Potret post authorBob 01 Desember 2025

PENTINGNYA MENGENALI LAWAN BICARA

Photo of PENTINGNYA MENGENALI LAWAN BICARA Sholihin HZ, Ketua Komisi Ukhuwah Islamiah MUI Kalimantan Barat
 
Oleh: Sholihin HZ, Ketua Komisi Ukhuwah Islamiah MUI Kalimantan Barat
 
ADA satu riwayat tentang Rasulullah Saw yang menceritakan kisah terkait judul di atas. Haditsnya cukup dikenal namun sedikit yang bisa memahaminya bahwa di dalamnya terdapat pelajaran dalam hal kita menjalin komunikasi yang interaktif.
 
Riwayat ini menceritakan tentang orang yang bertanya kepada Rasulullah Saw tentang amal apa yang paling mulia atau paling utama.
 
Kita ketahui, terkait hal yang paling utama maka jawabannya ditemukan bahwa amal yang paling utama adalah membaca Al Quran, amal yang paling utama adalah jihad fi sabilillah, amal yang utama adalah bakti kepada kedua orang tua dan sebagainya.
 
Menariknya adalah pertanyaannya hanya satu, amal apa yang paling utama? sementara jawaban yang diberikan berbeda-beda.
 
Mengapa demikian? Komunikasi yang baik adalah jika komunikasi yang terbangun antara kedua belah pihak (komunikan) memahami apa yang diutarakan bahwa penjawab memahami apa yang diutarakan si penanya.
 
Sederhananya jika penjawab menjawab tepat dengan apa yang ditanyakan berarti komunikasi keduanya saling memahami. Gus Dur (Abdurrahman Wahid) pernah membuat joke yang menyebabkan audiens terpingkal-pingkal.
 
Beliau mendeskripsikannya begini, ada tiga negara yang memiliki karakteristik sangat berbeda dalam hal ucapan dan tindakan.
 
Negeri X dikenal dengan negara yang masyarakatnya adalah kuat bekerja, giat berusaha sehingga saling liat ya bekerja sehingga kesempatan untuk berbicara-ngobrol sedikit sekali.
 
Jam dan hari-harinya diisi dengan kerja dan kerja. Tipikal masyarakat di negeri ini adalah sedikit bicara banyak kerja.
 
Karakter masyarakat di negara XX adalah masyarakatnya yang kurang gairah kerja, tidak ulet seperti halnya masyarakat di negara X.
 
Tipikal masyarakat ini adalah masyarakat yang banyak bicara sedikit kerja. Contoh sederhana adalah dari dua jam pertemuan, satu jam bekerja dan 1,5 jam ngobrol dan banyak agenda pembicaraan.
 
Sedikit bekerja banyak bicara. Unik adalah negara XXX.  Negara ini tidak termasuk dari dua pilihan negara di atas.
 
Jika negara X, sedikit bicara banyak kerja sementara negara XX sedikit kerja banyak bicara maka negara XXX ini, lain dibicarakan lain dikerjakan.
 
Konsepnya adalah apa yang menjadi tuntutan lisan dan pedoman tulisan maka itulah yang harus dikerjakan. Negara XXX ini menunjukkan tidak adanya koordinasi dan komunikasi yang efektif sehingga kecenderungan yang ada tidak terjalinnya koneksi yang bagus.
 
Rasulullah Saw adalah penyampai informasi yang paling baik dan unggul. Tidak banyak bicara tapi begitu beliau bersabda dengan pengulangan yang kadang beliau sampaikan, maka siapapun pasti akan mengerti dengan apa yang disampaikannya.
 
Atas pertanyaan sahabat yang sama dengan jawaban berbeda menunjukkan perlunya si pembicara mengetahui hal ihwal penanya atau audiens meskipun tidak maksimal.
 
Dalam rangka apa? Supaya apa yang menjadi isi komunikasi tersampaikan dengan baik dan tepat sasaran.
 
Bagi penanya pertama, amal yang paling utama? Dijawab dengan bakti kedua orang tua hal ini menunjukkan bahwa si penanya didapat Info sebagai anak yang pernah menyakiti hati orang tuanya.
 
Karenanya, amal yang paling utama untuk si penanya adalah bakti kepada kedua orang tuanya dengan harapan jawaban ini sebagai bentuk penyadaran bagi yang bersangkutan.
 
Demikian juga dengan jawaban Rasulullah Saw dengan amal yang paling utama adalah jihad fi sabilillah adalah bahwa si penanya kala diminta untuk pergi berperang, jihad fi sabilillah maka selalu ada jawaban untuk menghindar. Jawaban yang tepat untuknya adalah demikian.
 
Disinilah pentingnya seorang da'i atau pendakwah mengetahui kondisi jamaahnya apakah berpendidikan tinggi, masyarakat pekerja teknis (buruh, tukang aspal, penjual sayuran dan lainnya) atau hadir di komunitas intelektual yang faham dengan agama.
 
Memahami kondisi ini sebagai dasar bagi pendakwah agar apa yang disampaikan bisa diterima oleh hadirin atau pendengar dengan cerdas dan mudah difahami.
 
Bahasa ilmiah di perguruan tinggi tentu tidak cocok untuk disampaikan kepada khalayak ramai dengan pendidikan yang hanya pada jenjang pendidikan dasar dan menengah.
 
Bahasa kampus pasti tidak bisa diterima sepenuhnya oleh pedagang sayur, tukang becak, kuli bangunan dan sebagainya. Orang yang bijak dan cerdas orang yang tahu dengan siapa ia bicara, kapan ia harus bicara dan apa yang harus dibicarakan. (*)
Keywords

Berita Terkait

Baca Juga

Komentar Anda