PONTIANAK, SP – Pondok Pesantren Taubatan Nasuha resmi berdiri di Rumah Tahanan (Rutan) Kelas IIA Pontianak. Peresmian ini dilakukan oleh Kakanwil Dirjen Pemasyarakatan Kementerian Imigrasi dan Pemasyarakatan Provinsi Kalbar, Teguh Wibowo, Bc.IP, SH, M.Si., yang ditandai dengan Perjanjian Kerjasama yang disaksikan oleh Kakanwil Kemenag Kalbar, Dr. H. Muhajirin Yanis, M.Pd.I, Kepala Rutan Kelas IIA Pontianak, David Anderson Setiawan, Ketua Yayasan Ulul Albab Abah Kartono, serta para santri yang berasal dari narapidana.
Dalam sambutannya, Teguh Wibowo menegaskan bahwa Pondok Pesantren Taubatan Nasuha akan menjadi proyek percontohan (pilot project) bagi lembaga pemasyarakatan lainnya di Kalimantan Barat.
Ia menekankan pentingnya pembinaan spiritual bagi warga binaan agar mereka dapat melakukan introspeksi diri dan memperdalam ajaran agama sebagai bekal kehidupan setelah menyelesaikan masa tahanan.
“Pesantren ini sangat penting bagi warga binaan. Mereka dapat belajar introspeksi diri dan memahami ajaran agama sebagai pondasi utama agar menjadi pribadi yang lebih baik setelah bebas. Keberadaan pesantren ini akan membantu mereka membedakan antara yang baik dan buruk, serta menjadi jalan menuju perubahan positif. Ini adalah terobosan luar biasa dari Kepala Rutan Kelas IIA Pontianak yang mendapat dukungan penuh dari Kementerian Agama,” ujar Teguh Wibowo.
Ia juga menambahkan bahwa Pondok Pesantren Taubatan Nasuha bukan sekadar pesantren kilat, tetapi akan menjadi pesantren permanen dengan kurikulum yang sama dengan pesantren di luar lembaga pemasyarakatan.
Sementara itu, Kakanwil Kemenag Kalbar, Dr. H. Muhajirin Yanis, M.Pd.I, mengapresiasi langkah Kepala Rutan dalam memfasilitasi pendirian pesantren di dalam rutan. Ia menilai inisiatif ini sebagai langkah progresif dalam pembinaan keagamaan dan mental bagi warga binaan.
“Kedepan akan segera disesuaikan kurikulum pesantren ini dengan kebutuhan santri yang merupakan orang dewasa. Pembelajaran akan lebih fokus pada pendalaman akidah, ibadah, dan akhlak, sehingga dapat memberikan dampak positif bagi kehidupan mereka setelah bebas,” ujar Muhajirin.
Peresmian Pondok Pesantren Taubatan Nasuha dirangkai dengan peringatan Isra’ Mi’raj Nabi Muhammad SAW 1446 H, yang menghadirkan penceramah Ust. Fitrah Aulia Rahman, M.Pd.
Dalam ceramahnya, ia menekankan pentingnya ibadah shalat sebagai tiang agama dan jalan menuju perubahan diri yang lebih baik. Kegiatan ini dihadiri oleh ratusan narapidana yang antusias mengikuti acara.
Kepala Rutan Kelas IIA Pontianak, David Anderson Setiawan, berharap pondok pesantren ini menjadi program utama dalam pembentukan mental spiritual serta peningkatan pengetahuan keagamaan bagi narapidana.
“Kami ingin memastikan bahwa para narapidana mendapatkan kesempatan belajar agama secara mendalam, termasuk belajar membaca Al-Qur’an dengan baik. Kami ingin mereka memiliki bekal moral dan spiritual yang kuat setelah bebas nanti,” jelas David.
Sebagai bagian dari rangkaian acara, dilakukan penyerahan piagam dan penghargaan kepada para pemenang lomba keagamaan serta santunan kepada anak yatim dan dhuafa.
Penghargaan ini diserahkan langsung oleh Teguh Wibowo, Dr. H. Muhajirin Yanis, David Anderson Setiawan, dan Ketua Yayasan Ulul Albab, Abah Kartono.
Dengan adanya Pondok Pesantren Taubatan Nasuha, diharapkan warga binaan mendapatkan pembinaan keagamaan yang lebih baik, sehingga mereka dapat kembali ke masyarakat dengan pribadi yang lebih baik dan siap menjalani kehidupan yang lebih bermakna setelah bebas. (*)