Ponticity post authorKiwi 27 Oktober 2020

Gubernur Kalbar Akui Dua Kali Terjangkit Covid-19, Midji Terapi Uap Minyak Kayu Putih

Photo of Gubernur Kalbar Akui Dua Kali Terjangkit Covid-19, Midji Terapi Uap Minyak Kayu Putih
Akui Khasiat

Kepala Dinas Kesehatan (Kadinskes) Provinsi Kalbar, dr Harisson menyatakan bahwa terapi uap minyak kayu putih memang dapat menghilangkan kandungan virus pada tubuh saat terpapar Covid-19. Ia kemudian langsung mempratikkan langkah-langkah terapi yang sudah dijalani oleh Gubernur Kalbar, Sutarmidji.

"Sama seperti yang Pak Gubernur sampaikan, pertama yang perlu disiapkan adalah tuangkan air panas hingga setengah gayung. Kemudian masukkan tiga tetes minyak kayu putih. Tutup permukaan gayung dengan telapak tangan. Letakan hidung dan mulut antara dua telapak tangan. Tiup uap airnya, lalu hirup dengan hidung dan mulut, selama tiga hingga 9 menit," katanya.

Harisson mengungkapkan, terapi ini bisa menjadi referensi untuk masyarakat jika ingin terhindar atau terpapar dari covid-19. Namun, tetap dengan menjaga imunitas tubuh, makan makanan bergizi, dan istirahat yang cukup

"Sebenarnya memang ada beberapa literatur herbal dengan minyak kayu putih ini. Jadi ini bisa dicoba. Kita bisa mencoba obat-obat tradisional atau obat-obat alternatif untuk mengobati atau menghilangkan kandungan virus pada saat kita terpapar covid-19 ini," ujar Kadinkes Kalbar.

Harisson juga meminta Pemerintah Kabupaten/Kota tidak melakukan penutupan Instalasi Gawat Darurat (IGD) rumah sakit. Jika ada tenaga kesehatan yang terpapar Covid-19 maka harus dilakukan disinfeksi ruangan. Kemudian tenaga kesehatan tersebut bisa digantikan oleh tenaga relawan.

Ia menambahkan sedapat mungkin pemerintah kabupaten kota harus melakukan perekrutan relawan. Sehingga pada saat tenaga kesehatan pada suatu rumah sakit terpapar. Maka bisa digantikan dengan tenaga relawan yang telah direkrut. Dengan sistem tersebut maka pelayanan kepada masyarakat tidak terputus. 

"Disinfeksi itu hanya dua sampai tiga jam, selanjutnya mereka tidak boleh tutup karena jika masyarakat membutuhkan pelayanan gawat darurat mau kemana jika di tutup," katanya.

Ia menyampaikan pelayanan IGD RSUD Dr Agoesdjam Kabupaten Ketapang seharusnya tidak boleh tutup. Meskipun ada tenaga kesehatannya yang terpapar Covid-19.  Pemerintah daerah maupun Satgas Covid-19 di Kabupaten Ketapang seharusnya langsung melakukan perekrutan tenaga relawan.

"Seharusnya jauh sebelum ini sudah mempersiapkan tenaga relawan, lalu jika ada tenaga kesehatan yang terpapar Covid-19, maka tenaga relawan ini langsung menggantikan," ungkap Harisson.

Kadinkes juga menyebutkan jika instalasi pelayanan IGD rumah sakit di tutup maka akan berdampak pada masyarakat. Sehingga hal tersebut harus di perhatikan pemerintah daerah dan Satgas Covid-19. Pemerintah daerah diminta untuk secepatnya melakukan perekrutan relawan.

"Lalu bertugas sebagai tenaga pengganti di RSUD Dr Agoesdjam, lalu IGD RSUD Dr Agoesdjam bisa melayani secepatnya," katanya.

Harisson mengungkapkan untuk Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr Soedarso memang ada beberapa tenaga kesehatan yang terpapar Covid-19. Sehingga harus dilakukan isolasi baik pada tempat yang telah disediakan. Maupun melakukan isolasi secara mandiri.

Ia menambahkan terpaparnya tenaga kesehatan maka akan mengurangi jumlah yang melayani pasien di RSUD dr Soedarso. Meskipun demikian pelayanan Instalasi Gawat Darurat (IGD) RSUD dr Soedarso tetap memberikan pelayanan 24 jam. RSUD dr Soedarso telah mengajukan tambahan tenaga relawan untuk membantu agar tetap bisa melayani masyarakat.

"RSUD dr Soedarso walaupun ada tenaga kesehatan yang terpapar Covid-19, tetap melaksanakan pelayanan, Direktur RSUD dr Soedarso mengajukan 10 dokter umum untuk pelayanan di IGD," ujarnya.

Harisson juga mengatakan, Direktur RSUD dr Soedarso telah mengajukan perekrutan sebanyak 10 dokter umum untuk pelayanan di IGD RSUD Soedaro.

Sebelumnya, RSUD Soedarso telah merekrut Relawan Covid-19 sebanyak 46 orang Perawat, 5 Orang Analis, 5 Orang Farmasi dan 14 orang Pramusaji.

Ia mengatakan memang ada beberapa tenaga kesehatan di RSUD Soedarso yang terpapar Covid-19. Sehingga harus dilakukan isolasi baik pada tempat yang telah disediakan, maupun melakukan isolasi secara mandiri.

Ia menambahkan terpaparnya tenaga kesehatan maka akan mengurangi jumlah yang melayani pasien di RSUD dr Soedarso. Sehingga direktur RSUD dr Soedarso telah mengajukan tambahan tenaga relawan untuk membantu agar tetap bisa melayani masyarakat.

"RSUD dr Soedarso walaupun ada tenaga kesehatan yang terpapar Covid-19, tetap melaksanakan pelayanan,"kata Harisson.

Mantan Kadinkes Kabupaten Kapuas Hulu ini menyampaikan pelayanan Instalasi Gawat Darurat (IGD) RSUD dr Soedarso tetap memberikan pelayanan selama 24 jam. Demikian juga seharusnya pada rumah sakit di kabupaten kota lain. Jika ada tenaga kesehatan yang terpapar Covid-19 maka harus dilakukan disinfeksi ruangan.

"Disinfeksi itu hanya dua sampai tiga jam, selanjutnya mereka tidak boleh tutup karena jika masyarakat membutuhkan pelayanan gawat darurat mau kemana jika IGD di tutup," ujarnya.

Dikatakannya sedapat mungkin Pemerintah Kabupaten/Kota harus melakukan perekrutan relawan. Sehingga pada saat tenaga kesehatan pada suatu rumah sakit terpapar. Maka bisa digantikan dengan tenaga relawan yang telah direkrut. Dengan sistem tersebut maka pelayanan kepada masyarakat tidak terputus.

"Di sisi lain, untuk saat ini ada 29 orang  terkonfirmasi covid-19 dan sedang dirawat di rumah sakit. Di Kabupaten Melawi 3  orang, Sintang 12 orang, Kota Pontianak 7 orang, Kabupaten Landak 2 orang. Kemudian Kabupaten Kayong Utara 3 orang, Kubu Raya 1 orang, dan Kabupaten Sanggau 1 orang. Adapun kasus konfirmasi sembuh sebanyak 6 orang, di Kabupaten Sintang 5 orang dan Kota Pontianak 1 orang," pungkasnya. (iat/sms/bob)

Berita Terkait

Baca Juga

Komentar Anda