasai lahan di sekitar sini agar dapat dikembangkan menjadi destinasi wisata yang representatif dan membanggakan masyarakat Kota Pontianak,” harapnya.

Ia juga menyampaikan bahwa pihaknya terbuka terhadap ide-ide inovatif dan kreatif dari masyarakat dalam merayakan Peringatan Titik Kulminasi setiap tanggal 21 Maret dan 23 September. Ia menyambut baik kritik serta saran terkait pengemasan acara agar semakin menarik.

“Tugu Khatulistiwa merupakan ikon nasional yang menjadi kebanggaan masyarakat. Perangkat daerah terkait akan terus mendukung, didampingi oleh Dinas Kepemudaan, Olahraga, dan Pariwisata (Disporapar) Provinsi Kalbar. Kedepan, saya berharap perayaan ini bisa lebih inovatif lagi, dikembangkan sehingga memberikan dampak ekonomi sekaligus meningkatkan jumlah wisatawan yang datang,” papar dia.

Sementara itu, Sekretaris Daerah (Sekda) Provinsi Kalbar, Harisson yang ikut hadir dalam peringatan kulminasi matahari mengajak masyarakat Kota Pontianak untuk menjadikan fenomena alam titik kulminasi sebagai momentum meningkatkan rasa syukur atas keagungan Tuhan Yang Maha Esa, sekaligus menambah amal kebajikan kaum muslimin di bulan penuh berkah ini.

“Pesona Kulminasi adalah bagian dari Kalender Event Kalimantan Barat. Kami mendukung Kota Pontianak untuk menjadikan kegiatan ini sebagai daya tarik wisata edukasi serta sarana pengembangan ilmu pengetahuan,” ujarnya mewakili Gubernur Kabar.

Ia berharap infrastruktur pariwisata di kawasan Tugu Khatulistiwa dapat semakin nyaman bagi pengunjung. Harisson juga mengapresiasi Pemerintah Kota (Pemkot) Pontianak beserta perangkat daerah terkait atas terselenggaranya kegiatan ini.

“Banyak hal yang dapat dilakukan masyarakat selama kegiatan Pesona Kulminasi. Tidak hanya menyaksikan puncak hilangnya bayangan, tetapi juga tersedia berbagai ruang untuk berkegiatan,” ungkapnya.

Sebagai bentuk dukungan, Pemerintah Provinsi Kalbar menyerahkan bantuan dana senilai Rp25 juta untuk mendukung kegiatan Pesona Kulminasi. Harisson turut mengajak masyarakat untuk berpartisipasi aktif dalam memeriahkan seluruh rangkaian acara.

“Fenomena ini merupakan keunikan geografis yang menjadi daya tarik, tidak hanya bagi warga lokal, tetapi juga bagi wisatawan domestik dan mancanegara," jelasnya.

Untuk diketahui, kulminasi matahari adalah fenomena ketika matahari berada di posisi paling tinggi di langit. Kulminasi utama terjadi saat deklinasi matahari sama dengan lintang pengamat.

Kulminasi matahari di Tugu Khatulistiwa Pontianak terjadi dua kali setahun, yaitu pada 21-23 Maret dan 21-23 September. Pada saat kulminasi, matahari berada tepat di atas kepala pengamat atau titik zenit. Saat kulminasi berlangsung, bayangan benda menghilang sejenak.

Pesona kulminasi matahari ini menjadi salah satu kebanggaan Kalbar karena potensi besarnya dalam menarik wisatawan.

KEN 2025

Sebelumnya, Kepala Dinas Pariwisata, Pemuda dan Olahraga Provinsi Kalbar, Windy Prihastari sebelumnya menargetkan Festival Pesona Kulminasi Matahari di Tugu Khatulistiwa Pontianak masuk dalam Kalender Event Nasional (KEN) pada 2025.

Hal tersebut disampaikannya usai menghadiri peringatan titik kulminasi matahari di Tugu Khatulistiwa, Sabtu (21/9/2024).

"Event Pesona Kulminasi ini menjadi kebanggaan Kalbar. Kami berharap festival ini terpilih sebagai salah satu event nasional pada tahun 2025, mengingat potensi besar yang dimilikinya dalam menarik wisatawan," kata Windy.

Dia mengatakan, fenomena kulminasi matahari yang terjadi tepat pukul 11.35 WIB ini selalu menarik ribuan pengunjung setiap tahunnya.

Pada momen tersebut, matahari berada tepat di atas garis khatulistiwa, menyebabkan bayangan benda menghilang sejenak. Para pengunjung berlomba mendirikan telur sebagai tradisi perayaan kulminasi, dengan banyak di antara mereka berhasil mendirikannya dalam waktu singkat.

Kemeriahan acara semakin bertambah dengan berbagai pertunjukan pendukung, termasuk tarian tradisional, marching band pelajar, atraksi barongsai, hingga pagelaran busana. Event ini telah menjadi bagian dari kalender wisata tahunan Kalimantan Barat dan selalu diantisipasi oleh masyarakat lokal maupun wisatawan.

Windy menambahkan bahwa event ini akan dipersiapkan lebih matang dengan dukungan dari berbagai sektor agar semakin layak masuk dalam Kalender Event Nusantara pada 2025.

"Dukungan anggaran dan kolaborasi dengan berbagai pihak diperlukan untuk meningkatkan kualitas acara ini. Kami optimis Pesona Kulminasi Matahari bisa semakin dikenal dan bersaing dengan event-event besar lainnya di Indonesia," tuturnya.

Dalam laporannya, Windy juga mengungkapkan optimisme Pemprov Kalbar terhadap pertumbuhan sektor pariwisata, dengan kenaikan jumlah wisatawan yang mencapai 77 persen hingga pertengahan tahun 2024.

"Kami menargetkan 6 juta wisatawan hingga akhir tahun 2024, dan event seperti Pesona Kulminasi Matahari ini akan menjadi salah satu magnet utama untuk mencapainya," ungkap Windy. (din/ant)

Berita Terkait

Baca Juga

Komentar Anda